Rabu, 25 Maret 2020

Kognisi Sosial - Makalah Psikologi Sosial


MATA PERKULIAHAN
DOSEN PEMBIMBING
PSIKOLOGI SOSIAL
Rahmah, M.Si

MAKALAH
TENTANG KOGNISI SOSIAL



Oleh :



JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019

KOGNISI SOSIAL
A.      PENGERTIAN KOGNISI SOSIAL
Kognisi sosial adalah tata cara dimana kita menginterperensikan, menganalisa, mengingat dan menggunakan informasi tentang dunia sosial. Kognisi sosial dapat terjadi secara otomatis. Contohnya, saat kita melihat dari suatu ras tertentu (China, Misalnya), kita seringkali otomatis langsung berasumsi bahwa orang tersebut memiliki ciri / sifat tertentu. Kapasitas kognitif kita juga terbatas. Selain itu terdapat suatu hubungan antara kognisi dan afekksi (bagaimana kita berpikir dan bagaimana kita merasa).
B.       SKEMA
Komponen dasar kognisi social adalah skema (schema). Skema adalah struktur mental yang membantu kita mengorganisasi informasi social dan menuntun pemrosesannya. Skema berkisar pada suatu subyek atau tema tertentu. Dalam otak kita, skema itu seperti skenario, yang memiliki alur. Skema diotak kita berbentuk berdasarkan pengalaman yang pernah kita alami sendiri atau diceritakan oleh orang lain. Contohnya, skema kita tentang McD sehingga membuat kita tahu bagaiman cara untuk makan di McD sehingga kita datang ke McD kita langsung ke kasir untuk memesan makanan. Skema yang kita miliki akan mempengaruhi sikap kita terhadap sesuatu.
Skema menimbulkan efek yang kuat terhadap 3 proses dasar : perhatian atau atensi (attention), pengkodean (encoding), dan mengingat kembali (retrieval). Skema

terbukti berpengaruh terhadap semua aspek dasar kognisi social (Wyer &  Srull, 1994). Dalam hubungannya dengan atensi, skema seringkali berperan sebagai penyaring : informasi yang konsisten dengan skema lebih diperhatikan dan lebih mungkin untuk masuk kedalam kesadaran kita. Informasi yang tidak cocok dengan skema kita seringkali diabaikan (Fiske, 1993).
Skema juga memiliki kelemahan (segi negative). Skema mempengaruhi apa yang kita perhatikan, apa yang masuk dalam ingatan kita dan apa yang kita ingat, sehingga terjadi distorsi pada pemahaman kita terhadap dunia social.
Contoh efek bertahan, ketika kita gagal kita berusaha meghibur diri kita sendiri dengan kata. “kamu hebat kok, ini karena pertandingan yang tidak adil”, dsb.
C.      HEURISTIC
Kejenuhan (information overloaded) adalah suatu keadaan di mana pengolahan informasi kita telah berada di luar kapasitas kemampuan yang sesungguhnya sehingga menuntut system kognitif yang lebih besar daripada yang bisa diolah. Berbagai strategi untuk melebarkan kapasitas kognitif harus memenuhi 2 persyaratan, yaitu : harus menyediakan cara yang cepat dan sederhana untuk dapat mengolah informasi sosial dalam jumlah yang banyak dan harus dapat digunakan --- harus berhasil. Heuristic ada 2 macam :
a.       Heuristic Keterwakilan (heuristic representativeness) yaitu sebuah strategi untuk membuat penilaian berdasarkan pada sejauh mana stimuli atau peristiwa tersebut mempunyai kemiripan dengan stimuli atau kategori yang lain. Contoh : kita mengenal Ratna sebagai pribadi yang teratur, Ramah,

b.      Rapi, memiliki perpustakaan di rumahnya dan sedikit pemalu. Namun kita tidak mengetahui pekerjaannya, mungkin kita langsung mengenalnya sebagai pustakawan.
c.         Heuristic Ketersediaan (availability heuristic) yaitu sebuah strategi untuk membuat keputusan berdasarkan seberapa mudah suatu informasi yang spesifik dapat dimunculkan dalam bentuk kita. Heuristic ini dapat mengarahkan kita untuk melebih-lebihkan kemungkinan munculnya peristiwa dramatis, namun jarang, karena peristiwa itu mudah masuk ke pikiran kita. Contoh : banyak orang merasa lebih takut tewas dalam kecelakaan pesawat daripada kecelakaan di darat. Hal ini karena fakta bahwa kecelakaan pesawat jauh lebih dramatis dan menyedot lebih banyak perhatian media. Akibatnya, kecelakaan pesawat lebih mudah terpikir sehingga berpengaruh lebih kuat dalam penilaian individu. Heuristic ini berhubungan dengan proses pemaparan awal (priming) --- meningkatnya ketersediaan informasi sebagai hasil dari sering hadirnya rangsangan atau peristiwa-peristiwa khusus.
Cara lainnya adalah dengan pemrosesan otomatis () yang terjadi ketika, setelah berpengalaman melakukan suatu tugas atau mengolah suatu infomasi tertentu yang seakan tanpa perlu usaha yang besar, secara otomatis dan tidak disadari. Contohnya : saat pertama kali belajar sepeda, kita memerlukan perhatikan khusus dalam megendarainya. Seiring dengan berkembangnya keahlian bersepeda kita, kita

dapat melakukan tugas-tugas lain seperti berbicara sambil bersepeda. Begitu teraktivasi, skema dapat menimbulkan efek perilaku yang otomatis.
D.      SUMBER YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KESALAHAN DALAM KOGNISI SOSIAL
a.       Bias Negativitas, yaitu kecenderungan memberikan perhatian lebih ada informasi yang negative. Dibandingkan dengan informasi positif, satu saja diberitahu bahwa dosen yang akan mengajar nanti adalah orang yang pintar, masih muda, ramah, baik hati, cantik, namun diduga terlibat skandal seks, bias negative menyebabkan kita justru terpaku pada hal yang negative dan mengabaikan hal-hal positif.
b.      Bias Optimistic, yaitu suatu prediposisi untuk mengharapkan agar segala suatu dapat berakhir baik. Kebanyakan orang percaya bahwa mereka memiliki kemungkinan yang lebih besar dari orang lain untuk megalami peristiwa negative dan kemungkinan lebih kecil untuk mengalamai peristiwa negative.
c.       Kerugian yang mungkin terjadi akibat terlalu banyak berfikir. Terkadang terlalu banyak berpikir dapat menyeret kita ke dalam kesulitan kognoitif yang serius. Mencoba berpikir sistematis dan rasional mengenai hal-hal penting adalah penting.
d.      Pemikiran konterfaktual, yaitu memikirkan sesuatu yang berlawanan dari keadaan sekarang. Efek dari memikirkan “apa yang akan terjadi seandainya…”. Contoh : ketika selamat dari kecelakaan pesawat. Andi justru

e.       memikirkan, “bagaimana bila saya tidak langsung terjun tadi, saya sudah mati pastinya, lalu bagaimana nasib keluarga saya sepeninggalan saya?”,  dsb. Pemikiran konterfaktual dapat secara kuat berpengaruh terhadap afeksi kita. Inaction inertia --- kelambanan apatis --- muncul ketikan individu memutuskan untuk tidak melakukan sesuatu sehingga kehilangan  kesempatan untuk mendapatkan hasil yang positif.
f.        Pemikiran magis, yaitu berfikir dengan melibatkan asumsi yang tidak didasari alasan yang rasional. Contoh : supaya ujian lalu, Raju berdoa banyak-banyak dan memakai banyak cincin.
g.      Menekan Pemikiran, yaitu usaha untuk mencegah pikiran-pikiran tertentu memasuki alam kesadaran.
E.       AFEKSI DAN KOGNISI
Perasaan kita dan suasana hati memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa aspek kognisi dan kognisi juga berperan kuat pada perasaan dan suasana hati kita. Suasana hati saat ini dapat secara kuat mempengaruhi reaksi kita terhadap rangsangan yang baru pertama kali kita temui. Contoh : ketika kita sedang  bergembira dan berkenalan dengan orang baru, penilaian kita terhadap orang tersebut pastinya lebih baik dibanding saat kita berkenalan dengannya ketika kita bersedih.
Pengaruh afek lainnya adalah pengaruh pada ingatan. Ingatan yang bergantung pada suasana hati (mood-dependent memory) yaitu apa yang kita ingat saat berada dalam suasana hati tertentu, sebagian besar ditentukan oleh apa yang kita pelajari sebelumnya ketika kita berada dalam suasana hati tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar