Realitas kepemimpinan dalam islam
DISUSUN OLEH
Kelompok VIII :
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AKADEMIK
2018/2019
Kata Pengantar
Puji syukur kepada
Allah SWT karena rahmad serta hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beriring salam tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
karena beliau kita dapat merasakan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat
ini.
Ucapan terimakasih
kami sampaikan kepada semua pihak terutama dosen Pembimbing bapak Muhammad Soim
MA dan rekan-rekan yang telah berperan dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat
sebagai salah satu tugas kelompok dan pemenuhan indicator mata kuliah
Kepemimpinan Islam. Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, amin.
23-Oktober-2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
Bab
I Pendahuluan
1.
Latar
Belakang................................................................................................................ 1
2.
Rumusan
Masalah ......................................................................................................... 1
3.
Tujuan
Masalah.............................................................................................................. 1
Bab
II Pembahasan
A.
Konsep
Kepemimpinan.................................................................................................. 2
B. Kepemimpinan Dalam
Islam.......................................................................................... 4
Bab
III Penutup
1. Kesimpulan...................................................................................................................... 8
2. Saran................................................................................................................................ 9
Daftar
pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Misi utama seorang pemimpin yaitu melakukan perubahan.
Melakukan perubahan tidak mudah. Hal ini terjadi karena masyarakat memiliki
keinginan yang berlawanan arah. Pada satu sisi, mereka menginginkan perubahan
tetapi pada waktu bersamaan mereka juga ingin mempetahankan tradisinya.
Persoalan di seputar psikologis, sosiologis, budaya, dan bahkan politis
mengakibatkan seorang pemimpin mengalami kesulitan dalam melakukan perubahan.
Kesediaan berkorban bagi seorang pemimpin akan dilihat
sebagai kesungguhannya dalam berusaha meraih visi yang diinginkan. Kebanyakan
orang akan mengikuti pemimpin yang teguh pendirian, mementingkan orang banyak,
dan sanggup menanggung resiko yang diakibatkan dari keputusan yang diambilnya.
Namun pada kenyataannya, pemimpin yang mampu menunjukkan kinerja seperti itu
ternyata tidak banyak jumlahnya. Banyak pemimpin yang keberhasilannya bukan
diukur dari seberapa jauh membuat perubahan, melainkan diukur dari seberapa banyak
kesejahteraan yang diperoleh dari posisinya sebagai pemimpin.
Alasan penulis mengangkat judul Realita Kepemimpinan Dalam
Islam karena banyak terjadi pemimpin di era modern ini belum memahami betul
bagaimana realita kepemimpinan dalam islam yang telah diajarkan oleh Baginda
Rasul Muhammad SAW untuk menjadi pemimpin (Amirul Mukminin).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana realita kepemimpinan dalam
islam?
2. Apakah realita ini bisa diterapkan
di Indonesia?
3. Mengapa kita harus memahami realitas
kepemimpinan dalam islam?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan realita kepemimpinan
dalam islam
2. Penerapan realita kepemimpinan dalam
islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Kepemimpinan Dalam Islam
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan memililki berbagai implikasi sebagai berikut:
a. Kepemimpinan berarti
melibatkan orang atau pihak lain yaitu para karyawan atau bawahan yang harus
memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin.
b. Seorang pemimpin yang
efektif adalah seseorang dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk
mencapai kinerja yang memuaskan.
c. Pemimpin harus
memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab yang tulus,
pengetahuan, keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan, kepercayaan pada
diri sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi. (Mardiyah, 2012:40-41)
Berdasarkan implikasi di atas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah perilaku individu yang mengarahkan orang atau pihak lain
untuk mencapai sasaran yang memuaskan dan memberikan kontribusinya demi efektifitas
dan keberhasilan dalam membangun organisasi.
2. Model Kepemimpinan.
Mardiyah (2012:41-42) dalam bukunya Kepemimpinan Kiai dalam
Memelihara Budaya Organisasi menjelaskan bahwa ada 5 model kepemimpinan,
sebagai berikut:
a. Traits model of
leadership (1900-1950) yang lebih banyak meneliti tentang watak individu
yang melekat pada diri para pemimpin.
b. Model of situational
leadership (1970-1980) yang lebih fokus pada factor situasi sebagai variabel
penentu kemapuan kepemimpinan.
c. Model of effective
leaders (1960-1980) yang mampu menangani aspek organisasi dan manusianya
sekaligus.
d. Contingency model
(1960-1980) dianggap lebih sempurna dari pada model yang lainnya, namun belum
dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif
antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin, dan variabel situasional.
e. Model of
transformational leadership (1970-1990) Konsep ini dinilai telah
mengintegrasikan dan sekaligus menyempurnakan ide-ide yang dikembangkan dalam
model-model sebelumnya.
3. Kepemimpina Abad ke-21
a.
Kepemimpinan Transaksional
Mardiyah (2012:42-43) Kepemimpinan transaksional merupakan
suatu bentuk hubungan yang mepertukarkan jabatan atau tugas tertentu jika
bawahan mampu menyelesaikan dengan baik tugas tersebut. Jadi, kepemimpinan
transaksional menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai ekonomis
untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai dengan kontrak yang
telah mereka sepakati bersama.
Dengan demikian, proses kepemimpinan transaksional dapat
ditunjukkan melalui sejumlah dimensi perilaku, sebagai berikut:
1. Active management by
exception, terjadi jika pimpinan menetapkan sejumlah aturan yang perlu ditaati
dan secara ketat ia melakukan kontrol agar bawahan terhindar dari berbagai
kesalahan, kegagalan, dan melakukan intervensi dan koreksi untuk perbaikan.
2. Passive management by
exception, memungkinkan pemimpin hanya dapat melakukan intervensi dan koreksi
apabila masalahnya makin memburuk atau bertambah serius.
b.
Kepemimpinan Transformasional
Kemampuan transformasional merupakan kemampuan pemimpin
mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan pola kerja, nilai-nilai kerja
yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja
untuk mencapai tujuan organisasi. Artinya, sebuah proses transformasional
terjadi dalam hubungan kepemimpinan manakala pemimpin membangun kesadaran
bawahan akan pentingnya nilai kerja, meperluas dan meningkatkan kebutuhan
melampaui minat pribadi serta mendorong peruabahan tersebut ke arah kepentingan
bersama.(Mardiyah, 2012:43-44)
Proses
transformal dapat terlihat melalui sejumlah perilaku, sebagai berikut:
1. Attributed charisma;
Pemimpin yang memiliki karisma yan memperlihatkan visi, kemampuan, dan
keahliannya serta tindakan yang lebih mendahulukan kepentingan organisasi dan
kepentingan orang lain (masyarakat) daripada kepentingan pribadi.
2. Idealized influence;
Pemimpin tipe ini berupaya memengaruhi bawahannya melalui komunikasi langsung
dengan menekankan pentingnya nila-nilai, asumsi-asumsi, komitmen dan keyakinan,
serta memiliki tekad untuk mencapai tujuan dengan senantiasa mempertimbangkan
akibat-akibat moral dan etik dari setiap keputusan yang dibuat.
3. Inspirational motivation;
Pemimpin ini bertindak denagn cara memotivasi dan memberikan inspirasi kepada
bawahan melalui pemberian arti dan tantangan terhadap tugas bawahan.
4. Intellectual simulation;
Pemimpin ini mendorong bawahan untuk memikirkan kembali cara kerja dan mencari
cara-cara kerja baru dalam menyelesaikan tugasnya.
5. Individualized
consideration; Pemimpin ini memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya,
seperti memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan menghargai sikap
peduli mereka terhadap organisasi.
B. Kepemimpinan
dalam Islam
1. Pengertian Kepemimpinan dalam Islam
Kepemimpinan telah menjadi topik pembicaraan dan pembahasan
sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sejak zaman Nabi Adam as, sudah
dibutuhkan adanya pemimpin yang dapat mengatur hubungan manusia. Nabi Adam as
telah mendapat amanah dari Allah SWT sebagai khalifah atau pemimpin untuk
mengatur ekosistem alam semesta ini dengan baik. Sebagaimana dalam firman Allah
SWT:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ
إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ
يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ
لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Mardiyah (2012:48-50) Terminologi pemimpin dalam Al-Qur’an,
sebagai berikut:
a. Khalifah
Khalifah adalah seseorang yang diangkat sebagai pemimpin dan
penguasa di muka bumi untuk mengemban fungsi dan tugas-tugas tertentu dalam
kepentingan-kepentingan agama dan dunia.
b. Ulu al-Amri
Ulu al-Amri adalah pemilik kekuasaan dan pemilik hak untuk
memerintahkan sesuatu berarti yang bersangkutan memiliki kekuasaan untuk
mengatur dan mengendalikan keadaan.
c. Imam
Imam adalah setiap orang yang dapat diikuti dan ditampilkan
ke depan dalam berbagai masalah.
d. Al-Malik
Al-Malik adalah nama bagi setiap orang yang memiliki
kemampuan di bidang politik pemerintahan.
Beberapa ayat yang menjelaskan tentang sifat-sifat terpuji
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin berdasarkan perspektif al-Qur’an
meliputi:
1. Berpengetahuan luas,
kreatif inisiatif, peka, lapang dada, dan selalu tanggap (Q.S. Al-Mujadilah,
58:11)
2. Bertindak adil, jujur, dan
konsekuen (Q.S. An-Nisa, 04:58)
3. Bertanggung jawab (Q.S.
Al-An’am, 06:164)
4. Selektif terhadap informasi
(Q.S. Al-Hujarat, 49:16)
5. Senantiasa memberikan
peringatan (Q.S. Adz-Dzariyat, 51:55)
6. Mampu memberikan petunjuk
dan pengarahan (Q.S. As-Sajdah, 32:24)
7. Suka bermusyawarah (Q.S.
Ali Imran, 03:159)
8. Istiqomah dan teguh
pendirian (Q.S. Al-Ahqaf, 46:13)
9. Senang berbuat kebaikan
(Q.S. Al-Baqarah, 02:195)
10. Selalu berkeinginan meringankan beban orang lain,
lembut terhadap orang mukmin (Q.S. At-Taubah, 09:128)
11. Kreatif dan tawakkal (Q.S. Al-Qashas, 28:77)
12. Mempunyai semangat kompetitif (Q.S. Al-Baqarah,
02:148)
13. Estetik, berkepribadian baik dan berpenampilan
rapi (Q.S. Al-A’raf, 07:31)
14. Selalu harmonis dan proporsional dalam bertindak
(Q.S. Al-Baqarah, 02:190)
15. Disiplin dan produktif (Q.S. Al-Ashr, 103)
2. Kepemimpinan dalam
kepribadian Rasulullah SAW
Kartajaya dan Sula (2006:120) Dalam teori kepemimpinan Islam
juga menwarkan konsep tentang karakteristik-karakteristik seorang pemimpin
sebagaimana yang terdapat pada diri Rasulullah SAW, sebagai berikut:
a.
Siddiq, adalah sifat Rasulullah
SAW yang benar dan jujur. Seorang pemimpin harus senantiasa berperilaku benar
dan jujur dalam sepanjang kepemimpinannya, Benar dalam mengambil keputusan yang
menyangkut visi dan misi, serta efektif dan efisien dalam operasionalnya dalam
lapangan.
b. Amanah, adalah sifat Rasulullah SAW yang dapat dipercaya dan
bertanggung jawab. Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan padanya.
c Tabligh,
adalah sifat Rasulullah SAW yang komunikatif dan argumentatif. Seorang pemimpin
harus mempunyai cara penyampaian yang benar (berbobot) dan dengan tutur kata
yang tepat. Artinya, berbicara dengan orang lain dengan sesuatu yang mudah
dipahami dan diterima oleh akal.
d. Fatanah,
adalah sifat Rasulullah SAW yang memiliki intelektual, kecerdikan, dan
kebijaksanaan.Seoran pemimpin haus dapat menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan
untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat.
Bennis
(1994:39-42)
Rasulullah SAW telah mengekspresikan
sifat-sifat dasar kepemimpinan, sebagai berikut:
1.
Visioner; iasering memberikan berita gembira mengenai
kemenangan dan keberhailan yang akan diraiholeh pengikutnya di kemudian hari.
2.
Berkemauan kuat; ia tetap tabah, sabar, dan sungguh-sungguh
meskipun berbagai cara yang dilakukan musuhnya untuk menghentikan perjuangannya
namun mereka tidak pernah berhasil
3.
Integritas; ia dikenal memiliki integritas yang tinggi,
berkomitmen terhadap apa yang dikatakan dan diputukannya.
4.
Berani; kesanggupan Rasulullah SAW memikul tugas kerasulan
dengan segala resiko adalah keberanian yang luar biasa.
5.
Mendengarkan; ia mendengarkan orang-orang yang dilayani,
tetapi tidak terpenjara oleh opini publik. Rasulullah SAW sangat mengutamakan
musyawarah dalam pengambilan keputusan.
Antonio
(2007:28) Deskripsi skills Rasulullah SAW, dapat dilihat sebagai berikut:
a. Berpandangan jauh ke depan;
ketika sedang menggali parit di sekitar Kota Madinah, Rasulullah SAW “melihat”
kejayaan muslim mencapai Syam, Persia, dan Yaman.
b. Menguasai perubahan; hijarah ke Madinah merupakan suatu
perubahan yang diprakarsai Rasulullah SAW dan mampu memengaruhi peta dan arah
peradaban dunia.
c. Desain organisasi; ia mendesain bentuk
tatanan social baru di Madinah segera sesudah hijrah di kota itu. Misalnya,
mempersaudarakan muhajirin dan ansar, menyusun piagam Madianah, dan membangun
masjid dan pasar.
d. Pembelajaran antisipatoris; ia selalu mendorong
untuk belajar sepanjang hidup.
e Inisiatif; penaklukan Makkah dengan damai merupakan
bukti keberhasilan kepemimpinan Rasulullah SAW.
f. Penguasaan interdependensi; ia sering meminta
pendapat para sahabt dalam persoalan-persoalan strategis, mislanya dalam
penentuan strategi perang dan urusan soial kemasyarakatan.
g. Standar integritas yang tinggi; ia seorang yang
adil dalam memutuskan perkara, jujur, dan toleran terhadap penganut agama lain
C.
KRITERIA PEMIMPIN
Adapun kriteria pemimpin itu sendiri, yakni:
a. Pemimpin yang mukmin.
b. Tegas dalam menjalankan perintah Tuhan.
c. Takut kepada Allah swt sewaktu mengurusi orang-orang yang
dipimpinnya.
d. Tidak menzalimi siapapun.
e. Tidak memerkosa hak-hak orang lain.
f. Menegakkan dan bukan melecehkan hudud Allah swt.
g. Membahagiakan rakyatnya dengan mengharap rida Allah swt.
h. Orang kuat di sisinya menjadi lemah sehingga si lemah
dapat mengambil kembali haknya
yang direbut si kuat.
i. Orang lemah di sisinya menjadi kuat sehingga haknya dapat
terlindungi.
j. Menampakkan kepatuhan kepada Allah swt dalam menetapkan
kebijakan yang
berhubungan dengan hajat hidup orang banyak sehingga dirinya
dan orang-orang yang
dipimpinnya merasa bahagia.
k. Semua orang hidup aman dan tenteram.
l. Sangat mencintai manusia, begitu pula sebaliknya.
m. Selalu mendoakan manusia, begitu pula sebaliknya.
Kriteria di atas menjadi indikator bagi
pemimpin yang terbaik dan termulia di sisi Allah swt dan
manusia.
D.
CIRI-CIRI PEMIMPIN MENURUT ISLAM
Adapun
cirri-ciri pemimpin menurut islam adalah sebagai berikut :
1. NIAT YANG TULUS
Apabila
menerima suatu tanggung jawab, hendaklah didahului dengan niat sesuai dengan
apa yang telah Allah perintahkan. Iringi hal itu dgn mengharapkan keredhaan-Nya
sahaja. Kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan
kesempatan dan kemuliaan.
2. LAKI-LAKI
Wanita sebaiknya
tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam
bersabda,”Tidak akan beruntung kaum yang dipimpim oleh seorang wanita (Riwayat
Bukhari dari Abu Bakarah Radhiyallahu’anhu).
3. TIDAK MEMINTA JABATAN
Rasullullah
bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,”Wahai Abdul Rahman
bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika
kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul
tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan
karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim).
4. BERPEGANG DAN KONSISTEN PADA HUKUM
ALLAH
Ini salah
satu kewajiban utama seorang pemimpin.Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu
memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan
jaganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).
Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dilucutkan dari jabatannya.
Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dilucutkan dari jabatannya.
5. MEMUTUSKAN PERKARA DENGAN ADIL
Rasulullah
bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang
dengannya pada hari kiamat dengan keadaan terikat, entah ia akan diselamatkan
oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezalimannya.” (Riwayat Baihaqi
dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
6. SENANTIASA ADA KETIKA DIPERLUKAN
RAKYAT
Hendaklah
selalu membuka pintu utk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat. Rasulullah
bersabda,”Tidaklah seorg pemimpin atau pemerintah yg menutup pintunya terhadap
keperluan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit
terhadap keperluan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan
At-Tirmidzi).
7. MENASIHATI RAKYAT
Rasulullah
bersabda,”Tidaklah seorg pemimpin yg memegang urusan kaum Muslimin lalu ia
tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasihati mereka, kecuali pemimpin itu
tidak akan masuk syurga bersama mrk (rakyatnya).”
8. TIDAK MENERIMA HADIAH
Seorang
rakyat yg memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud
tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh kerena itu,
hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah
bersabda,” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat
Thabrani).
9. MENCARI PEMIMPIN YANG BAIK
Rasulullah
bersabda,”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi atau menjadikan seorang khalifah
kecuali ada bersama mereka itu golongan pembantu, yaitu pembantu yang menyuruh
kepada kebaikan dan mendorongnya kesana, dan pembantu yang menyuruh kpd
kemungkaran dan mendorongnya ke sana. Maka org yg terjaga adalah orang yang
dijaga oleh Allah,” (Riwayat Bukhari dari Abu said Radhiyallahu’anhu).
10. LEMAH LEMBUT
Doa
Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia
mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yg mengurus satu perkara
umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah
kepadanya.
11. TIDAK MERAGUKAN RAKYAT
Rasulullah
bersabda,” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan
merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).
12. TERBUKA UNTUK MENERIMA IDE &
KRITIKAN
Salah satu
prinsip Islam adalah kebebasan bersuara. Kebebasan bersuara ini adalah platform
bagi rakyat utk memberi idea atau kritikan kepada kerajaan & pemimpin agar
sma mngembling tenaga & ijtihad kearah pembentukn negara yg maju. Saidina
Abu Bakar berucap ketika dilantik menjadi khalifah, beliau menegaskan
"..saya berlaku baik, tolonglah saya, dan apabila saya berlaku buruk,
betulkn saya..", manakala Khalifah Umar prnah ditegur oleh seorang wanita
ketika memberi arahan di masjid, dan beliau menerima teguran tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemimpin adalah orang yang mendapat
amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau
mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
menyatakan bahwa dalam menjadi
pemimpin di muka bumi maka manusia harus bisa menjalankan apa yang telah
diamanatkan oleh Allah dan di setiap langkah sebagai seorang pemimpin, Allah
akan memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu berhati-hati tentang
apa yang akan dilakukan sebagai khalifah Allah di bumi.
B.
SARAN
Dalam makalah singkat ini penulis ingin menyarankan kepada
rekan mahasiswa hendaknya kita membuat tugas yang dibebankan oleh dosen
pengasuh kita yang berupa makalah khususnya mata kuliah pendidikan agama islam,
kita membuat sendiri agar kedepannya kita menjadi mahasiswa yang benar-benar
siap pakai di kalangan masyarakat maupun dunian kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar