Rabu, 25 Maret 2020

Identitas Sosial - Makalah Psikologi Sosial


 Mata Kuliah                                                                                                Dosen Pembimbing   
Psikologi sosial                                                                                                  Rahmah, M.Si

DIRI PRIBADI DAN SOSIAL (IDENTITAS SOSIAL)

DISUSUN OLEH




FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AKADEMIK 2018/2019


PEMBAHASAN
DIRI PRIBADI DAN SOSIAL (IDENTITAS SOSIAL)

Manusia adalah makhluk yang bertanya akan dirinya. Makhluk yang mencari identitas dirinya. Makhluk dengan kesadaran di manakah seharusnya berada. Keadaan tersebut tidak terjadi pada makhluk-makhluk lainnya seperti, hewan, tumbuhan, dan lingkungan sekitarnya. Menurut aristoteles menyebut manusia sebagai hewan yang berfikir. Ketika manusia berfikir, pada saat itu manusia menyadari keberadaannya. Sedangkan menurut Descartes menyebutkan manusia adalah hewan yang berfikir, maka yang menyadari keberadaan sesuatu yang menyadari sesuatu yang lain itu ada adalah manusia bukan yang tersebut.

Berfikir adalah proses akan lahirnya kesadaran. Kesadaran berarti sadar sesuatu kesadaran akan sesuatu, maksudnya adalah ada diri selain diri kita yang berada diluar sana atau diluar diri, adanya subjek dan objek. Kesadaran menimbulkan juga pemilihan, keraguan, dan pencarian makna.


A.    INDIVIDU DAN IDENTITAS SOSIAL
Manusia sebagai pribadi yang tidak dirumuskan sebagai suatu kesatuan tanpa sekaligus menghubungkannya dengan lingkungan sekitarnya. Ketika kita membicarakan identitas disitu juga kita membicarkan kelompok. Buat Verkuyten, gagasan tentang identitas adalah hubungan antara individu dengan lingkungannya.

 Adanya identitas dapat lebih memudahkan manusia mengambarkan keadaan sesuatu sehingga dapat memberikan kemudahan manusia untuk bertindak. Manusia tidak hidup sendiri tetapi hidup bersama dalam masyarakat dan lingkungannya, makanya identitas terbentuk, ini karena manusia butuh pengenalan diri. Identitas juga hadir biar manusia dapat saling mengenal sesama dan dapat membedakan sesama. Identitas sosial sebagai teori tidaklah berangkat dari kekosongan lalu terbentuk begitu saja mengisi bidang psikologi sosial. Teori identitas sosial adalah evolusi teori yang keluar dari teori kategosiasi sosial.



B.      KATOGORI SOSIAL

Terjadi ketika kita berfikir tentang seseorang baik diri kita ataupun orang lain sebagai anggota kelompok sosial yang berarti atau bermakna. Kategori sosial ini bisa saja berdasarkan dari ciri-ciri fisik, asal dari instansi mana mereka berasal, jenis kelamin, umur, dan lain-lain sekitarannya bisa membentuk kelompok sosial. Ketegorisasi diri terjadi jika seseorang berfikir terhadap diri nya ( dari pada berfikir tentang orang lain ) sebagai anggota kelompok sosial. Ketegorisasi diri melibatkan di dalamnya perbandingan antara kelompok yang mereka miliki ( In-group ) dan kelompok yang tidak mereka rasa milikinya (Out-group ) Tujuan dari ketegori sosial merupakan bagian dasar dari presepsi manusia untuk mempresepsikan yang lain.

Pengaruh dari kategorisasi sosial tidak melulu memberikan pengaruh yang positif saja, malah mungkin cenderung negatif. Proses kategorisasi sosial juga memberikan kepada kita informasi yang membuat kita mengetahui kita ini sebagai bagian dari mana sehingga kitapun dapat mengetahui dengan jelas. Disamping itu proses kategosisasi sosial memberikan kemudahan kognitif pada manusia.

C.    TEORI IDENTITAS SOSIAL

Dalam teori identitas sosial, seorang individu tidaklah sebagai individu sebagai muthlak satu dalam kehidupan nya. Individu bagian dari kelompok tertentu baik di sadari maupun tidak di sadari. Konsep identitas sosial adalah bagaimana seseorang itu secara sosial dapat didefinisikan. Dalam hal identitas, identitas itu ada yang terberi tetapi ada juga yang memang berasal dari proses pencarian. Identitas yang terberi contoh nya saja dalam hal identitas laki-laki dan perempuan.

Namun demikian dengan kemajuan teknologi yang ada, Identitas yang terberipun bisa terganti dengan identitas yang kita inginkan, misalkan saja yang tadi nya Andi memiliki identitas laki-laki, namun dia memutuskan untuk merubah alat kelamin nya menjadi perempuan,sehingga identitas Andi sekarang menjadi Perempuan. Penjelasan tersebut memberikan contoh saja kalau terkadang kitapun berhak memiliki identitas kita sendiri. Karena manusia sebagai individu tidak bisa melepas keberadaan nya dalam masyarakat maka status identitas kitapun saja datang dari orang lain ini bisa timbul karena ketika identitas terlahir.
               
Selain berusaha untuk mengenal identitas sendiri, manusiapun untuk memberikan identitas kepada orang lain. Terkadang malah seorang individu tidak memiliki keberhakan memilih nidentitas yang dirasa lebih dekat dengannya. Sebuah identitas hadir karena manusia butuh untuk mengkategorisasikan sesuatu. Dengan begitu identitas sosial melibatkan pula kategori dari menetpakan seseorang kedalam struktur sosial atau wilayah sosial tertentu.

D.    IDENTIFIASI SOSIAL DAN IDENTIFISI

Dengan adanya identitas kita memang menjadi tahu siapa kita dan siapa orang lain yang ada di depan kita, dimana posisi dia berasal ,dab seperti apa dia seharusnya. Pembahsan nya, suatu identitas individu itu, yang melekat pada dirinya tidaklah suatu identitas, melainkan banyak identitas. Identifikasi dikatakan Verkuyten sebagai porses psikologi mekibatkan diri kedalam proses kontruksi sosial. Mengidentifikasikan pada diri individu adalah awal dari nya untuk mendapatkan indentitas. Mengidentifikasikan identitas mungkin akan sedikit mudah jika masyrakat yang ada homogen sifatnya, bukan heterogen.

 Karakteristik masyarakat yang biasanya hadir pada masyrakat pedesaan. Mengidentifikasikan identitas cukup sulit ketika kita berhadapan dengan strukstur masyarkat perkotaan, dimana disitu terjadi banyak interaksi dalam masyarakat yang lebih multikultular sifatnya. Krisi identitas yang terjadi bisa pula karena akibat dari perubahan sosial yang cepat dan banyak perubahan dalam tatanan sosial yang tanpa memberi cukup waktu proses menyesuaikan diri. Banyak-banyak orang mengalami keraguan, kebingunggan dan kecemasan tentang situasi yang sedang dihadapi tentang masa depan mereka. Krisis identitas juga bisa terjadi karena identitas menonjol yang disandangnya memberikan nilai yang negative buatnya. Memiliki identitas sosial yang banyak memungkinkan timbulnya kombinasi pada tiap identitas tersebut.ini terjadi karena tiap identitas sosial itu tidak bebas, melainkan berhubungan dekat pada tiap-tiapnya.

Kompleksitas sosial yang tinggi adalah individu yang secara subjektif cukup sulit diidentifikasikan dia merupakan representasi dari kelompok mana. Individu yang lebih sering bertemu, interaksi, dengan kelompok yang itu-itu saja akan lebih membuat individu tersebut merasa telah menyatu dengan kelompoknya. Individu yang demikian menurut Brewer akan lebih berelasi negatif terhadap inklusifitas in-grup toleransi terhadap out-grup, dia akan bersifat intoleran pada kelompoknya yang dianggapnya berbeda. Tetapi individu yang rendah tingkat kompleksitas sosial akan lebih tidak toleran dan menerima out-group secara umum dibandingkan dengan individu yang tinggi kompleksitas sosialnya. Nilai positif kelompok cenderung akan lebih tinggi pada individu yang rendah kompleksitas sosialnya.

E.       IDENTIFIASI IDENTITAS DAN TERHADAP RASA

Problem identitas sosial yang komplek akan berpengaruh sekali terhadap identifikasi diri, berada pada seperti apa diri individu tersebut. Ketika sudah memutuskan identifikasi yang dipilih, bukan  berarti identitas-identitas lain dinafikan dan tidak diakui. Tetapi, walaupun mereka mengindentifikasikan diri mereka sebagai Indonesia mereka tetap memiliki pandangan positif tentang Indonesia sebagai wilayah yang dihuni sekarang. Pandangan positif mereka bermacam-macam, ada yang begitu bangga menjadi warga Indonesia, ada pula yang mengatakan senang menjadi warga Indonesia, adapula yang mengatakan senang menjadi bagian dari budaya Indonesia. Respon tersebut tidak lepas juga dari penerimaan orang Indonesia asli terhadap pendatang, ditambah dengan pergaulan para imigran. Pada satu titik, suatu budaya yang mengalami perjumpaan antar budaya sulit untuk dapat menghindari bentuk diri mereka ber-asimilasi antar karakter kedua budaya.

Walaupun demikian, jika kita menjelaskan penjabaran tentang indentitas dalam suatu budaya, membandingkan identitas sebenarnya tidak bisa juga dipahami dengan merunjuk pada etnik berasal lantas kita juga membandingkan etnik kita sebagai indentifikasi yang paling tinggi tingkatnya dan sisi lain mungkin saja orang lain mengindifikasikan identitas etniknya berada dibawah identitas keagamaanya.

Untuk ukuran rasa memiliki identitas dan persepsi pada masyarakat saat ini, tingkatan identifikasi etnik sulit sekali untuk dicari siknifikasinya. Pada masyarakat perkotaan misalnya saja, disana berkumpul berbagai masyarakat dari berbagai etnik, agama, kepentingan dan kebiasaan. Ada pendatang yang lama dan adapula pendatang yang baru saja tiba. Tentunya mereka tidak lansung begitu saja berhubungan dan berkomunikasi seperti kebiasaan mereka dahulu,pastilah ada perubahan.





                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar