KEPEMIMPINAN ISLAM
Dosen Pembimbing : Muhammad Soim, M.A
MAKALAH
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Disusun
OLEH:
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2019/2020
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah kepemimpinan
islam dengan judul "Kepemimpinan Nabi Muhammad" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah
selanjutnya.
Pekanbaru, 22 Oktober 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... iii
A. Latar
Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
A.
Biografi Nabi Muhammad SAW................................................................................. 3
B.
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.................................................................... 6
C.
Kunci Kesuksesan Nabi Muhammad
SAW............................................................. 10
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 11
A.
KESIMPULAN........................................................................................................... 12
B.
SARAN......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 13
BAB 1
PENDAHULUAN
I.
Latar belakang
Siapapun tidak dapat mengingkari bahwa Nabi Muhammad SAW adalah salah satu
tokoh besar di dunia. Tidak hanya umat Islam sebagai pengikutnya yang mengakui
kebesaran pengaruhnya, tetapi juga oleh umat lainnya di seluruh dunia. Nabi
Muhammad SAW adalah manusia biasa, tetapi di sisi lain ia tidak seperti umumnya
manusia.
Makkah sebagai kota dimana Islam dilahirkan memberikan sebuah
tantangan tersendiri bagi nabi saat mensyi'arkan Islam. Perlu rasanya bagi kita
untuk mengetahui bagaimana ia menghadapi dan memecahkan problem-problem kala
itu. Untuk itu, dalam makalah ini akan mengkaji bagaimana sejarah perjuangan
Muhammad SAW sebagai seorang nabi terakhir, khususnya pada periode awal
kenabian di Makkah; lalu kita juga perlu mengkaji kepemimpinan Muhammad SAW
sehingga beliau mampu mencapai kesuksesan.
II.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW?
3. Bagaimana Pendapat Para Orientalis Terhadap Nabi Muhammad SAW?
4. Kunci Keberhasilan dari Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
Nabi Muhammad SAW
Beliau dilahirkan di Makkah, dari seorang wanita bernama Aminah
binti Wahab dan seorang pemuda Abdullah bin Abdul Muthalib. Muhammad dilahirkan
pada hari senin bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awwal atau 20 April tahun
571 Masehi, yang dikenal dengan tahun Gajah. Tahun Kelahiran Rasulullah
dinamakan dengan tahun Gajah karena pada tahun tersebut, kota Makkah diserang
oleh pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah, seorang gubernur dari
kerajaan Nasrani Abisenia dengan tujuan untuk menghancurkan Ka'bah.
Dalam masa kelahiran beliau banyak terjadi peristiwa yang sangat luar biasa
sebagai bukti nyata bahwa dia adalah manusia agung pilihan Tuhan. Peristiwa itu
misalnya dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik, ia berkata : “Rasulullah
telah didatangi oleh Jibril ketika beliau sedang bermain dengan anak-anak
lainnya. Lalu Jibril memegang dan merebahkan beliau, kemudian Jibril membelah
dada serta mengeluarkan hati beliau. Dari hati tersebut dikeluarkan segumpal
darah,lau Jibril berkata :”Ini adalah bagian setan yang terdapat dalam dirimu”.
Setelah itu Jibril membasuh hati tersebut dengan menggunakan air Zamzam didalam
sebuah bejana yang terbuat dari emas, kemudian meletakkannnya kembali kedalam
dada beliau serta menjahitnya seperti semula.
Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia
tiga bulan setelah dia menikahi Aminah. Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu
pengasuh, Halimah Sa'diyyah. Dalam asuhannyalah Muhammad dibesarkan sampai usia
4 tahun. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu
kandungnya. Ketika berusia 6 tahun dia menjadi yatim piatu. Hal ini seakan-akan
menunjukkan bahwa Allah ingin melaksanakan sendiri pendidikan Muhammad, orang
yang dipersiapkan untuk membawa risalah-Nya yang terakhir.
Dalam usia muda Muhammad hidup sebagai penggembala kambing penduduk mekah.
Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk berfikir dn
merenung. Dalam suasana demikian dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya.
Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jahuh dalam pemikiran nafsu duniawi,
sehingga dia terhindar berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena
itu sejak muda di juluki sebagai Al- Amin, orang yang terpercaya.
Nabi Muhammad ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke Syiria atau
Syam dalam usia 12 tahun. Kafilah itu dipimpin oleh Abu Tholib. Dalam perjalana
ini, di Busyro, sebelah selatan Syiria, ia bertemu dengan pendeta kristen
bernama Buroiroh. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad sesuai
dengan petunjuk cerita kristen. Sebagian sumber menceritakan bahwa pendeta itu
menasehatkan Abu Thalib jangan terlalu jauh memasuki daerah Syiria. Sebab
dikhawatirkan orang-orang yahudi yang mengetahui tanda-tanda tersebut akan
berbuat jahat kepadanya.
Pada usia yang ke-25 Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang dagangan
saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khodijah. Dalam pandangan
ini Muhammad memperoleh laba yang besar terus kemudian Khodijah melamar
Muhammad karena Muhammad disamping mempunyai laba yang besar orangnya jujur
sehingga Khotijah tertarik untuk menjadikan suaminya
B. Kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW
Sebagian besar dari kita pernah mendengar tentang kepemimpinan
seorang Muhammad saw. Dalam masa 22
tahun beliau sanggup mengangkat derajat bangsa Arab dari bangsa jahiliah yang
diliputi kebodohan dan keterbelakangan menjadi bangsa terkemuka dan berhasil memimpin
banyak bangsa di dunia. Orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya
merasakan kelembutan dan kasih sayang beliau. .
Cara berpikir Muhammad saw yang lurus terlahir dari cara pandangnya yang juga lurus terhadap hidup dan kehidupan ini. Cara berpikir yang lurus tadi menghasilkan sebuah keputusan yang tepat sekaligus dapat diterima semua pihak.
Inilah cara berpikir Muhammad saw tersebut yang menjadi prinsip kepemimpinannya :
Cara berpikir Muhammad saw yang lurus terlahir dari cara pandangnya yang juga lurus terhadap hidup dan kehidupan ini. Cara berpikir yang lurus tadi menghasilkan sebuah keputusan yang tepat sekaligus dapat diterima semua pihak.
Inilah cara berpikir Muhammad saw tersebut yang menjadi prinsip kepemimpinannya :
1. Beliau
menomorsatukan fungsi sebagai landasan dalam memilih orang atau sesuatu, bukan
penampilan atau faktor-faktor luar lainnya
Keempat sahabat yang dikenal sangat dekat dengan Beliau, yakni Abu Bakar
Assidiq, Umar ibnu Khattab, Ustman ibnu Affan dan Ali ibnu Abi Tholib adalah
gambaran jelas kemampuan Muhammad saw dalam melihat fungsi.
- Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya sepenuhnya kepada Muhammad saw, adalah sahabat utama. Ini bermakna modal seorang pemimpin adalah kepercayaan dari orang lain.
- Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya sepenuhnya kepada Muhammad saw, adalah sahabat utama. Ini bermakna modal seorang pemimpin adalah kepercayaan dari orang lain.
-Umar ibnu Khattab bersifat kuat,
berani dan tidak kenal takut dalam menegakkan kebenaran. Ini bermakna
kekuasaan akan efektif apabila ditunjang oleh semangat pembelaan terhadap
kebenaran dengan penuh keberanian.
- Ustman ibnu Affan adalah seorang pedagang kaya raya yang rela menafkahkan seluruh harta kekayaannya untuk perjuangan Muhammad saw. Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah pendanaan. Sebuah kepemimpinan akan lebih lancar apabila ditunjang kondisi ekonomi yang baik dan keuangan yang lancar.
- Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang pemuda yang berani dan tegas, penuh ide kreatif, rela berkorban dan lebih suka bekerja dari pada bicara. Kepemimpinan akan menjadi semakin kuat karena ada regenerasi. Tidak ada pemimpin yang berkuasa selamanya, dia perlu menyiapkan penerus agar rencana-rencana yang belum terlaksana bisa dilanjutkan oleh generasi berikutnya.
- Ustman ibnu Affan adalah seorang pedagang kaya raya yang rela menafkahkan seluruh harta kekayaannya untuk perjuangan Muhammad saw. Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah pendanaan. Sebuah kepemimpinan akan lebih lancar apabila ditunjang kondisi ekonomi yang baik dan keuangan yang lancar.
- Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang pemuda yang berani dan tegas, penuh ide kreatif, rela berkorban dan lebih suka bekerja dari pada bicara. Kepemimpinan akan menjadi semakin kuat karena ada regenerasi. Tidak ada pemimpin yang berkuasa selamanya, dia perlu menyiapkan penerus agar rencana-rencana yang belum terlaksana bisa dilanjutkan oleh generasi berikutnya.
2. Beliau
mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan
Tidak ada perkataan, perbuatan bahkan diamnya seorang Muhammad yang menjadi
sia-sia dan tidak bermakna. Pilihan terhadap kurma, madu, susu kambing dan
air putih sebagai makanan yang bermanfaat untuk tubuh adalah salah satu
contohnya. Bagaimana sukanya Muhammad terhadap orang yang bekerja keras
dan memberikan manfaat terhadap orang banyak dan kebencian beliau terhadap
orang yang menyusahkan dan merugikan orang lain adalah contoh yang lain.
3. Beliau
mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa ditunda
Ketika ada yang bertanya kepadanya, mana yang harus dipilih apakah
menyelamatkan seorang anak yang sedang menghadapi bahaya atau meneruskan
shalat, maka beliau menyuruh untuk membatalkan shalat dan menyelamatkan anak
yang sedang menghadapi bahaya.
4. Beliau lebih
mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri
Ketika datang wahyu untuk melakukan hijrah dari kota Makkah ke Madinah,
Muhammad Saw baru berangkat ke Madinah setelah semua kaum Muslimin Makkah
berangkat terlebih dulu. Padahal saat itu beliau terancam akan dibunuh,
namun tetap mengutamakan keselamatan kaumnya yang lebih lemah.
Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin meminta perlindungan kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau sampai mengeluarkan pernyataan : Bahwa barang siapa yang mengganggu dan menyakiti orang-orang Yahudi yang meminta perlindungan kepadanya, maka sama dengan menyatakan perang kepada Allah dan Rasulnya. Padahal tindakan demikian bisa menjatuhkan kredibilitas Beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memusuhi etnik Yahudi.
Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin meminta perlindungan kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau sampai mengeluarkan pernyataan : Bahwa barang siapa yang mengganggu dan menyakiti orang-orang Yahudi yang meminta perlindungan kepadanya, maka sama dengan menyatakan perang kepada Allah dan Rasulnya. Padahal tindakan demikian bisa menjatuhkan kredibilitas Beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memusuhi etnik Yahudi.
5. Beliau memilih
jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk umatnya
Apabila ada orang yang lebih memilih mempersulit diri sendiri dari pada
mempersulit orang lain, maka dia adalah para Nabi dan Rasul Begitu pun dengan
Muhammad saw. Ketika orang lain disuruh mencari jalan yang termudah dalam
beragama, maka Beliau memilih untuk mengurangi tidur.
Ketika dia menyampaikan perintah Allah Swt kepada umat untuk mengeluarkan zakat hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta mereka, dia bahkan menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dan tidak menyisakan untuknya dan keluarganya, kecuali rumah yang menempel di samping mesjid, satu dua potong pakaian dan beberapa butir kurma atau sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-sampai tidurnya hanya di atas pelepah korma.
Seperti pernah dia bertanya kepada Aisyah ra. Istrinya apakah hari itu ada sepotong roti kering atau sebiji korma untuk dimakan. Ketika istrinya berkata bahwa tidak ada semua itu, maka Muhammad Saw mengambil batu dan mengganjalkannya ke perut untuk menahan lapar.
Ketika dia menyampaikan perintah Allah Swt kepada umat untuk mengeluarkan zakat hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta mereka, dia bahkan menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dan tidak menyisakan untuknya dan keluarganya, kecuali rumah yang menempel di samping mesjid, satu dua potong pakaian dan beberapa butir kurma atau sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-sampai tidurnya hanya di atas pelepah korma.
Seperti pernah dia bertanya kepada Aisyah ra. Istrinya apakah hari itu ada sepotong roti kering atau sebiji korma untuk dimakan. Ketika istrinya berkata bahwa tidak ada semua itu, maka Muhammad Saw mengambil batu dan mengganjalkannya ke perut untuk menahan lapar.
6. Beliau lebih
mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi
Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh teladan
bagi kita. Muhammad Saw menunjukkan bahwa jalan akhirat itu lebih utama
daripada kenikmatan dunia dengan seluruh isinya ini.
“Seandainya kalian
letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, maka aku tidak
akan berhenti dalam menyampaikan risalah ini.” Demikian
Muhammad Saw berkata kepada para pemimpin Quraisy yang mencoba menyuap Muhammad
Saw dengan harta benda, menjanjikan kedudukan tertinggi di kalangan suku-suku
Arab dan juga menyediakan wanita-wanita cantik asalkan Muhammad Saw akan
menghentikan dakwahnya di kalangan mereka.
mengenai kepemimpinan Rasulullah itu, bahwa teladan kepemimpinan itu
sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah SAW karena ia adalah pemimpin
yang holistic, accepted, dan proven Holistic karena
beliau adalah pemimpin uang mampu mengembangkan leadership dalam
berbagai bidang termasuk diantaranya: self
development, tatanan masyarakat yang akur, sistem pendidikan yang
bermoral dan mencerahkan. Kepemimpinannya accepted karena
beliau adalah Seorang pemimpin yang diterima dan diakui oleh semua
masyarakatnya. Bahkan kepemimpinan beliau masih diterima sampai saat ini.
Kepemimpinannya proven atau penuh bukti tidak hanya berjanji
dan sudah terbukti sejak lebih dari 15 abad yang lalu hingga sekarang masih
relevan diterapkan.
Berikut ini merupakan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai bidang:
1. Muhammad
SAW Sebagai Pemimpin Sistem Pendidikan Holistik
Perhatian Rasulullah SAW terhadap Pendidikan
Rasulullah SAW sangat memperhatikan dunia pendidikan dan mendorong umatnya
untuk terus belajar. Beliau juga membuat beberapa kebijakan yang berpihak
kepada pendidikan umat. Misalnya, ketika kaum muslim berhasil menawan kaum
musyrik dalam perang badar, beliau membuat kebijakan bahwa tawanan tersebut
dapat bebas kalau mereka membayar tebusan atau mengajar baca-tulis kepada warga
madinah. Kebijakan ini cukup strategis karena mempercepat terjadinya
transformasi ilmu pengetahuan di kalangan kaum muslim. Dan dengan mempunyai
kemampuan baca-tulis mereka akan mampu mengangkat harkat mereka di samping
kekuatan iman yangh mereka miliki.
Selain sebagai tempat ibadah dan sentra aktivitas sosial, Rasulullah SAW
juga menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat pendidikan. Di masjid ini, terjadi
transformasi ilmu pengetahuan antar kaum muslim terutama pengajaran ajaran
Islam dan Rasulullah SAW juga terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan di
masjid ini.
Esensi dari pendidikan yang baik
Pendidik yang baik harus mempunyai beberapa kebaikan, antara lain sebagai
berikut:
Pertama, memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepada semua aspek dari pikiran,
ruh, dan diri seseorang.
Kedua, sebuah sistem pendidikan dinilai berdasarkan universalitasnya,
kelengkapannya, dan kualitas dari murid-muridnya. Murid-mirid Rasulullah siap
untuk menyampaikan risalahnya keseluruh dunia. Risalah yang mereka sampaikan,
karena bersifat universal dan valid untuk segala zaman dan ruang, mudah
diterima oleh orang-orang dari berbagai ras, agama yang berbeda-beda, dan
berbagai tingkatan intelektual dean dari berbagi usia.
Ketiga, sebuah sistem pendidikan dinilai berdasarkan kemampuannya untuk mengubah
murid-muridnya.
Muhammad SAW merupakan salah satu tokoh pendidikan dunia. Meskipun beliau
adalah seorang yang ummi tetapi beliau menganjurkan umatnya
untuk belajar. Semangat belajar ini merupakan salah satu ajaran Al-Qur’an yang
secara harfiah berarti “bacaan”. Bahkan wahyu petama yang diterima beliau
adalah “iqra” atau “bacalah!”
2. Muhammad
sebagai pemimpin sosial politik
Keunikan politik Muhammad SAW di Zamannya
Sebagai kepala pemerintahan, Muhammad SAW menggabungkan kepemimpinan
politik dan militer. Kemampuan menggabungkan kecemerlangan kepemimpinan politik
dan miuliter ini sangat langka ditemukan di antara pemimpin-pemimpin besar
dunia. Banyak pemimpin dan panglima perang yang sukses dalam berbagai
peperangan yang mereka hadapi namun kurang berhasil dalam mengelila
pemerintahan ketika perang itu usai. Muhammad SAW telah terbukti mampu
menjalankan kedua fungsi dalam waktu bersamaan. Beliau seorang kepala negara
namun juga seorang jenderal yang menguasai taktik peperangan.
Kebijakan Sosial-Politik Muhammad SAW pada Periode Madinah
a. Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar
Tak lama setelah menetap di Madinah, Rasulullah membangun persaudaraan
antar muslim, khususnya antara kaum Muhajirin dengan Anshar. Mereka menjadi
sangat dekat satu sama lainnya.
Salah satu contoh persaudaraan antara Abdurrahman bin ‘auf dan Sa’d bin
ar-Rabi. Setibanya kaum muhajirin di Madinah, Muhammad SAW mempersaudarakan
Abdurrahman bin ‘auf dan Sa’d bin ar-Rabi. Kemudian Sa’d bin ar-Rabi’ berkata
kepada Abdurrahman, “aku termasuk orang Anshar yang mempunyai banyak harta.
Harta itu akan kubagi dua, setengah untukmu dan setengah untukku. Aku juga
mempunyai seorang istri; lihatlah mana yang kamu pandang paling menarik.
Sebutlah namanya, dia akan segera kucerai. Setelah habis masa iddahnya kamu
kupersilahkan untuk menikahinya.” Abdurrahman menjawab, “semoga Allah
memberkati keluarga dan kekayaan kamu”.
Selain Abdurrahman bin ‘Auf, ada beberapa Muhajirin lainnya yang juga
memulai bisnis perdagangan. Persaudaraan yang terbina antara golongan Muhajirin
dan Anshar berpengaruh kepada sektor ekonomi. Kaum muhajirin sebagaimana
lazimnya orang makkah mempunyai kompetensi disektor perdagangan. Sementara kaum
Anshar lebih mempunyai keahlian di bidang pertanian. Kombinasi antara
kompetensi perdagangan dann pertanian ini belakangan membawa kepada
perekonomian Madinah yang lebih baik.
b. Konstitusi
Madinah
Langkah politik berikutnya yang beliau lakukan adalah membuat kesepakatan
antar berbagai faksi yang ada di Madinah. Kesepakatan itu dikenal dengan al-Shahifa
al-Madinah atau dalam istilah modern disebut sebagai Piagam Madinah (Madeena
Charter). Maka untuk pertama kalinya lahirlah makna “wathan” (tanah
air, negara). Di dalam wathan ini semua manusia mempunyai
kedudukan yang sama ndi bawah suatu undang-undang nasional yang menetapkan hak
dan kewajiban mereka tanpa memandang asal-usul, kebangsaan, dan akidah.
Tidak lama setelah sampai di Madinah Muhammad SAW mengumpulkan para
pemimpin Madinah untuk merumuskan suatu kesepakatan politik yang belakangan
dikenal sebagai “Piagam Madinah”. Demikianlah, seluruh kota Madinah dan
sekitarnya telah benar-benar jadi terhormat bagi seluruh penduduknya. Mereka
berkewajiban mempertahankan kota ini dan mengusir setiap serangan yang datang
dari luar. Mereka harus bekerjasama antara sesama mereka guna menghormati
segala hak dan kebebasan yang sudah disepakati bersama.
C. Pandangan
Orientalis Terhadap Nabi Muhammad SAW
Berikut ini beberapa
pendapat kaum orientalis terhadap Nabi Muhammad SAW:
1. Michael
M. Hart
Michael M. Hart dalam bukunya telah menempatkan Nabi Muhammad SAW dalam
urutan pertama dari keseratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia
sepanjang masa. Orientalis ini mengatakan: “Jatuhnya pilihan saya kepada
Muhammad untuk memimpin di tempat teratas dalam daftar pribadi-pribadi yang
paling berpengaruh di dunia ini mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan
mungkin pula dipertanyakan oleh yang lainnya, namun dia memang satu-satunya
orang dalam sejarah yang telah berhasil secara unggul dan agung baik dalam
bidang keagamaan maupun dalam bidang keduniaan.”
“Tambahan pula, berbeda dengan Yesus, Muhammad itu seorang pemimpin
keduniaan dan sekaligus keagamaan. Nyatanya, sebagai kekuatan yang mendorong
kemenangan orang-orang Arab (Muslim) dan sayogyanya menempati urutan sebagai
pemimpin politik yang paling berhasil sepanjang masa.”
2. Mahatma
K. Gandhi
Mahatma K. Gandhi mengatakan: “Saya ingin tahu sebaik-baiknya tentang
perihidup seorang yang hingga kini memegang hati jutaan manusia.... saya lebih
dari sebelumnya, bahwa bukanlah pedang yang membawa Islam kepada kejayaan pada
masa-masa itu dalam skema kehidupan. Kesederhanaan agama Islam yang tegas,
penguasaan diri yang paling kuat dari Nabi itu, keteguhan memenuhi janji,
pelayanannya yang sungguh-sungguh kepada sahabat dan pengikutnya, keyakinan
yang mutlak kepada Tuhan dan kepada risalahnya sendiri. Hal inilah, dan
bukannya pedang yang menaklukkan segala-galanya di hadapan kaum muslimin dalam
mengatasi rintangan.... Ketika saya menutup jilid kedua buku biografi Nabi ini,
saya betul-betul menyesal karena tidak ada lagi bagi saya yang dapat dibaca
mengenai peri hidup yang agung itu.”
3. R.C.V
Bodley
“Kedudukan Muhammad yang unik di dalam sejarah keagamaan disebabkan oleh
kenyataan bahwa dia telah mengilhami segala apa yang dilakukannya tanpa mengaku
sebagai orang suci atau Malaikat, dengan tiada memiliki suatu sifat pun selain
sifat insani semata-mata. Kecuali pribadinya yang cemerlang, tidak ada suatu
daripadanya yang membedakan dia dari kaum muslimin yang lain.”
4. Jhon
William Draper
“Empat tahun setelah meninggalnya Justinianus, maka pada tahun 596 Masehi
lahirlah di Mekah, tanah Arab, seorang laki-laki yang berbeda dari laki-laki
lainnya; telah memberikan pengaruh yang terbesar terhadap umat manusia.”
5. Stanley
Lane-Poole
“Dia itulah pelindung yang paling setia terhadap orang-orang yang dalam
perlindungannya, yang paling manis dan paling disenangi dalam percakapan.
Orang-orang yang melihatnya tiba-tiba dipenuhi rasa penghormatan, orang-orang
yang dekat kepadanya jatuh cinta, orang yang berkata tentang dirinya akan
melukiskan: “Saya tidak pernah melihat orang yang seperti dia baik sebelum
maupun sesudahnya.”
“ia orang yang sangat pendiam, namun apabila ia sedang berkata, ia berkata
dengan tekanan dan kesungguhan dan tak ada orang yang dapat melupakan apa yang
dikatakannya itu,”
6. Lamartine
“Filsuf, orator, Rasul, pembuat undang-undang, panglima, penakluk ide-ide,
pembina dogma yang rasional, suatu agama tanpa berhala, pendiri dua pulauh
empirium dunia dan satu empirium spiritual, itulah dia Muhammad. Berhubung dengan
semua standar yang dapat dipergunakan untuk mengukur kebesaran manusia, kita
boleh bertanya: adakah orang yang lebih besar daripada dia?”
7. Napoleon
Bonaparte
“Saya memuja Tuhan dan menghormati Nabi Muhammad dan Qur’an suci.”
8. Thomas
W. Arnold
“Banyak penulis barat menggambarkan seolah-olah Nabi Muhammad menunjukkan
cara hidup baru sejak hijrah ke Madinah atau sejak terjadinya perubahan
lingkungan masyarakat di Madinah. Bahwa dia tidak lagi sebagai seorang juru
dakwah, sebagai pemberi ingat, sebagai pesuruh Tuhan kepada seluruh manusia
yang menyampaikan dengan cara yang lemah lembut, tetapi seolah-olah berubah
menjadi seorang bengis yang menurutkan hawa nafsu jahatnya dengan menggunakan
segala cara untuk memaksa orang tunduk kepada pendapatnya.”
Tuduhan tersebut adalah keliru sama sekali. Tidaklah benar setelah di
Madinah Nabi Muhammad meninggalkan perannya sebagai juru dakwah atau muballigh
Islam. Juga tidak benar bahwa setelah dia memegang komando angkatan perang yang
kuat, dia lantas berhenti mengundang orang-orang kafir masuk Islam.” (Thomas W.
Armnold, Sejarah Dakwah Islam, terjemahan dari The
Preacing of Islam, Penerbit Wijaya, Jakarta, 1981, hlm.30-31)
9. Thomas
Carlyle
Thomas Carlyle memberikan pernyataan secara terbuka tentang Nabi Muhammad
Saw. Dia menyatakan bahwa “adalah aib yang besar bagi budayawan manapun, jika
ia condong kepada anggapan bahwa agama Islam dituduh sebagai suatu kebohongan,
dan Muhammad sebagai penipu dan pendusta. Sudah tiba waktunya kita memerangi
perkataan palsu yang memalukan yang sudah disebar-luaskan orang, karena risalah
yang disampaikan rasul merupakan pelita bagi umat manusia”.
Carlyle menyesalkan kebohongan yang mungkar terhadap Islam dan rasulnya,
dan menganggap penuduhnya sebagai orang yang lemah dan kurang akal. Dia merasa
heran terhadap kemungkaran semacam itu, dan dibuatnya perumpamaan dan tidak
masuk akal.
Keyakinan Carlyle akan kebenaran Nabi Muhammad Saw. ini didasarkan atas
pandangannya bahwa sebagai seorang yang besar mustahil untuk jadi pendusta.
Kejujuran merupakan asas keutamaan dan keterpujian di sisinya. Ia memperkuat
keyakinan akan kebenaran rasul dengan pengetahuannya tentang sejarah Rasulullah
Saw. yang sejak masa kecil diberi gelar Al-Amien (orang yang
terpercaya). Perkataan, perbuatan dan pemikirannya selalu tepat. Tidak ada satu
pun kalimat yang keluar dari mulut beliau malainkan pasti mengandung hikmah
yang tinggi.
D. Kunci
Kesuksesan Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
1. Akhlak
rasul terpuji tanpa cela.
2. Karakter
rasulullah yang tahan uji, tangguh, ulet, sederhana dan bersemangat tinggi.
3. Sistem
dakwah nabi menggunakan metode himbauwan, hikmah, dan bijaksana.
4. Tujuan
perjuangan nabi untuk kebenaran dan keadilan, menghancurkan yang batil,dan
tanpa pamrih.
5. Prinsip
persamaan.
6. Prinsip
kebersamaan.
7. Mendahulukan
kepentingan dan keselamatan pengikut.
8. Memberikan
kebebasan berkreasi dan berpendapat serta mendelegasikan wewenang.
9. Tipe
kepemimpinannya kharismatis dan demokratis.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Cara
berpikir Muhammad saw yang lurus terlahir dari cara pandangnya yang juga lurus
terhadap hidup dan kehidupan ini. Cara berpikir yang lurus tadi
menghasilkan sebuah keputusan yang tepat sekaligus dapat diterima semua pihak.
1.
Beliau menomorsatukan fungsi sebagai landasan
dalam memilih orang atau sesuatu, bukan penampilan atau faktor-faktor luar
lainnya
2.
Beliau mengutamakan segi kemanfaatan daripada
kesia-siaan
3. Beliau mendahulukan yang lebih mendesak daripada
yang bisa ditunda
4. Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya
dan termudah untuk umatnya
5. Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya
dan termudah untuk umatnya
6. Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada
maksud duniawi
B.
Kritik dan saran
Demikianlah
makalah tentang “Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW” yang telah Kami paparkan. Kami
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik yang
membangun dari pembaca sangat Kami harapkan untuk perbaikan. Harapan Kami,
semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Munir Amin dan Haryanto
Al-Fandi, The World Idol Muhammad Rasulullah, Jakarta :
Amzah,2008,hlm. 47. Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, hlm. 5. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta : Rajawali Pers,2008,hlm. 16. Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam,( Jakarta : PT Raja Harpindo Persada, 2003 ) hlm 16-17. http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/wahidunnaba-mahasiswa-its-segitiga-sukses-kepemimpinan-nabi-muhammad-saw.htm#.UJn8Sp diakses pada hari jum’at pukul: 15.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar