FERTILITAS PENDUDUK
Dosen Pembimbing : Zulhafizh, M.Pd.
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Ilmu Kependudukan
OLEH:
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2019/2020
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Ilmu
Kependudukan dengan judul "Kemiskinan" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah
selanjutnya.
Pekanbaru, 04 September 2019
Kelompok 4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar
Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 4
A.
PENGERTIAN........................................................................................... 4
B.
KONSEP-KONSEP FERTILITAS.......................................................... 4
C.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
FERTILITAS............................................................................................. 5
D.
STUDI PERBEDAAN FERTILITAS DI INDONESIA......................... 9
E.
UKURAN DASAR FERTILITAS.......................................................... 11
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 20
A.
KESIMPULAN........................................................................................ 20
B.
SARAN...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULAN
A.
LATAR BELAKANG
Penduduk
merupakan sekumpulan orang-orang yang telah lama menempati suatu daerah.
Kepadatan penduduk dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk untuk setiap satu
kilometer persegi. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah
penduduk di suatu daerah dengan luas daerah yang ditempati. Jumlah penduduk di
suatu daerah atau negara mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini
disebut dinamika penduduk. Perubahan penduduk ini dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan
penduduk dikatakan meningkat bila kelahiran lebih tinggi daripada
kematian.
Di
indonesia, dari tahun 1930 hingga tahun 1980 tingkat pertumbuan penduduk terus
meningkat. Tingginya tingkat pertumbuhan tersebut karena selisih antara tingkat
kelahiran dan kematian semakin besar. Hal ini disebabkan karena lebih cepatnya
penurunan tingkat kematian dibandingkan dengan tingkat kelahiran. Komposisi penduduk
menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk
menurut karakteristik yang sama. Beragam pengelompokan dapat dibuat seperti
atas dasar etnis, agama, kewarganegaraan, bahasa, pendidikan yang disesuaikan,
umur, jenis kelamin, dan golongan pendapatan. Adakalanya istilah tertentu digunakan
untuk komposisi atas dasar karakteristik tertentu misalnya, struktur penduduk
dan piramida penduduk bagi komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin,
dan distribusi penduduk bagi komposisi penduduk menurut geografis tempat
tinggal.
Jumlah
penduduk selalu bertambah menimbulkan kepadatan populasi terus meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada daya dukung
lingkungan. Daya dukung lingkungan yang terbatas
menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya alam. Terjadinya
pencemaran, dan timbul persaingan untuk mendapatkan sumber daya alam. Selain itu pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa
diikuti pertumbuhan ekonomi yang seimbang sering kali hanya menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas rendah. Oleh karena
itu diperlukan upaya untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Agar permasalahan yang timbul dapat ditekan serendah mungkin. Memang
semakin padat suatu daerah tidak bisa menjadi tolak ukur
pasti mengenai kesehatan penduduknya. Karena hal tersebut
kembali lagi kepada kesadaran penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Apabila
mereka memiliki kesadaran yang tinggi mengenai lingkungan, tentu masalah padat
penduduk dengan kesehatan akan bisa diatasi. Tetapi sebaliknya, apabila
kesadaran mengenai lingkungan masih rendah, maka penyakit pun siap menghampiri.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan fertilitas?
2.
Apa saja konsep-konsep dari fertilitas?
3.
Apa saja
faktor-faktor dari fertilitas?
4.
Bagaimana
ukuran dasar dari fertilitas?
C.
Tujuan
1.
Memahami
definisi dari fertilitas.
2.
Memahami konsep-konsep dari fertilitas.
3.
Mengetahui faktor-faktor dari fertilitas.
4.
Memahami ukuran dasar dari fertilitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Fertilitas ialah suatu istilah yang dipergunakan didalam demografi
untuk menggambarkan jumlah anak yang benar-benar dilahirkan hidup. Istilah
tersebut kadang-kadang dipergunakan berlawanan dengan penggunaan biasa, yang
berarti hasil reproduktif sebenarnya, dan bukan hasil reproduksi yang mungkin
terjadi. Fertilitas ialah suatu ukuran yang diterapkan untuk mengukur hasil
reproduktif wanita yang diperoleh dari data statistik jumlah kelahiran hidup.[1]
Menurut Sri Hardjati Hatmadji dalam buku “Dasar-Dasar Demografi”, fertilitas sebagai istilah demografi
diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau
sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi
yang lahir hidup.[2]
B.
KONSEP-KONSEP FERTILITAS
1.
Lahir Hidup (Live Birth)
Menurut
UN dan WHO , adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya
kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas,
ada denyut jantungya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot.
2.
Lahir Mati (Still Birth)
Adalah
kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu,
tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
3.
Abortus
Kematian
bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. Ada dua macam
Abortus: disengaja (induced) dan
tidak disengaja (spontantaneous).
Induced abortion dapat:
a.
Berdasar alasan medis, misalnya: karena mempunyai penyakit jantung
yang berat sehingga membahayakan jiwa si ibu.
b.
Tidak berdasarkan alasan medis.
4.
Masa Reproduksi (Childbearing
Age):
Masa dimana wanita mampu melahirkan, yang disebut juga usia subur
(15-49th).
C.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi
fertilitas yang ditulis oleh Hadmadji dalam buku “Dasar-Dasar Demografi”[3]
1.
Menurut Kingsley Davis & Judith Blake
Tiga tahap penting dari proses reproduksi
adalah :
a.
Tahap hubungan kelamin (intercourse)
b.
Tahap konsepsi (conseption)
c.
Tahap kehamilan (gestation )
Faktor-faktor sosial ,ekonomi dan budaya yang mempengaruhi
fertilitas akan melalui faktor-faktor yang langsung ada kaitannya dengan ketiga
tahap reproduksi di atas. Faktor-faktor yang langsung mempunyai kaitan dengan
ketiga tahap disebut ‘VARIABLE ANTARA’
Davis dan Blake menyebutkan 11 variabel antara yang dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Enam (6) ‘intercourse
variables’ yaitu faktor – faktor yang mempengaruhi hubungan kelamin (intercourse) yaitu :
1)
Umur memulai hubungan kelamin.
2)
Selibat permanent : proporsi wanita yang tak pernah mengadakan
hubungan kelamin.
3)
Lamanya berstatus kawin.
4)
Abstinensia sukarela.
5)
Abstinensia terpaksa ( misal : sakit, berpisah sementara ).
6)
Frekuensi senggama.
b.
Tiga (3) ‘conception variable’ yaitu faktor – faktor
yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya konsepsi (conception ) .
7)
Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang tidak
disengaja.
8)
Pemakaian kontrasepsi.
9)
Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang disengaja
(misal: sterilisasi ).
c.
Dua (2) “gestation variable”
yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan.
10)
Mortalitas janin karena sebab-sebab yang tidak disengaja.
11)
Mortalitas janin karena sebab-sebab yang disengaja.
2.
Menurut Ronald Freedman
‘Intermediate variable’
sangat erat hubungannya dengan norma – norma sosial/masyarakat.
Jadi pada akhirnya perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh norma yang ada.
DIAGRAM
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS OLEH RONALD FREEDMAN

3. Menurut H. Leibenstein :
Anak dilihat dari 2 segi yaitu : segi kegunaan (utility) dan biaya (cost) . Kegunaannya ialah memberikan kepuasan, dapat memberikan
balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan
sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depan. Sedangkan pengeluaran
untuk membesarkan anak adalah biaya dari mempunyai anak tersebut.
Apabila ada kenaikan pendapatan, aspirasi orang tua akan berubah.
Orang tua mengingikan anak dengan kualitas yang baik. Ini berarti biaya (cost) nya naik. Sedangkan kegunaannya
turun sebab walaupun anak masih memberikan kepuasan akan tetapi balas jasa
ekonominya turun. Disamping itu orang tua juga tak tergantung dari sumbangan anak. Jadi biaya
membesarkan anak lebih besar daripada kegunaannya. Hal ini mengakibatkan ‘demand’
terhadap anak menurun atau dengan kata lain fertilitas turun.
4.
Menurut Gary Becker
Ia menganggap anak sebagai barang konsumsi tahan lama (durable golds). Orang tua mempunyai
pilihan antara kuantitas dan kualitas anak. Kualitas diartikan pengeluaran (biaya) rata-rata untuk anak oleh suatu
keluarga yang didasarkan atas 2 asumsi :
a.
Selera orang tua tidak berubah.
b.
Harga anak dan barang-barang konsumsi lainnya tidak dipengaruhi
keputusan rumah tangga untuk berkonsumsi.
D.
STUDI PERBEDAAN FERTILITAS DI INDONESIA
Ada beberapa faktor penentu dalam studi perbedaan
fertilitas di Indonesia, antara lain[4] (Hadmadji, 1981: 80-82):
1.
Tempat tinggal wanita pada saat pencacahan.
Pengamatan terhadap
perbedaan fertilitas menurut tempat tinggal (kota-pedesaan) ,
menunjukkan bahwa fertilitas di daerah kota sedikit lebih tinggi daripada di
pedesaan.
Gavisn Jones
et. Al., memberikan ulasan mengenai
tingginya tingkat fertilitas di kota mungkin disebabkan oleh tingginya tingkat
‘memory lapse ’ wanita pedesan
dibandingkan wanita yang tinggal di daerah kota .
Harijati
Hatmadji et. Al., sebaliknya
mempunyai pendapat bahwa fertilitas di jawa-pedesaan memang sedikit lebih
tinggi daripada di jawa-kota.
Mengingat perbedaannya hanya sedikit ini mungkin disebabkan oleh
konsep urban/rural yang dipakai. Konsep tersebut lebih menekankan pada fasilitas fisik di suatu daerah daripada
cara hidup penduduk yang tinggal di daerah tersebut.
2.
Tingkat pendidikan
Pengaruh pendidikan terhadap fertilitas tidak tepat seperti yang
diperkirakan, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
wanita, makin rendah fertilitasnya.
Bondan
Supraptilah et. Al., Dengan
menggunakan data Survey Fertilitas Mortalitas Indonesia melaporkan bahwa
hubungan antara tingkat pendidikan dan fertilitas berbeda dari satu daerah ke
daerah lain . Misalnya : Di pedesaan di Jawa Barat dan Sulawesi serta daerah kota di Jawa tengah hubungan
tersebut berbentuk U terbalik. Sebaliknya hubungan berbentuk U terdapat di
daerah kota di Sulawesi dan perdesaan di Jawa Tengah .
3.
Umur Perkawinan Pertama
Sejalan dengan pemikiran bahwa makin muda seseorang melakukan
perkawinan makin panjang masa reproduksinya maka dapat diharapkan makin muda
seseorang melangsungkan perkawinannya makin banyak pula anak yang dilahirkan,
jadi hubungan antara umur perkawinan dan
fertilitas negative. Hipotesa ini mendapat dukungan peneliti-peneliti dalam
penemuan atas studi-studinya.
4.
Pengalaman Bekerja
Ukuran yang dipakai untuk factor pengalaman bekerja berbeda-beda misal
: jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, status pekerjaan, kegiatan yang biasanya
dilakukan (usual activity).
Menurut Iskandar dengan
studinya berdasarkan sensus penduduk 1971 serta Harijati Hatmadji et. Al., dengan memakai data SUPAS II melaporkan
bahwa wanita yang mengurus rumah tangga saja cenderung memiliki anak lebih
banyak sedangkan wanita yang bekerja mempunyai anak lebih sedikit. Penggolongan
yang mereka lakukan atas kegiatan yang biasanya dilakukan adalah wanita yang bekerja, mencari
pekerjaan, dan mengurus rumah tangga. Selanjutnya Harijati Hatmadji menambahkan
bahwa perbedaan jumlah anak yang dilahirkan antara wanita yang bekerja dan yang
mengurus rumah tangga lebih besar di kota daripada di pedesaan.
E.
UKURAN DASAR FERTILITAS
Ukuran fertilitas dibagi menjadi dua
pengukuran:
a.
Pengukuran Fertilitas Tahunan
Pengukuran fertilitas tahunan hampir sama
dengan pengukuran mortalitas. Pengukuran fertilitas tahunan meliputi:
1.
Angka Kelahiran Kasar (Crude
Birth Rate)
Angka kelahiran
kasar yaitu jumlah kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu per 1000 penduduk
pada pertengahan tahun dan merupakan ukuran fertilitas yang paling sederhana
karena data yang diperlukan hanya jumlah kelahiran dan dan jumlah seluruh
penduduk.
Rumus:
di mana :
CBR = Crude Bride Rate atau Tingkat
Fertilitas Kasar
Pm = Penduduk
Pertengahan tahun
K = Bilangan
konstanta yang biasanya bernilai 1.000
B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
Contoh :
Berdasarkan
sensus 2010 di Jabar terdapat jumlah penduduk 25 juta jiwa dan banyaknya bayi
yang lahir hidup dalam setahun adalah 500.000 jiwa. Berapakah CBR Jabar?
CBR = 500.000 x 1000
25.000.000
= 20
Artinya setiap
1000 penduduk terdapat 20 kelahiran.
2.
Angka Ferilitas Umum (General
Fertility Rate)
Membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk wanita usia 15-49
tahun karena penduduk yang mempunyai resiko hamil adalah wanita dalam usia
reproduksi (umur 15-49 tahun).
Rumus:
Di mana :
GFR = Angka fertilitas umum
B = Jumlah kelahiran
Pf (15-49) = Jumlah
penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
k = biasanya 1000
Contoh :
Penduduk Negara X pada pertengahan tahun 2011
sebesar 200 juta, penduduk wanita umur 15-49 tahun sebesar 40 juta sedang
jumlah kelahiran selama tahun 2011 = 8 juta.
Berapa GFR-nya ?
Jawab :
GFR = 8.000.000 x 1000
= 200
40.000.000
Artinya tiap 1.000 wanita umur 15 – 49 tahun
selama satu tahun melahirkan 200 bayi.
3.
Angka Fertilitas Khusus Menurut Umur (Age Specific Fertility Rates)
Apabila
(sebagai tambahan penduduk wanita yang diklasifikasikan menurut umur) data
jumlah kelahiran menurut umur ibu sudah tersedia, maka pola angka kelahiran
khusus menurut umur akan dapat dihitung dengan cara membagi jumlah kelahiran
oleh ibu yang tercakup di dalam setiap umur (atau kelompok umur) dengan jumlah
wanita yang tercaup pada umur (kelompok umur) itu di dalam suatu jumlah
penduduk tertentu.
Rumus :
di mana :
ASFRi = Angka fertilitas khusus menurut umur
Bi =
jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi =
jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun
k =
angka konstante = 1000
Contoh :

4.
Angka Fertilitas
Menurut Urutan Kelahiran (Birth
Order-Specific Fertility Rate)
Angka
fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk mengukur tinggi
rendahnya fertilitas di suatu Negara. Karena kemungkinan seorang isteri untuk
menambah jumlah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah
dilahirkannya.
Rumus :
di mana :
BOSFR =
Birth Order Specific Fertility Rate
Boi = jumlah kelahiran urutan
ke i
Pf(15-49) = jumlah
wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
k =
bilangan konstan = 1000
Contoh :

b. Pengukuran
Fertilitas Kumulatif
Dalam pengukuran fertilitas
kumulatif, kita mengukur rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita pada
waktu wanita itu memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (umur
15-49 tahun). Pengukuran fertilitas kumulatif meliputi :
1. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rate)
Tingkat
fertilitas total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup tiap 1000 wanita
yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan :
a) tidak ada seorang wanita yang meninggal
sebelum mengakhiri masa reproduksinya,
b) tingkat fertilitas menurut umur tidak
berubah pada pada periode tertentu.
Rumus :

di mana :
TFR = Total
Fertility Rate
∑i = jumlah tingkat fertilitas
menurut umur
ASFRi = tingkat fertilitas menurut umur ke i
dari kelompok berjenjang 5 tahunan
Contoh :
TFR
= 5 x jumlah ASFRi
= 5 x
1.016,1
= 5.080,5
Artinya setiap 1000 perempuan setelah melewati masa suburnya akan
melahirkan 5.080,5 bayi laki-laki dan perempuan.
2. Gross Reproduction Rate (GRR)
Gross Reproduction Rate ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh
1000 wanita sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang
wanita yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
Rumus : 
di mana : ASFRfi adalah tingkat fertilitas menurut
umur ke i dari kelompok berjemjang 5 tahunan.
Contoh :
Menurut tabel Negara Jepang pada
tahun 1965, hitunglah GRRnya!
|
Kelp. Umur
|
Jumlah Perempuan
|
Jumlah Kelahiran Bayi Perempuan
|
ASFR Per 1000 Perempuan
|
|
1
|
2
|
3
|
4=3/2=1000
|
|
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
|
5.373.500
4.572.400
4.206.800
4.110.100
3.751.000
3.231.700
2.697.200
|
8.624
250.389
416.112
172.793
35.380
4.805
228
|
1,6
54,76
98,91
42,04
9,43
1,49
0,08
|
|
Jumlah ASFR
|
208,31
|
||
Jawaban : GRR = 5 x ASFRfi
= 5 x
208,31
=
1041,55
Artinya terdapat 1041,55 kelahiran
bayi perempuan tiap 1000 perempuan usia produksi.
3. Net Reproduction Rate (NRR)
Net Reproduction Rate ialah jumlah kelahiran bayi wanita oleh
sebuah kohor hipotesis dari 1000 wanita dengan memperhitungkan kemungkinan
meninggalnya wanita-wanita itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
Rumus : 
di mana :
Contoh :
Perhatikan tabel berikut dan hitung NRRnya!

Jawaban :
NRR = 5 x 201.246
= 1.006,23
Artinya terdapat 1.006,23 kelahiran bayi perempuan tiap 1000
perempuan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Fertilitas
ialah suatu istilah yang dipergunakan didalam demografi untuk menggambarkan
jumlah anak yang benar-benar dilahirkan hidup. Konsep-konsep
fertilitas ada empat,
yaitu: lahir hidup (live birth), lahir mati (still birth), abortus, dan masa reproduksi (childbearing
age).
Menurut
Kingsley Davis & Judith Blake terdapat 11 variabel antara yang dikelompokkan dalam tiga tahap penting dari proses reproduksi, yaitu : 6 tahap hubungan kelamin (intercourse), 3 tahap
konsepsi (conseption), dan 2 tahap kehamilan (gestation).
Ada beberapa faktor penentu dalam studi perbedaan fertilitas di Indonesia, antara lain: tempat tinggal wanita pada saat pencacahan,
tingkat pendidikan, umur perkawinan pertama, dan pengalaman
bekerja.
Selain itu terdapat pula masalah pengukuran fertilitas meliputi : angka kelahiran dikaitkan dengan kelahiran yang meliputi suatu
periode tertentu, suatu kelahiran selalu melibatkan pria dan wanita, satu
kelahiran yang terjadi pada umur 80 tahun telah menghasilkan kelahiran yang
banyak, penyebut
angka kelahiran, terutama yang menyangkut jumlah penduduk yang menghadapi
resiko, kenyataannya sangat sulit dihitung, dalam banyak hal perbedaan anatara
kelahiran hidup dan kelahiran mati (still-birth) biasanya sulit
diklasifikasikan secara konsisten, dan akibat prefen dan pandangan pribadi
akan membawa pengaruh yang cukup kuat terhadap jumlah anak yang dikehendaki.
B.
Kritik dan Saran
Demikianlah
makalah tentang “Fertilitas Penduduk” yang telah Kami paparkan. Kami menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik yang membangun dari
pembaca sangat Kami harapkan untuk perbaikan. Harapan Kami, semoga makalah ini
dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijowinito,
Kasyio. (1993). Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan. IKIP Semarang Press (Karya
asli
diterbitkan
1984)
Sri Hardjati
Hatmadji. (1981). Dasar-Dasar Demografi. Gadjah Malia University Pres,
Yogyakarta
Hatmadji, Sri
Harjati. 1981. “Fertilitas” dalam Dasar-dasar Demografi. Jakarta:
Lembaga
Demografi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
[1] Dwijowinito,
Kasyio. (1993). Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan. (Pate, Rusel, R., Mc
Clenghan, Bruce, dan Rotella, Robert, Terjemahan). IKIP Semarang Press (Karya
asli diterbitkan 1984), hlm. 141
[2] Sri Hardjati
Hatmadji. (1981). Dasar-Dasar Demografi. Gadjah Malia University Pres,
Yogyakarta, hlm. 57
[3] Ibid, hlm.
77-78
[4] Hatmadji, Sri
Harjati. 1981. “Fertilitas” dalam Dasar-dasar Demografi. Jakarta:
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, hlm. 80-82
Tidak ada komentar:
Posting Komentar