PERKEMBANGAN ISLAM SERTA PERGERAKAN PARTAI
POLITIK DAN RESPON MASYARAKAT VIETNAM
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Sejarah
Islam Asia Tenggara
OLEH KELOMPOK 13:
Muhammad Mauladi NIM : 11840114094
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Sejarah Islam
Asia Teggara dengan judul “Perkembangan Islam Serta Pergerakan Partai Politik Dan Respon Masyarakat Vietnam” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah
semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada
kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik
demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun
sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya
dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Pekanbaru, 3 Desember 2019
Kelompok 13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
A.
VIETNAM DALAM SEJARAH.............................................................. 3
B.
PERKEMBANGAN ISLAM DI VIETNAM........................................... 4
C.
PERGERAKAN PARTAI POLITK DAN
RESPON PEMERINTAH VIETNAM 10
D.
PROSES MASUKNYA ISLAM DI VIETNAM................................... 21
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 22
A. KESIMPULAN........................................................................................ 22
B. SARAN...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Umat Islam
merupakan penduduk mayoritas Asia Tenggara, menurut para ahli, islamisasi di
kawasan ini berlangsung secara damai dan melalui proses panjang yang masih
terus berlangsung sampai sekarang. Tidak banyak terjadi penaklukan secara
militer, pergolakan politik, atau pemaksaan struktur kekuasaan dan norma-norma
masyarakat dari luar negeri. Karena itu, tidaklah mudah untuk menjawab
pertanyaan “bilamana”, “mengapa”, “darimana” dan “dalam bentuk apa”
Islam mulai menimbulkan dampak pada masyarakat-masyarakat Asia Tenggara untuk
pertama kalinya. Sesungguhnya, kini kita mulai menyadari bahwa proses
Islamisasi ini mungkin tidak mempunyai awal yang pasti, juga tidak berakhir.
Islamisasi kawasan ini lebih merupakan suatu proses sinambung yang selain
mempengaruhi masa kini, juga masa depan kita.
Selanjutnya
kita dapat memperluas kompleksitas agama di kawasan ini melalui pengamatan
bahwa Islam bukanlah agama besar pertama yang tumbuh subur di lahan subur Asia
Tenggara. Sejarah agama di kawasan ini sendiri kompleks. Pertama Hindu,
kemudian Budha, Islam dan belakangan Kristen, menawarkan model-model yang telah
membentuk matriks budaya-agama pribumi selama ribuan tahun.[1]
B.
Rumusan Masalah
1) Bagaimana
pandangan Vietnam dalam sejarah?
2) Bagaimana
perkembangan Islam di Vietnam?
3) Bagaimana
pergerakan partai politik dan respon pemerintah Vietnam?
4) Bagaimana
proses Islamisasi di Vietnam?
C.
Tujuan
1) Mengetahui
pandangan Vietnam dalam sejarah.
2) Mengetahui
perkembangan Islam di Vietnam.
3) Mengetahui
pergerakan partai politik dan respon pemerintah Vietnam.
4) Mengetahui
proses Islamisasi di Vietnam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
VIETNAM DALAM SEJARAH
Vietnam merupakan
negara bagian dari kawasan Asia Tenggara. Vietnam memiliki luas wilayah sekitar
330.200 Km2, dengan jumlah penduduk 42.430.000 jiwa. Sekitar 213.000
atau 0,5% yang beragama islam. Secara etnis Vietnam menjadi negara yang homogen
di Asia Tenggara yaitu sekitar 90% penduduknya adalah orang Vietnam. Sekitar
85% dari 7 juta penduduk etnis minoritas asli, tinggal di daerah barisan
pegunungan Vietnam.[2]
Disebelah barat Vietnam berbatasan dengan Laos
dan Kamboja, disebelah utara berbatasan dengan Cina, serta disebelah timur dan
selatan berbatasan dengan laut Cina selatan.
Mayoritas dari penduduk Vietnam memeluk agama Budha, dan Islam yang
merupakan agama minoritas. Minoritas Islam di Vietnam dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantara yaitu: agama, sosialesme, dan letak geografis yang sulit yang
di jangkau oleh pedagang atau saudagar Islam. Hal ini berbeda dengan letak
geografis negara-negara lain di Asia Tenggara.
Disamping itu, dengan tidak stabilnya hubungan internasional diwilayah
ini, sehingga mengurangi dominasi dan keunggulan masyarakat Islam. Islam tidak
bisa memasuki elite penguasa sebagaimana kawasan lain di Asia Tenggara.
Penguasa dikalangan istana segera mengakhiri kekuasaan Islam dengan menghindari
dominasi kaum muslimin. Umat Islam di Vietnam juga tidak diperbolehkan
mengambil bagian dan aktif dalam konferensi-konferensi Islam internasional dan
untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, sementara orang yang tinggal di
desa dilarang pergi ke kota propinsi.[3]
Di
Vietnam, mayoritas Islam berasal dari etnis Cham. Para pakar memperkirakan
bahwa agama Islam memasuki masyarakat Cham pada periode dinasti Zong di Cina
pada tahun 960-1280 M. para pakar menegaskan bahwa masyarakat Cham menjadi
muslim dengan cara menjalin hubungan yang baik dengan orang Melayu pada abad 10
M.
B.
PERKEMBANGAN ISLAM DI VIETNAM
Berkembangnya Islam
di Vietnam, khusunya pada tahap awal, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran
kerajaan dan etnis Campa, uraian tentang Islam di Vietnam diawali dengan uraian
sejarah Kerajaan Campa Kuno dan Etnis Campa.
Saat ini, masyarakat muslim Vietnam biasanya
dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, masyarakat muslim pendatang
yang berkembang di kota-kota besar, seperti HO Chi Minh. Kedua,
masyarakat muslim Cam, yang merupakan penduduk lokal dan komunitas muslim
tertua yang menempati dataran pesisir Vietnam Tengah. Jumlah masyarakat muslim
Vietnam mencapai sekitar 1% dari seluruh populasi Vietnam, yakni sekitar
420.000 jiwa.
Setelah Vietnam memasuki era baru dan politik
terbuka, umat Islam juga ikut menikmati perubahan politik tersebut. baik secara
internal dalam bentuk semakin terbukanya kegiatan keagamaan dan semakin
pulihnya posisi sosial umat Islam. Dengan dibangunnya pusat pengkajian umat
Islam dan pendidikan Islam di kota Ho Chi Minh dan dibukanya berbagai kantor
perwakilan negara yang mayoritas penduduknya muslim, suasana di kota tersebut
tidak lagi mencerminkan suasana “Anti
Tuhan”.[4]
Tanggal kapan pasti Islam menyebar didaratan
Indo China belum dapat diketahui secara pasti. Tetapi, Masuknya
Islam ke Vietnam, sejarahwan sepakat bahwa Islam telah sampai ke Vietnam ini
pada adab ke 10 dan 11 Masehi melalui jamaah dari India, Persia dan pedagang
Arab, dan menyebar antara jamaah cham sejak adanya perkembangan kerajaan mereka
di daerah tengah Vietnam dan dikenal dengan nama kerajaan Champa.[5]
Tapi secara umum, Islam telah mulai menyebar di
daratan Indo China pada masa kekuasaan dinasti Tang di Cina pada tahun 618-1907
M. Islam diperkenalkan oleh para saudagar atau pedagang muslim dunia yang
berlayar disepanjang kota-kota tepi pantai. Para pedagang tersebut akan
berhenti untuk beristirahat dan berdagang di Vietnam yang saat itu masih
dikuasai Kerajaan Champa sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Cina.
Masyarakat dari kerajaan itu sering disebut sebagai orang-orang Cham. Hal yang
telah diketahui secara pasti bahwa Islam telah sampai ke Vietnam pada abad
ke-11, dengan ditemukannya dua buah batu tulis (prasasti) yang
berasal dari muslim Champa bertanggal awal abad ke-11. Kerajaan Champa ini
telah berdiri pada abad ke-2 sampai abad ke-17.
Kekuasaan kerajaan ini membentang sepanjang pesisir pantai yang jika
sekarang letaknya berada di Vietnam. Pada awal kedatangan Islam, hanya sedikit
orang-orang Champa yang memeluk Islam, akan tetapi sekitar tahun 1607 sampai
1676 seorang raja Champa memeluk Islam, sehingga menyebabkan banyak rakyatnya
yang memeluk agama Islam. Selama berabad-abad sedikit demi sedikit wilayah
Champa dikuasai oleh bangsa Vietnam, sampai pada akhirnya pada abad ke-17,
seluruh daerah kekuasaan champa dikuasai oleh bangsa Vietnam. Akibatnya, bangsa
Champa yang tinggal didaerah pesisir pindah kedaerah yang sekarang di kenal
dengan nama Trenggalu(Malaysia).[6]
Raja
terakhirnya beserta orang-orang tinggal didaerah pedalaman berpindah kedaerah
selatan kamboja yang sekarang dikenal dengan nama Kampong Cham. Mereka tidak
hanya berpusat pada satu lokasi saja, tetapi tinggal disepanjang sungai Mekong
di wilayah Vietnam yang terdiri dari 13 desa. Selama bertahun-tahun anak-anak
dari bangsa Champa dikirim ke Kelantan(Malaysia) untuk belajar ilmu Islam dan
Al-Quran. Jika telah selesai belajar, mereka pulang kembali kedaerahnya dan memberikan
pengajaran kepada ke 13 desa-desa tersebut. Disamping itu, bangsa Champa juga
belajar agama Islam melalui interaksi antara mereka dengan pedagang-pedagang
muslim Malaysia yang berlayar melalui sungai Mekong. Tidak semua bangsa Champa
berimingrasi bersama rajanya, tetapi ada sebagian yang tinggal di beberapa
propinsi di Vietnam tengah.
Akibat terisolirnya kehidupan beragama mereka dengan muslim Champa
lainnya, mengakibatkan mereka mulai mencampuradukkan Islam dengan kepercayaan
Budha, Hindu dan kepercayaan lainnya.
Akibatya, keturunannya kehilangan akar sebenarnya tentang kebenaran
ajaran Islam. Pada tahun 1959 anak keturunan bangsa Champa yang tinggal di
Vietnam tengah ini bertemu dengan sesama saudaranya bangsa Champa muslim
disalah satu dari ke-13 desa-desa disepanjang sungai Mekong dan juga dengan
komunitas muslim di Saigon. Komunitas muslim di Saigon ini terdiri dari
komunitas Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Arab. Sebagai hasil dari interaksi
ini, Champa muslim Vietnam tengah kembali kepada ajaran Islam yang benar.
Dengan bantuan muslim dari Saigon, dibangunlah beberapa masjid dibeberapa
propinsi di Vietnam tengah.
Pada dasarnya ada tiga tipe muslim Vietnam di wilayah Vietnam yaitu:
·
Bangsa Champa yang merupakan mayoritas
muslim Vietnam.
·
Kemudian bangsa
Pakistan, Arab, India, Indonesia, dan Malaysia yang mengadakan kawin campur
dengan penduduk lokal Vietnam. Komunitas ini adalah kedua terbesar penganut
muslim di Vietnam.
·
Dan yang terakhir
adalah orang Vietnam itu sendiri yang beralih memeluk agama Islam. Tetapi,
setelah tanggal 30 april 1975, komunis berkuasa di negeri itu. Sehingga
sebagian muslim Vietnam berpindah kenegara lain. Terbanyak mereka tinggal di
Amerika, Perancis, Malaysia, India, Canada, dan Australia.
Masuk dan berkembangnya Islam di Vietnam
khususnya Islam pada awal tahap, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran kerajaan
dan etnis Campa, uraian tentang Islam di Vietnam diawali dengan uraian sejarah
kerajaan Campa Kuno dan etnis Campa. Campa, menurut literature China dari
negeri bernama Lin Yin (yang muncul pada 192 M) terletak di bagian tengah
Vietnam. Kerajaan Campa mempunyai hubungan diplomatic dengan kerajaan-kerajaan
tetangganya dengan Cina dan Vietnam di utara, Kamboja di barat, dan Nusantara
di selatan.[7]
Pada 1471 raja Vietnam Le Tanh Tong menyerang
Campa besar-besaran, dan menghancurkan Vijaya, membunuh 40.000 penduduk,
mengusir lebih dari 30.000 lainnya dari bumi Campa. Selanjutnya yang bertahan
adalah sisa-sisa kerajaan Campa belahan selatan, yaitu Kauthara dan Panduranga,
yang diperintah oleh Bo Tri Tri dan pengganti-penggantinya. Kerajaan Campa
mulai menerima kebudayaan Melayu serta Islam, yang masuk melalui pelabuhan
Panduranga dan Kuthara, dan meningkatkan hubungan-hubungan dengan negeri-negeri
di Melayu dan Nusantara. Bahkan dikabarkan bahwa raja Campa yang bernama Po
Klau Halu (1579-1603) sudah memeluk Islam dan pernah mengirim tentaranya untuk
membantu Sultan Johor di Semenanjung Malaka untuk berperang menentang Portugis
pada 1511.
Masyarakat muslim Vietnam biasanya dibedakan menjadi dua
kategori,
·
Pertama, masyarakat muslim pendatang
yang berkembang di kota-kota besar, seperti Ho Chi Minh (dahulu Saigon), Tay
Ninh dan An Giang, yang berbatasan dengan Kamboja. Mereka kebanyakan dari
pedagang dan pengusaha dari berbagai negara.
·
Kedua, masyarakat
muslim Cam, yang merupakan penduduk lokal dan komunitas muslim tertua yang
menempati pesisir Vietnam tengah, di Annam Lama, wilayah Thun Hai, Phan Rang
dan Nha Trang.
Setelah Vietnam masuk era baru dan politik
terbuka, umat Islam juga ikut menikmati perubahan politik tersebut: baik secara
internal, dalam bentuk semakin terbukanya keagamaan dan pulihnya posisi sosial
umat Islam; maupun ekternal, relasi yang dimilikinya dengan dunia
internasional, khususnya hubungan dengan kelompok Cam di Kamboja dan pusat
Islam di Asia Tenggara.[8]
Umat Islam Vietnam banyak yang loyal pada
suku-suku beragam, dan melalui tulisan dapat kita bagi pada 3 kelompok:
1) Kelompok
pertama: Muslim Tcham, yang merupakan kelompok mayoritas.
2) Kelompok
kedua: umat yang berasal dari suku-suku yang beragam, mereka adalah pedagang
muslim yang datang dari negeri-negeri yang beragam kemudian menikah dari
anak-anak negeri tersebut, seperti Arab, India, Indonesia, Malaysia dan
Pakistan, dan jumlah mereka merupakan kelompok terbesar dari jumlah umat Islam
secara keseluruhan.
3) Kelompok
ketiga: muslim dari warga Vietnam asli, dan mereka adalah warga Vietnam yang
masuk setelah berinteraksi dengan para pedagang muslim dan komunikasi secara
baik, seperti kampng Tan Buu pada bagian kota Tan An, baik dengan masuknya
warga kepada Islam atau mereka masuk Islam melalui pernikahan.[9]
C.
PERGERAKAN PARTAI POLITK DAN
RESPON MASYARAKAT VIETNAM
Islam masuk dan berkembangnya di Vietnam, khususnya
Islam pada tahap awal tidak bisa dilepaskan dari kehadiran kerajaan dan etnis
Campa, uraian tentang Islam di Vietnam diawali dengan uraian sejarah keberadaan
Campa Kuno dan Etnis Campa.
Campa, menurut literatur Cina dari negeri
bernama Lin-Yi (yang muncul pada 192 M), terletak dibagian tengah negeri
Vietnam sekarang, antara Gate Of Annam (Hoanh Son) di uatara dan sungai Donnai
selatan. Penduduk Lin-Yi bertutur dalam bahasa Cham dari rumpun Austronesia.
Sejak awal Lin-Yi negeri yang takluk pada china dan membayar upeti kepada
China. Nama “Campa” disebut dan dipakai pertama kali dalam dua buah inskkripsi
bahasa sansekerta, satunya bertarikh 658 M yang ditemukan bagian tengah
Vietnam. Dan satu lagi ditemukan pada 668 M di kamboja. Abad ke-8 merupakan puncak
kerajaan Campa, yang ditandai dengan kekuasaan wilayahnya daan kemajuan
peradabannya. Pada masa ini, Campa merupakan sebuah kerajaan persekutuan yang
terdiri dari kerajaan negeri : Indrapura, Amarawati, Vijaya, Kauthara dan
Pandurangan yang masing-masing mempunyai pemerintah yang otonom dengan ibu
negara Indrapura (Quang Nam sekarang). Kerajaan Campa mempunyai hubungan dengan
kerajaan-kerajaan tetangganya, dengan China dan Vietnam diuatara,Kamboja
dibarat, dan Nusantara di selatan. Contoh secara teratur mengirim utusan-utusan
dan mengadakan hubungan ekonomi dan keagamaan dengan China. Ajaran agama yang
dianut masyarakat Campa pada abad 8 dan ke-9 adalah buddha mahayana, yang
merambah Campa melalui sami (Pendeta Buddha) yang datang dari Cina. Adapun relasinya
dengan nusantara bermula ketika terjadi perompakan besar-besaran oleh orang
Jawa penghujung abad VIII. Hubungan itu kemudian menjadi lebih baik dalm bentuk
hubungan perdagangan dan persahabatan.
Pada abad ke-9, terjadi peralihan orientasi
Campa dari China. Mulai jaman ini kebudayaan Campa termasuk sistem sosial
keagamaan dan lain sebagainya, dipengaruhi oleh budaya India dan agama Hindu
dan Budha. Pada 939 M, muncul kekuatan baru di wilayah ini, yakni Dai Viet
(kemudian menjadi Vietnam). Mulai sejak itu terjadi peperangan yang
berkepanjangan antara Vietnam dan Campa. Pada 982 M, Vietnam berhasil
menghancurkan ibu kota Indrapuraraja Campa memindahkannya jauh ke selatan,
yakni ke Vijaya (Binh Dinh sekarang). Namun pada 1044, Dai Viet (Vietnam)
bahkan berhasil menduduki kota Vijaya dan membunuh rajanya..berbagai usaha
pernah dilakukan raja-raja Campa untuk membalas dendam dan menyerang Vietnam
yang semakin dapat memperbesar wilayahnyadan mencaplok Campa. Suatu kali
kerajaan Campa pernah kembali pada masa kejayaannya, meski hanya dalam durasi
singkat, yaitu ketika diperintah oleh Che Bong Nga (1360-1390), dialah yang
berhasil dalam usaha mengembalikan wilayah yang dirampas Vietnam dan dalam
memerintah dengan cukup adil serta berjaya memerangi para perampok.
Pada 1471, Raja Vietnam Le Thanh Tong
menyerang Campa secara besar-besaran, dan menghancurkan Vijaya, membunuh lebih
40.000 penduduk, mengusir lebih dari 30.000 lainnya dari bumi Campa, bahkan
lebih jauh lagi dia telah menghancurkan sisa-sisa kebudayaan Campa yang
dipengaruhi Hindu/Buddha dan kemudian menggantikannya dengan kebudayaan
China/Vietnam. Dengan kemenangan Le Thanh Tong 1471 itu, tamatlah riwayat
kerajaan Campa belahan utara, khususnya Indrapura, Amarawati, Vijaya.
Selanjutnya yang bertahan adalah sisa-sisa
kerajaan Campa belahan selatan, yaitu Kauthara dan Panduranga, yang diperintahi
oleh Bo Tri Tri dan pengganti-penggantinya. Kerajaan Campa mulai menerima
kebudayaan melayu serta Islam yang masuk melalui pelabuhan Panduranga dan
Kauthara, dan juga meningkatkan hubungan dengan negeri-negeri di Melayu dan
Nusantara. Bahkan dikabarkan bahwa raja Campa yang bernama Po Klau Halu
(1579-1603) sudah memeluk Islam dan pernah mengirim tentaranya untuk membantu
Sultan Johor di Semenanjung Malaka untuk berperang menentang Portugis pada
1511.
Bagaimanapun raja Ngunyen dari Vietnam
menaklukan Khautara (1659) dan Panduranga (1697). Akibatnya, raja Pandurangan
terakhir, Po Chei Brei terpaksa mengungsi meninggalkan negereinya bersama
ribuan pengikutnya menuju Rong Damrei di Kamboja. Pada 1832 penguasa Vietnam
Minh Menh melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap sisa-sisa terakhir
penduduk Campa Panduranga, dan merampas seluruh sawah ladang mereka serta
memasukkan wilayah Pandurangan menjadi bagian Vietnam. Hal ini menandai
lenyapnya sisa-sisa kerajaan Campa terakhir dari peta bumi untuk selamanya,
walaupun kebudayaan dan etnis Campa tetap berlanjut dipengungsian yakni
Kamboja.[10]
Terdapat dua mazhab
besar umat Islam di Vietnam yaitu:
1) Mazhab Sunni
Mazhab Sunni tersebar diseluruh penjuru
negara kecuali dua tempat antara TuanHan dan Ninh Thuan, dan mayoritas mereka
menganut mazhab Syafi’i.
2) Mazhab Bani
Mazhab Bani tersebar di daerah Ninh Thuan
dan Binh Thuan dan mazhab ini tidak banyak dikenal oleh umat Islam di
dunia karena memiliki ciri khusus domistik dan memiliki pengaruh kuat
warisan dari India yang banyak bertentangan dengan ajaran Islam
yang benar, seperti menjadikan pemimpin untuk shalat mewakili jamaah,
tidak ada perhatiandari para pemimpin dengan jamaah mereka sehingga menyebar di
tengah mereka ajaran-ajaran syirik, dan tersebar di tengah mereka aktivitas
yang tidak sesuai dengan aqidahyang benar oleh karena kebodohan, sedikitnya
ulama dan para dai.
Dan
ketika datang bulan Ramadhan mereka memisahkan diri dari istri-istri
mereka sejak awal bulan hingga akhir, karena mereka tinggal di masjid selama
bulan Ramadhan, dan banyak lagi permasalahan lainnya yang ada di sana.
Boleh jadi phenomena terjadi oleh karenakebodohan mereka terhadap Islam dan
ajaran-ajaran yang sebenarnya, dan terputusnyahubungan mereka dengan dunia
Islam dalam waktu lama sehingga mereka memilikikeyakinan apa yang dalam Islam
dan bahkan hingga mencapai pada tuduhan bahwamazhab sunni adalah bid’ah.
Sebagaimana yang terjadi di sana adanya perselisihan dan perdebatan
tentang tema antara mereka dan mazhab Sunni.[11]
Pada
tahun 1959 sebagai mereka umat Islam bagian selatan, khususnya umat Islam
dikota Shai Ghon, dan terjadi perkenalan dan dialog di tengah mereka tentang
Islam sehingga mereka memahami bahwa jamaah
mereka jauh dari hakikat Islam, dan merekamulai belajar dari mereka ajaran yang
benar, dan juga memperbaharui keislaman merekadan memperbaikinya. Kemudian
kelompok ini pulang ke negeri mereka dan mengajak masyarakat pada ajaran
Islam yang bersih dan benar, maka dakwah itupun berhada pandengan berbagai bentuk penolakan,
pendustaan dan tuduhan dari warga dan menganggapnya sebagai bid’ah dan
khurafat. Namun berkat karunia Allah SWT, mampu memenangkan agama dari keyakinan yang
menyimpang dan agama yang batil yang diacuhkan kecuali Allah mampu
menyempurnakan cahaya-Nya sehingga sebagian mereka menerima dakwah ini dengan penuh
kepuasan dan kerelaan, dan akhirnya mereka memperbaharui dan memperbaiki keislaman
mereka.
Dan
melalui ini terjadi titik tolak penting dalam sejarah berupa bersinar kembali
cahayaIslam di tengah mereka setelah sebelumnya mengalami kejahilan di negeri
mereka dalamwaktu yang lama, dan akhirnya setiap hari terus bertambah
orang-orang yang memperbaharui keislaman mereka. Kemudian bertambah pula 4
pembangunan masjid di daerahtersebut, karena keberadaan mereka dalam
masjid-masjid yang ada dapat mengarah pada perbedaan dan perdebatan.
Adapun masjid yang dimaksud adalah masjid Phuic Nhon, Masjid An Xuan, masjid Van Lam, dan Masjid Nho Lam dan semuanya terdapat
di propinsi Ninh Thuan.
Sementara
itu gerakan pembaharuan tidak mencakup propinsi Ninh Thuan, sehingga penduduknya
tetap berada pada keyakinan tersebut hingga datang pembaharuan yangdibawa oleh
sebagian pemuda Islam mereka pada tahun 2006, sebagaimana sisa dari mereka menerima gerakan ini dan bertambah
jumlah mereka, karena mereka betul-betulmembutuhkan orang yang bisa mengajarkan
Islam kepada mereka.[12]
Perpolitikan Vietnam dominan dengan aktivitas
Partai Komunis Vietnam. Sistem negaranya terdiri dari Majelis Nasional
(National Assembly), presiden negara, pemerintah, Mahkamah Agung Rakyat
(Supreme People’s Court), Prokurator Agung Rakyat (Supreme People’s Procuracy),
dan otoritas lokal. Eksistensi koalisi politik menjadi hal yang cukup menarik
dalam dinamika perpolitikan. Konfederasi buruh dan berbagai organisasi lainnya
pun turut berpartisipasi memperkuat negara tersebut.
a)
Partai Komunis
Vietnam (CPV)
CPV yang mewakili
kepentingan kelas pekerja dan bangsa didirikan pada tanggal 3 Februari 1930 dan
eksistensinya telah mencapai 75 tahun. Dalam rentang waktu tersebut partai
telah berganti nama beberapa kali: Partai Komunis Vietnam (Februari 1930),
Partai Komunis Indochina (Oktober 1930), Partai Vietnam Pekerja (Februari
1951), dan yang akhirnya digunakan hingga saat ini adalah Partai Komunis
Vietnam (Desember 1976). Selama 75 tahun terakhir, Partai Komunis Vietnam (CPV)
menjadi pemimpin dalam perjuangan kemerdekaan nasional dan pembebasan negara
dari dominasi kolonialis Barat.
Sejak reunifikasi,
CPV memimpin masyarakat Vietnam untuk merenovasi negara, melakukan proses
modernisasi dan industrialisasi. Sistem politik nasional yang luas dan beragam
dibentuk oleh CPV dalam mewujudkan tujuan kemerdekaan nasional, demokrasi, dan
kemajuan sosial sebab prinsip yang dipegang teguh adalah “the people as the
country’s roots” atau rakyat sebagai aspek fundamental dari sebuah negara.[13]
Berlandaskan pada
ideologi Marxisme-Leninisme dan Hồ Chà Minh yang dijadikan pedoman dalam
aktivitas partai, serta menjadi instrumen dalam mempromosikan tradisi bangsa
dan menyerap ide-ide penting yang dimiliki negara lain, maka CPV menetapkan
tujuannya yakni menciptrakan independensi, negara kuat yang makmur dan
demokratis, masyarakat adil dan berdab, serta mewujudkan sosialisme sebagai
tahap menuju komunisme di negara Vietnam. Partai benar-benar menerapkan hukum
obyektif dan mampu menciptakan kebijakan revolusioner demi memenuhi aspirasi
rakyat, didukung dengan aktivitasnya yang sesuai dengan konstitusi dan
undang-undang mulai dari tingkat pusat ke provinsi, kota, kabupaten, dan
tingkat komunal serta badan-badan administratif, sekolah, perusahaan,
organisasi politik-sosial-profesional, unit militer dan polisi.
b)
National Assembly
Majelis Nasional
adalah perwakilan tertinggi rakyat, organ tertinggi kekuasaan negara Republik
Sosialis Vietnam, serta satu-satunya organ yang memiliki hak-hak konstitusional
dan legislatif. Fungsi Majelis Nasional sangat seperti memutuskan kebijakan
dasar dalam dan luar negeri, tugas sosial-ekonomi, pertahanan dan keamanan
nasional, prinsip-prinsip utama yang mengatur negara, hubungan sosial dan
aktivitas warga, berwenang menciptakan konstitusi dan hukum. Namun yang paling
utama adalah fungsi dalam legislatif yakni sebagai penentu isu-isu penting
negara dan melaksanakan kekuasaan pengawasan tertinggi dari semua kegiatan
negara.
Dalam majelis, yang
membahas isu pertama kali adalah kelompok-kelompok anggota, kemudian dibahas
oleh seluruh anggota dalam rapat paripurna. Ketika mayoritas tunggal dari
Deputi mendukung pengadopsian RUU dari Majelis Nasional, maka hukum tersebut
akan siap diberlakukan. Setelah sah diadopsi maka Presiden Majelis Nasional
harus menandatangani RUU dan kemudian Presiden Republik lah yang mengumumkan
keabsahan hukum dan pemberlakuannya kepada publik dalam jangka waktu lima belas
hari setelah penetapan tanggal.
Sebagai otoritas
tertinggi negara, Majelis Nasional membuat keputusan tentang rencana
pembangunan sosio-ekonomi pada kebijakan keuangan dan moneter nasional, serta
perkiraan pendapatan nasional dan rencana pengeluaran. Majelis juga memutuskan
anggaran negara, menyetujui pendapatan nasional dan neraca pengeluaran
rekening, retribusi, kesalahan dan menghapuskan pajak. Presiden Republik, Ketua
Majelis Nasional dan Perdana Menteri dipilih oleh Majelis Nasional.
c)
Kepresidenan Negara
Presiden dipilih oleh Majelis Nasional dari
deputi, sebagai perwakilan resmi Republik Sosialis Vietnam secara internal
maupun eksternal. Presiden dibantu oleh Wakil Presiden, Kantor Presiden, serta
Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional. Wakil Presiden diusulkan oleh Presiden
dan dipilih oleh Majelis Nasional dari deputi Majelis Nasional. Wakil Presiden
memiliki hak untuk menggantikan tugas dan fungsi penting ketika Presiden
berhalangan melaksanakannya, namun tentu atas izin resmi dari Presiden.[14]
d)
Pemerintahan
Merupakan organ eksekutif Majelis Nasional,
dan lembaga negara administrasi tertinggi Republik Sosialis Vietnam. Pemerintah
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh Negara di bidang politik,
sosial-ekonomi, pertahanan nasional, keamanan dan hubungan eksternal,
mempertahankan operasi efektif aparat negara dari pusat ke tingkat masa,
menjamin penghormatan untuk, dan pelaksanaan Konstitusi dan undang-undang,
menjamin stabilitas dan meningkatkan kesejahteraan serta kehidupan spiritual
rakyat. Komponen Pemerintah terdiri dari Perdana Menteri, Wakil Perdana
Menteri, dan Menteri dan kepala lembaga setingkat menteri.
e)
Mahkamah Agung
Rakyat (Supreme People’s Court)
Merupakan organ peradilan tertinggi Republik
Sosialis Vietnam yang terdiri dari Hakim Ketua, Wakil Ketua Majelis Hakim,
juri, dan sekretaris pengadilan. Struktur dari Mahkamah Agung Rakyat yakni
Majelis Hakim, Komisi Hakim, Pengadilan Militer Pusat, Pengadilan Kriminal,
Pengadilan Negeri, Pengadilan Banding, dan staf pembantu. Prinsip utama dalam
operasional pengadilan hukum diterapkan selama sidang dan para hakim serta juri
independen mematuhi hukum dengan seksama. Keadilan dan demokrasi dipastikan
dengan proses sidang terbuka, di mana juri memainkan peran penting, terdakwa
memiliki hak untuk membela diri, atau untuk menyewa pengacara. Mereka juga
memiliki hak untuk menggunakan bahasa asli mereka di pengadilan.
f)
Prokurator Agung
Rakyat (Supreme People’s Procuracy)
Bertugas mengamati pelaksanaan dan menghormati
Konstitusi dan hukum oleh Kementerian, lembaga setingkat menteri, organ
Pemerintah, pemerintah daerah, organisasi sosial dan ekonomi, angkatan
bersenjata, pasukan keamanan dan semua warga negara, serta untuk mempraktikan
hukum sesuai yang ditetapkan oleh undang-undang dan memastikan penegakan hukum.
g)
Otoritas Lokal
Terdiri dari Dewan Rakyat di tingkat provinsi,
kabupaten, kota, lingkungan dan komune; Komite Rakyat di berbagai tingkatan
dengan tugasnya masing-masing; Komite Masyarakat Lokal yang merupakan
pengadilan rakyat tingkat distrik; Prokurator Masyarakat Lokal di tingkat
provinsi dan kabupaten. Kesemuanya bertugas menegakkan dan menjalankan hukum
sesuai dengan Undang-Undang dan Konsitusi negara.[15]
D. PROSES MASUKNYA ISLAM
KE VIETNAM
Islam masuk ke Vietnam
melalui beberapa rute, diantaranya:
a)
Melalui
pedagang-pedagang Arab digaris pantai pada awal abad ke-1 H atau abad ke -7 M.
kemudian kelaut Araka dan selatan.
b) Melalui
pedagang Melayu dan India yang aktif dalam menyebarkan Islam.
c) Melalui
pedagang Vinan(Cina) pada abad 19 yang menduduki bagian utara Vietnam.
Negara bagian Islam telah didirikan di
Arakan pada masa pemerintahan Sultan Muslim Bengar Nasserud Deen Mahmud Syah
pada tahun 1422-1459.
Pada masa pemerintahan Raja Sliman Naramuta telah didirikan negara Islam
Meruku, kemudian syariat Islam dijalankan dan diperluas sampai ke selatan. Pada
masa penerintahan Sultan Salim Syah Rozaqi pada tahun 1593-1612 M, mendirikan
negara islam di Moulmein.[16]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masuk dan
berkembangnya Islam di Vietnam khususnya Islam pada awal tahap, tidak bisa
dilepaskan dari kehadiran kerajaan dan etnis Campa, uraian tentang Islam di
Vietnam diawali dengan uraian sejarah kerajaan Campa Kuno dan etnis Campa. Campa,
menurut literature China dari negeri bernama Lin Yin (yang muncul pada 192 M)
terletak di bagian tengah Vietnam. Kerajaan Campa mempunyai hubungan diplomatic
dengan kerajaan-kerajaan tetangganya dengan Cina dan Vietnam di utara, Kamboja
di barat, dan Nusantara di selatan.
B.
Saran
1) Memahami lebih
dalam bagaimana sejarah perkembangan Islam di Vietnam.
2) Sebagai
pelajaran untuk diterapkan di masa sekarang.
3) Untuk
menyelidiki dan menjadi bahan pemahaman sejauh mana kemajuan yang telah di
capai oleh umat Islam Terdahulu hingga sekarang.
4) Untuk menggali
lagi faktor-faktor apa yang menyebabkan kemajuan Islam di Vietnam.
5) Sebagai
perbandingan kita dalam penyebaran Islam antara Indonesia dan Vietnam.
6) Memahami konsep
dari penyebaran Islam di Vietnam lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ibrahim, Islam di Asia Tenggara perspektif sejarah,
(Jakarta: LP3ES, 1989)
Ali Kehtani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini,
(Jakarta: PT. Rajawali
Grafindo, 2005)
Asep Ahmad Hidayat, dkk, Studi Islam di Asia Tenggara,
(Bandung: Pustaka Setia,
2013)
Dedi Supriyadi, Sejarah Perabadan Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2008)
Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid 5 Islam di Asia
Tenggara, (Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2002)
H. Suhaimi. Cahaya Islam di Ufuk Asia Tenggara. (Sukajadi
pekanbaru: Suska
Press, 2006)
M. Yakub,
dkk, Sejarah Peradaban Islam Pendekatan Periodesasi. (Medan :
Perdana Publishing, 2015)
Saiful Mujani, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Vietnam, (Jakarta:
LP3ES,
1993)
Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara
[2] Ali Kehtani, Minoritas Muslim
di Dunia Dewasa Ini, (Jakarta: PT. Rajawali Grafindo, 2005), hlm. 216.
[3] H. Suhaimi. Cahaya Islam di Ufuk Asia Tenggara. (Sukajadi
pekanbaru: Suska Press, 2006), hlm. 306.
[5] Asep Ahmad
Hidayat, dkk, Studi Islam di Asia Tenggara, (Bandung: Pustaka Setia,
2013), hlm. 109-110.
[6]. Ibid.,
324
[7] M. Yakub, dkk, Sejarah Peradaban Islam Pendekatan Periodesasi. (Medan : Perdana Publishing, 2015), hlm. 166-167.
[10] http://bintang-kampus.blogspot.com/2016/09/contoh-makalah-politik-lokal-negara-vietnam.html?m=1 diakses di Pekanbaru, pukul 14:39 WIB
[12] Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam, Jilid 5 Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 457.
[13] http://danielyogya.blogspot.com/2008/11/makalah-islam-minoritas.html Diakses di Pekanbaru, Pukul 20:10 WIB, 15 Desember 2019