MATA PERKULIAHAN
|
DOSEN
PEMBIMBING
|
KEPEMIMPINAN
ISLAM
|
M. Soim, MA
|
MAKALAH
KEPEMIMPINAN
OTORITER

Oleh
Kelompok 8 :
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI
SULTAN SYARIF
KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri.
Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan
lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan
kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati
& menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur
adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk tuhan yang paling tinggi disbanding
makhluk tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan
social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok danlingkungan
dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik &
sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan
agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah
yang dapat di rumuskan dari latar belakang masalah yaitu :
a) Bagaimana gaya kepemimpinan otoriter ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah Bahasa Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dibuatnya
makalah ini adalah :
a) Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan.
b) Mengetahui adanya berbagai macam
tipe kepemimpinan.
c) Mengetahui bagaimana untuk menjadi
seorang pemimpin yang baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di
lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering
kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata
tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang
Pemimpin, beberapa diantaranya :
a) Menurut Drs. H.
Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
b) Menurut Robert
Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
c) Menurut Prof.
Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang
baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia
sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
Sedangakn menurut Pancasila,
Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan
membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan
Pancasila adalah :
a) Ing Ngarsa Sung Tuladha :
Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola
anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
b) Ing Madya Mangun Karsa :
Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada
orang – orang yang dibimbingnya.
c) Tut Wuri Handayani :
Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di
depan dan sanggup bertanggung jawab.
2.2 Jenis-Jenis Kepemimpinan
a) Gaya
Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian Adalah gaya pemimpin yang memusatkan
segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang
otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah
diberikan.
b) Gaya
Kepemimpinan Demokratis / Democratic Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya
pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam
gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
c) Gaya Kepemimpinan Bebas /Laissez
faire Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi.
2.3 Ciri Seorang Pemimpin
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Banyak yang mencela
walaupun sudah banyak upaya dilakukan. Tidak hanya orang lain, bahkan oleh
anggota timnya sendiri.
Lantas, seperti apa pemimpin yang baik itu. 10 Ciri pemimpin
yang baik berikut akan memberikan sedikit gambaran kepada Anda semua, bagaimana
harapannya seorang pemimpin akan menjadi lebih baik.
2.4 Fungsi dan Tanggung Jawab Seorang
Pemimpin
Fungsi utama seorang pemimpin menurut Davis Krench dan Richard
S. Krutchfield sebagai berikut :
a) Perencana
b) Pelaksana
c) penyusun kebijakan
d) tenaga ahli
e) wakil kelompok luar
f) pengawas dan
pengendali pertalian-pertalian di dalam kelompoknya
g) pelaksana hukuman dan
pujian
h) pelerai bawahannya yang
bersengketa
i) suri teladan
bawahannya
j) lambang suatu
kelompok
k) penanggung jawab
l) tokoh bapak
m) kambing hitam
n) pecinta ideologi bagi
kelompoknya
Tanggung jawab seorang pemimpin terdiri dari 2 tahap, yaitu :
a) kewajiban untuk
menyelesaikan tugas
b) mempertanggungjawabkan kepada atasan atau
kepada orang yang mendelegasikan wewenang mengenai hasil yang telah dicapai.
BAB III
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling
tua dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan
di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap
ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa
tunggal.Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak
yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah.Kedudukan bawahan
semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak
pimpinan.Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan dengan
bawahannya.Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga dianggap tidak
mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.Perintah pemimpin sebagai atasan tidak
boleh dibantah, karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling
benar.Pemimpin sebagai penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh karena
itu tidak ada pilihan lain, selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan
sang pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan untuk menekan bawahan, dengan
mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama.Pemimpin menilai
kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang bersifat kaku.
Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam pemerintahan Kerajaan
Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau ketentuan
hukum yang mengikat. Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam kepemimpinan
pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman dengan Hitler
sebagai pemimpin yang otoriter.
Kelebihan gaya
kepemimpinan Diktator :
a) Keputusan dapat diambil secara cepat
b) Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan gaya
kepemimpinan Diktator:
a) Keberhasilan yang
dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap atasannya dan bukan atas dasar
keyakinan bersama.
b) Disiplin yang terwujud
selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan hukuman yang keras bahkan
pemecatan.
c) Pemimpin yang
diktator tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
d) Setiap perbedaan diantara
anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau
pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
e) Inisiatif dan daya
pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya.
f) Pengawasan
bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah
yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
g) Mereka melaksanakan
inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap tidak taat
kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat,
dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya,
dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
h) Kekuasaan berlebih ini
dapat menimbulkan sikap menyerah tanpaØ kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan
perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara
memimpinnya menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang
pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan
menganggap mereka itu sebagai bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak
diperlakukan sebagaimana manusia. Bawahan hanya menurut dan menjalankan
perintah atasannya serta tidak boleh membantah, karena pimpinan tidak mau
menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan otokratis adalah
kepemimpinan yang sama dengan tipe otoriter, yang mana dari kepemimpinan ini,
bawahan tidak berhak menyampaikan saran, pendapat, dan kritik. Dalam
kepemimpinan ini seorang pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang
memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak buah sesuai dengan kehendaknya.
Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang
berkuasa, yang berhak menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil keputusan
terhadap suatu permasalahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini hanya dibatasi
dengan undang-undang saja.
4.2 Saran
Penulis bersedia menerima kritik dan saran
yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut
sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari.
Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar