|
MATA PERKULIAHAN
|
DOSEN PEMBIMBING
|
|
PSIKOLOGI SOSIAL
|
Rahmah, M.Si
|
MAKALAH
TENTANG
KOGNISI SOSIAL
Oleh :
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
KOGNISI SOSIAL
A.
PENGERTIAN
KOGNISI SOSIAL
Kognisi sosial adalah tata cara
dimana kita menginterperensikan, menganalisa, mengingat dan menggunakan
informasi tentang dunia sosial. Kognisi sosial dapat terjadi secara otomatis.
Contohnya, saat kita melihat dari suatu ras tertentu (China, Misalnya), kita
seringkali otomatis langsung berasumsi bahwa orang tersebut memiliki ciri /
sifat tertentu. Kapasitas kognitif kita juga terbatas. Selain itu terdapat
suatu hubungan antara kognisi dan afekksi (bagaimana kita berpikir dan
bagaimana kita merasa).
B.
SKEMA
Komponen dasar kognisi social adalah
skema (schema). Skema adalah struktur
mental yang membantu kita mengorganisasi informasi social dan menuntun
pemrosesannya. Skema berkisar pada suatu subyek atau tema tertentu. Dalam otak
kita, skema itu seperti skenario, yang memiliki alur. Skema diotak kita berbentuk
berdasarkan pengalaman yang pernah kita alami sendiri atau diceritakan oleh
orang lain. Contohnya, skema kita tentang McD sehingga membuat kita tahu
bagaiman cara untuk makan di McD sehingga kita datang ke McD kita langsung ke
kasir untuk memesan makanan. Skema yang kita miliki akan mempengaruhi sikap
kita terhadap sesuatu.
Skema menimbulkan efek yang kuat
terhadap 3 proses dasar : perhatian atau atensi (attention), pengkodean (encoding),
dan mengingat kembali (retrieval).
Skema
terbukti berpengaruh terhadap semua aspek dasar
kognisi social (Wyer & Srull, 1994).
Dalam hubungannya dengan atensi, skema seringkali berperan sebagai penyaring :
informasi yang konsisten dengan skema lebih diperhatikan dan lebih mungkin
untuk masuk kedalam kesadaran kita. Informasi yang tidak cocok dengan skema
kita seringkali diabaikan (Fiske, 1993).
Skema juga memiliki kelemahan (segi
negative). Skema mempengaruhi apa yang kita perhatikan, apa yang masuk dalam
ingatan kita dan apa yang kita ingat, sehingga terjadi distorsi pada pemahaman
kita terhadap dunia social.
Contoh efek bertahan, ketika kita
gagal kita berusaha meghibur diri kita sendiri dengan kata. “kamu hebat kok,
ini karena pertandingan yang tidak adil”, dsb.
C.
HEURISTIC
Kejenuhan (information overloaded) adalah suatu keadaan di mana pengolahan
informasi kita telah berada di luar kapasitas kemampuan yang sesungguhnya
sehingga menuntut system kognitif yang lebih besar daripada yang bisa diolah.
Berbagai strategi untuk melebarkan kapasitas kognitif harus memenuhi 2
persyaratan, yaitu : harus menyediakan cara yang cepat dan sederhana untuk
dapat mengolah informasi sosial dalam jumlah yang banyak dan harus dapat
digunakan --- harus berhasil. Heuristic ada 2 macam :
a. Heuristic
Keterwakilan (heuristic
representativeness) yaitu sebuah strategi untuk membuat penilaian
berdasarkan pada sejauh mana stimuli atau peristiwa tersebut mempunyai
kemiripan dengan stimuli atau kategori yang lain. Contoh : kita mengenal Ratna
sebagai pribadi yang teratur, Ramah,
b. Rapi,
memiliki perpustakaan di rumahnya dan sedikit pemalu. Namun kita tidak
mengetahui pekerjaannya, mungkin kita langsung mengenalnya sebagai pustakawan.
c.
Heuristic
Ketersediaan (availability heuristic)
yaitu sebuah strategi untuk membuat keputusan berdasarkan seberapa mudah suatu
informasi yang spesifik dapat dimunculkan dalam bentuk kita. Heuristic ini
dapat mengarahkan kita untuk melebih-lebihkan kemungkinan munculnya peristiwa
dramatis, namun jarang, karena peristiwa itu mudah masuk ke pikiran kita.
Contoh : banyak orang merasa lebih takut tewas dalam kecelakaan pesawat
daripada kecelakaan di darat. Hal ini karena fakta bahwa kecelakaan pesawat
jauh lebih dramatis dan menyedot lebih banyak perhatian media. Akibatnya,
kecelakaan pesawat lebih mudah terpikir sehingga berpengaruh lebih kuat dalam
penilaian individu. Heuristic ini berhubungan dengan proses pemaparan awal (priming) --- meningkatnya ketersediaan
informasi sebagai hasil dari sering hadirnya rangsangan atau peristiwa-peristiwa
khusus.
Cara lainnya adalah dengan pemrosesan
otomatis () yang terjadi ketika, setelah berpengalaman melakukan suatu tugas
atau mengolah suatu infomasi tertentu yang seakan tanpa perlu usaha yang besar,
secara otomatis dan tidak disadari. Contohnya : saat pertama kali belajar
sepeda, kita memerlukan perhatikan khusus dalam megendarainya. Seiring dengan
berkembangnya keahlian bersepeda kita, kita
dapat melakukan tugas-tugas lain seperti berbicara
sambil bersepeda. Begitu teraktivasi, skema dapat menimbulkan efek perilaku
yang otomatis.
D.
SUMBER
YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KESALAHAN DALAM KOGNISI SOSIAL
a. Bias
Negativitas, yaitu kecenderungan memberikan perhatian lebih ada informasi yang
negative. Dibandingkan dengan informasi positif, satu saja diberitahu bahwa
dosen yang akan mengajar nanti adalah orang yang pintar, masih muda, ramah,
baik hati, cantik, namun diduga terlibat skandal seks, bias negative
menyebabkan kita justru terpaku pada hal yang negative dan mengabaikan hal-hal
positif.
b. Bias
Optimistic, yaitu suatu prediposisi untuk mengharapkan agar segala suatu dapat
berakhir baik. Kebanyakan orang percaya bahwa mereka memiliki kemungkinan yang
lebih besar dari orang lain untuk megalami peristiwa negative dan kemungkinan
lebih kecil untuk mengalamai peristiwa negative.
c. Kerugian
yang mungkin terjadi akibat terlalu banyak berfikir. Terkadang terlalu banyak
berpikir dapat menyeret kita ke dalam kesulitan kognoitif yang serius. Mencoba
berpikir sistematis dan rasional mengenai hal-hal penting adalah penting.
d. Pemikiran
konterfaktual, yaitu memikirkan sesuatu yang berlawanan dari keadaan sekarang.
Efek dari memikirkan “apa yang akan terjadi seandainya…”. Contoh : ketika
selamat dari kecelakaan pesawat. Andi justru
e. memikirkan,
“bagaimana bila saya tidak langsung terjun tadi, saya sudah mati pastinya, lalu
bagaimana nasib keluarga saya sepeninggalan saya?”, dsb. Pemikiran konterfaktual dapat secara kuat
berpengaruh terhadap afeksi kita. Inaction inertia --- kelambanan apatis ---
muncul ketikan individu memutuskan untuk tidak melakukan sesuatu sehingga
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
hasil yang positif.
f.
Pemikiran magis,
yaitu berfikir dengan melibatkan asumsi yang tidak didasari alasan yang
rasional. Contoh : supaya ujian lalu, Raju berdoa banyak-banyak dan memakai
banyak cincin.
g. Menekan
Pemikiran, yaitu usaha untuk mencegah pikiran-pikiran tertentu memasuki alam
kesadaran.
E.
AFEKSI
DAN KOGNISI
Perasaan kita dan suasana hati
memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa aspek kognisi dan kognisi juga
berperan kuat pada perasaan dan suasana hati kita. Suasana hati saat ini dapat
secara kuat mempengaruhi reaksi kita terhadap rangsangan yang baru pertama kali
kita temui. Contoh : ketika kita sedang
bergembira dan berkenalan dengan orang baru, penilaian kita terhadap
orang tersebut pastinya lebih baik dibanding saat kita berkenalan dengannya
ketika kita bersedih.
Pengaruh afek lainnya adalah pengaruh
pada ingatan. Ingatan yang bergantung pada suasana hati (mood-dependent memory)
yaitu apa yang kita ingat saat berada dalam suasana hati tertentu, sebagian
besar ditentukan oleh apa yang kita pelajari sebelumnya ketika kita berada
dalam suasana hati tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar