Rabu, 25 Maret 2020

Perkembangan Islam Serta Pergerakan Partai Politik Dan Respon Masyarakat Vietnam - Makalah SIAT


PERKEMBANGAN ISLAM SERTA PERGERAKAN PARTAI POLITIK DAN RESPON MASYARAKAT VIETNAM

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Sejarah Islam Asia Tenggara








OLEH KELOMPOK 13:

Muhammad Mauladi                      NIM : 11840114094

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2019/2020



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Sejarah Islam Asia Teggara dengan judul “Perkembangan Islam Serta Pergerakan Partai Politik Dan Respon Masyarakat Vietnam” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Pekanbaru, 3 Desember 2019


Kelompok 13



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.    Latar Belakang........................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.    Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
A.     VIETNAM DALAM SEJARAH.............................................................. 3
B.      PERKEMBANGAN ISLAM DI VIETNAM........................................... 4
C.     PERGERAKAN PARTAI POLITK DAN RESPON PEMERINTAH VIETNAM      10
D.     PROSES MASUKNYA ISLAM DI VIETNAM................................... 21
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 22
A.    KESIMPULAN........................................................................................ 22
B.     SARAN...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ iv






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Umat Islam merupakan penduduk mayoritas Asia Tenggara, menurut para ahli, islamisasi di kawasan ini berlangsung secara damai dan melalui proses panjang yang masih terus berlangsung sampai sekarang. Tidak banyak terjadi penaklukan secara militer, pergolakan politik, atau pemaksaan struktur kekuasaan dan norma-norma masyarakat dari luar negeri. Karena itu, tidaklah mudah untuk menjawab pertanyaan “bilamana”, “mengapa”, “darimana” dan “dalam bentuk apa” Islam mulai menimbulkan dampak pada masyarakat-masyarakat Asia Tenggara untuk pertama kalinya. Sesungguhnya, kini kita mulai menyadari bahwa proses Islamisasi ini mungkin tidak mempunyai awal yang pasti, juga tidak berakhir. Islamisasi kawasan ini lebih merupakan suatu proses sinambung yang selain mempengaruhi masa kini, juga masa depan kita.
Selanjutnya kita dapat memperluas kompleksitas agama di kawasan ini melalui pengamatan bahwa Islam bukanlah agama besar pertama yang tumbuh subur di lahan subur Asia Tenggara. Sejarah agama di kawasan ini sendiri kompleks. Pertama Hindu, kemudian Budha, Islam dan belakangan Kristen, menawarkan model-model yang telah membentuk matriks budaya-agama pribumi selama ribuan tahun.[1]

B.     Rumusan Masalah
1)      Bagaimana pandangan Vietnam dalam sejarah?
2)      Bagaimana perkembangan Islam di Vietnam?
3)      Bagaimana pergerakan partai politik dan respon pemerintah Vietnam?
4)      Bagaimana proses Islamisasi di Vietnam?

C.     Tujuan
1)      Mengetahui pandangan Vietnam dalam sejarah.
2)      Mengetahui perkembangan Islam di Vietnam.
3)      Mengetahui pergerakan partai politik dan respon pemerintah Vietnam.
4)      Mengetahui proses Islamisasi di Vietnam.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    VIETNAM DALAM SEJARAH
Vietnam merupakan negara bagian dari kawasan Asia Tenggara. Vietnam memiliki luas wilayah sekitar 330.200 Km2, dengan jumlah penduduk 42.430.000 jiwa. Sekitar 213.000 atau 0,5% yang beragama islam. Secara etnis Vietnam menjadi negara yang homogen di Asia Tenggara yaitu sekitar 90% penduduknya adalah orang Vietnam. Sekitar 85% dari 7 juta penduduk etnis minoritas asli, tinggal di daerah barisan pegunungan Vietnam.[2]
Disebelah barat Vietnam berbatasan dengan Laos dan Kamboja, disebelah utara berbatasan dengan Cina, serta disebelah timur dan selatan berbatasan dengan laut Cina selatan.
     Mayoritas dari penduduk Vietnam memeluk agama Budha, dan Islam yang merupakan agama minoritas. Minoritas Islam di Vietnam dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantara yaitu: agama, sosialesme, dan letak geografis yang sulit yang di jangkau oleh pedagang atau saudagar Islam. Hal ini berbeda dengan letak geografis negara-negara lain di Asia Tenggara.
     Disamping itu, dengan tidak stabilnya hubungan internasional diwilayah ini, sehingga mengurangi dominasi dan keunggulan masyarakat Islam. Islam tidak bisa memasuki elite penguasa sebagaimana kawasan lain di Asia Tenggara. Penguasa dikalangan istana segera mengakhiri kekuasaan Islam dengan menghindari dominasi kaum muslimin. Umat Islam di Vietnam juga tidak diperbolehkan mengambil bagian dan aktif dalam konferensi-konferensi Islam internasional dan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, sementara orang yang tinggal di desa dilarang pergi ke kota propinsi.[3]
     Di Vietnam, mayoritas Islam berasal dari etnis Cham. Para pakar memperkirakan bahwa agama Islam memasuki masyarakat Cham pada periode dinasti Zong di Cina pada tahun 960-1280 M. para pakar menegaskan bahwa masyarakat Cham menjadi muslim dengan cara menjalin hubungan yang baik dengan orang Melayu pada abad 10 M.

B.     PERKEMBANGAN ISLAM DI VIETNAM
Berkembangnya Islam di Vietnam, khusunya pada tahap awal, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran kerajaan dan etnis Campa, uraian tentang Islam di Vietnam diawali dengan uraian sejarah Kerajaan Campa Kuno dan Etnis Campa.
Saat ini, masyarakat muslim Vietnam biasanya dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, masyarakat muslim pendatang yang berkembang di kota-kota besar, seperti HO Chi Minh. Kedua, masyarakat muslim Cam, yang merupakan penduduk lokal dan komunitas muslim tertua yang menempati dataran pesisir Vietnam Tengah. Jumlah masyarakat muslim Vietnam mencapai sekitar 1% dari seluruh populasi Vietnam, yakni sekitar 420.000 jiwa.
Setelah Vietnam memasuki era baru dan politik terbuka, umat Islam juga ikut menikmati perubahan politik tersebut. baik secara internal dalam bentuk semakin terbukanya kegiatan keagamaan dan semakin pulihnya posisi sosial umat Islam. Dengan dibangunnya pusat pengkajian umat Islam dan pendidikan Islam di kota Ho Chi Minh dan dibukanya berbagai kantor perwakilan negara yang mayoritas penduduknya muslim, suasana di kota tersebut tidak lagi mencerminkan suasana Anti Tuhan”.[4]
Tanggal kapan pasti Islam menyebar didaratan Indo China belum dapat diketahui secara pasti. Tetapi, Masuknya Islam ke Vietnam, sejarahwan sepakat bahwa Islam telah sampai ke Vietnam ini pada adab ke 10 dan 11 Masehi melalui jamaah dari India, Persia dan pedagang Arab, dan menyebar antara jamaah cham sejak adanya perkembangan kerajaan mereka di daerah tengah Vietnam dan dikenal dengan nama kerajaan Champa.[5]
Tapi secara umum, Islam telah mulai menyebar di daratan Indo China pada masa kekuasaan dinasti Tang di Cina pada tahun 618-1907 M. Islam diperkenalkan oleh para saudagar atau pedagang muslim dunia yang berlayar disepanjang kota-kota tepi pantai. Para pedagang tersebut akan berhenti untuk beristirahat dan berdagang di Vietnam yang saat itu masih dikuasai Kerajaan Champa sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Cina. Masyarakat dari kerajaan itu sering disebut sebagai orang-orang Cham. Hal yang telah diketahui secara pasti bahwa Islam telah sampai ke Vietnam pada abad ke-11, dengan ditemukannya dua buah batu tulis (prasasti) yang berasal dari muslim Champa bertanggal awal abad ke-11. Kerajaan Champa ini telah berdiri pada abad ke-2 sampai abad ke-17.
     Kekuasaan kerajaan ini membentang sepanjang pesisir pantai yang jika sekarang letaknya berada di Vietnam. Pada awal kedatangan Islam, hanya sedikit orang-orang Champa yang memeluk Islam, akan tetapi sekitar tahun 1607 sampai 1676 seorang raja Champa memeluk Islam, sehingga menyebabkan banyak rakyatnya yang memeluk agama Islam. Selama berabad-abad sedikit demi sedikit wilayah Champa dikuasai oleh bangsa Vietnam, sampai pada akhirnya pada abad ke-17, seluruh daerah kekuasaan champa dikuasai oleh bangsa Vietnam. Akibatnya, bangsa Champa yang tinggal didaerah pesisir pindah kedaerah yang sekarang di kenal dengan nama Trenggalu(Malaysia).[6]
     Raja terakhirnya beserta orang-orang tinggal didaerah pedalaman berpindah kedaerah selatan kamboja yang sekarang dikenal dengan nama Kampong Cham. Mereka tidak hanya berpusat pada satu lokasi saja, tetapi tinggal disepanjang sungai Mekong di wilayah Vietnam yang terdiri dari 13 desa. Selama bertahun-tahun anak-anak dari bangsa Champa dikirim ke Kelantan(Malaysia) untuk belajar ilmu Islam dan Al-Quran. Jika telah selesai belajar, mereka pulang kembali kedaerahnya dan memberikan pengajaran kepada ke 13 desa-desa tersebut. Disamping itu, bangsa Champa juga belajar agama Islam melalui interaksi antara mereka dengan pedagang-pedagang muslim Malaysia yang berlayar melalui sungai Mekong. Tidak semua bangsa Champa berimingrasi bersama rajanya, tetapi ada sebagian yang tinggal di beberapa propinsi di Vietnam tengah.
     Akibat terisolirnya kehidupan beragama mereka dengan muslim Champa lainnya, mengakibatkan mereka mulai mencampuradukkan Islam dengan kepercayaan Budha, Hindu dan kepercayaan lainnya.  Akibatya, keturunannya kehilangan akar sebenarnya tentang kebenaran ajaran Islam. Pada tahun 1959 anak keturunan bangsa Champa yang tinggal di Vietnam tengah ini bertemu dengan sesama saudaranya bangsa Champa muslim disalah satu dari ke-13 desa-desa disepanjang sungai Mekong dan juga dengan komunitas muslim di Saigon. Komunitas muslim di Saigon ini terdiri dari komunitas Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Arab. Sebagai hasil dari interaksi ini, Champa muslim Vietnam tengah kembali kepada ajaran Islam yang benar. Dengan bantuan muslim dari Saigon, dibangunlah beberapa masjid dibeberapa propinsi di Vietnam tengah.
Pada dasarnya ada tiga tipe muslim Vietnam di wilayah Vietnam yaitu:
·         Bangsa Champa yang merupakan mayoritas muslim Vietnam.
·         Kemudian bangsa Pakistan, Arab, India, Indonesia, dan Malaysia yang mengadakan kawin campur dengan penduduk lokal Vietnam. Komunitas ini adalah kedua terbesar penganut muslim di Vietnam.
·         Dan yang terakhir adalah orang Vietnam itu sendiri yang beralih memeluk agama Islam. Tetapi, setelah tanggal 30 april 1975, komunis berkuasa di negeri itu. Sehingga sebagian muslim Vietnam berpindah kenegara lain. Terbanyak mereka tinggal di Amerika, Perancis, Malaysia, India, Canada, dan Australia.
Masuk dan berkembangnya Islam di Vietnam khususnya Islam pada awal tahap, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran kerajaan dan etnis Campa, uraian tentang Islam di Vietnam diawali dengan uraian sejarah kerajaan Campa Kuno dan etnis Campa. Campa, menurut literature China dari negeri bernama Lin Yin (yang muncul pada 192 M) terletak di bagian tengah Vietnam. Kerajaan Campa mempunyai hubungan diplomatic dengan kerajaan-kerajaan tetangganya dengan Cina dan Vietnam di utara, Kamboja di barat, dan Nusantara di selatan.[7]
Pada 1471 raja Vietnam Le Tanh Tong menyerang Campa besar-besaran, dan menghancurkan Vijaya, membunuh 40.000 penduduk, mengusir lebih dari 30.000 lainnya dari bumi Campa. Selanjutnya yang bertahan adalah sisa-sisa kerajaan Campa belahan selatan, yaitu Kauthara dan Panduranga, yang diperintah oleh Bo Tri Tri dan pengganti-penggantinya. Kerajaan Campa mulai menerima kebudayaan Melayu serta Islam, yang masuk melalui pelabuhan Panduranga dan Kuthara, dan meningkatkan hubungan-hubungan dengan negeri-negeri di Melayu dan Nusantara. Bahkan dikabarkan bahwa raja Campa yang bernama Po Klau Halu (1579-1603) sudah memeluk Islam dan pernah mengirim tentaranya untuk membantu Sultan Johor di Semenanjung Malaka untuk berperang menentang Portugis pada 1511.
Masyarakat muslim Vietnam biasanya dibedakan menjadi dua kategori, 
·         Pertama, masyarakat muslim pendatang yang berkembang di kota-kota besar, seperti Ho Chi Minh (dahulu Saigon), Tay Ninh dan An Giang, yang berbatasan dengan Kamboja. Mereka kebanyakan dari pedagang dan pengusaha dari berbagai negara. 
·         Kedua, masyarakat muslim Cam, yang merupakan penduduk lokal dan komunitas muslim tertua yang menempati pesisir Vietnam tengah, di Annam Lama, wilayah Thun Hai, Phan Rang dan Nha Trang.
Setelah Vietnam masuk era baru dan politik terbuka, umat Islam juga ikut menikmati perubahan politik tersebut: baik secara internal, dalam bentuk semakin terbukanya keagamaan dan pulihnya posisi sosial umat Islam; maupun ekternal, relasi yang dimilikinya dengan dunia internasional, khususnya hubungan dengan kelompok Cam di Kamboja dan pusat Islam di Asia Tenggara.[8]
Umat Islam Vietnam banyak yang loyal pada suku-suku beragam, dan melalui tulisan dapat kita bagi pada 3 kelompok:
1)      Kelompok pertama: Muslim Tcham, yang merupakan kelompok mayoritas.
2)      Kelompok kedua: umat yang berasal dari suku-suku yang beragam, mereka adalah pedagang muslim yang datang dari negeri-negeri yang beragam kemudian menikah dari anak-anak negeri tersebut, seperti Arab, India, Indonesia, Malaysia dan Pakistan, dan jumlah mereka merupakan kelompok terbesar dari jumlah umat Islam secara keseluruhan.
3)      Kelompok ketiga: muslim dari warga Vietnam asli, dan mereka adalah warga Vietnam yang masuk setelah berinteraksi dengan para pedagang muslim dan komunikasi secara baik, seperti kampng Tan Buu pada bagian kota Tan An, baik dengan masuknya warga kepada Islam atau mereka masuk Islam melalui pernikahan.[9]

C.    PERGERAKAN PARTAI POLITK DAN RESPON MASYARAKAT VIETNAM
Islam masuk dan berkembangnya di Vietnam, khususnya Islam pada tahap awal tidak bisa dilepaskan dari kehadiran kerajaan dan etnis Campa, uraian tentang Islam di Vietnam diawali dengan uraian sejarah keberadaan Campa Kuno dan Etnis Campa.
Campa, menurut literatur Cina dari negeri bernama Lin-Yi (yang muncul pada 192 M), terletak dibagian tengah negeri Vietnam sekarang, antara Gate Of Annam (Hoanh Son) di uatara dan sungai Donnai selatan. Penduduk Lin-Yi bertutur dalam bahasa Cham dari rumpun Austronesia. Sejak awal Lin-Yi negeri yang takluk pada china dan membayar upeti kepada China. Nama “Campa” disebut dan dipakai pertama kali dalam dua buah inskkripsi bahasa sansekerta, satunya bertarikh 658 M yang ditemukan bagian tengah Vietnam. Dan satu lagi ditemukan pada 668 M di kamboja. Abad ke-8 merupakan puncak kerajaan Campa, yang ditandai dengan kekuasaan wilayahnya daan kemajuan peradabannya. Pada masa ini, Campa merupakan sebuah kerajaan persekutuan yang terdiri dari kerajaan negeri : Indrapura, Amarawati, Vijaya, Kauthara dan Pandurangan yang masing-masing mempunyai pemerintah yang otonom dengan ibu negara Indrapura (Quang Nam sekarang). Kerajaan Campa mempunyai hubungan dengan kerajaan-kerajaan tetangganya, dengan China dan Vietnam diuatara,Kamboja dibarat, dan Nusantara di selatan. Contoh secara teratur mengirim utusan-utusan dan mengadakan hubungan ekonomi dan keagamaan dengan China. Ajaran agama yang dianut masyarakat Campa pada abad 8 dan ke-9 adalah buddha mahayana, yang merambah Campa melalui sami (Pendeta Buddha) yang datang dari Cina. Adapun relasinya dengan nusantara bermula ketika terjadi perompakan besar-besaran oleh orang Jawa penghujung abad VIII. Hubungan itu kemudian menjadi lebih baik dalm bentuk hubungan perdagangan dan persahabatan.
Pada abad ke-9, terjadi peralihan orientasi Campa dari China. Mulai jaman ini kebudayaan Campa termasuk sistem sosial keagamaan dan lain sebagainya, dipengaruhi oleh budaya India dan agama Hindu dan Budha. Pada 939 M, muncul kekuatan baru di wilayah ini, yakni Dai Viet (kemudian menjadi Vietnam). Mulai sejak itu terjadi peperangan yang berkepanjangan antara Vietnam dan Campa. Pada 982 M, Vietnam berhasil menghancurkan ibu kota Indrapuraraja Campa memindahkannya jauh ke selatan, yakni ke Vijaya (Binh Dinh sekarang). Namun pada 1044, Dai Viet (Vietnam) bahkan berhasil menduduki kota Vijaya dan membunuh rajanya..berbagai usaha pernah dilakukan raja-raja Campa untuk membalas dendam dan menyerang Vietnam yang semakin dapat memperbesar wilayahnyadan mencaplok Campa. Suatu kali kerajaan Campa pernah kembali pada masa kejayaannya, meski hanya dalam durasi singkat, yaitu ketika diperintah oleh Che Bong Nga (1360-1390), dialah yang berhasil dalam usaha mengembalikan wilayah yang dirampas Vietnam dan dalam memerintah dengan cukup adil serta berjaya memerangi para perampok.
Pada 1471, Raja Vietnam Le Thanh Tong menyerang Campa secara besar-besaran, dan menghancurkan Vijaya, membunuh lebih 40.000 penduduk, mengusir lebih dari 30.000 lainnya dari bumi Campa, bahkan lebih jauh lagi dia telah menghancurkan sisa-sisa kebudayaan Campa yang dipengaruhi Hindu/Buddha dan kemudian menggantikannya dengan kebudayaan China/Vietnam. Dengan kemenangan Le Thanh Tong 1471 itu, tamatlah riwayat kerajaan Campa belahan utara, khususnya Indrapura, Amarawati, Vijaya.
Selanjutnya yang bertahan adalah sisa-sisa kerajaan Campa belahan selatan, yaitu Kauthara dan Panduranga, yang diperintahi oleh Bo Tri Tri dan pengganti-penggantinya. Kerajaan Campa mulai menerima kebudayaan melayu serta Islam yang masuk melalui pelabuhan Panduranga dan Kauthara, dan juga meningkatkan hubungan dengan negeri-negeri di Melayu dan Nusantara. Bahkan dikabarkan bahwa raja Campa yang bernama Po Klau Halu (1579-1603) sudah memeluk Islam dan pernah mengirim tentaranya untuk membantu Sultan Johor di Semenanjung Malaka untuk berperang menentang Portugis pada 1511.
Bagaimanapun raja Ngunyen dari Vietnam menaklukan Khautara (1659) dan Panduranga (1697). Akibatnya, raja Pandurangan terakhir, Po Chei Brei terpaksa mengungsi meninggalkan negereinya bersama ribuan pengikutnya menuju Rong Damrei di Kamboja. Pada 1832 penguasa Vietnam Minh Menh melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap sisa-sisa terakhir penduduk Campa Panduranga, dan merampas seluruh sawah ladang mereka serta memasukkan wilayah Pandurangan menjadi bagian Vietnam. Hal ini menandai lenyapnya sisa-sisa kerajaan Campa terakhir dari peta bumi untuk selamanya, walaupun kebudayaan dan etnis Campa tetap berlanjut dipengungsian yakni Kamboja.[10]
Terdapat dua mazhab besar umat Islam di Vietnam yaitu:
1)      Mazhab Sunni
Mazhab Sunni tersebar diseluruh penjuru negara kecuali dua tempat antara TuanHan dan Ninh Thuan, dan mayoritas mereka menganut mazhab Syafi’i.
2)      Mazhab Bani
Mazhab Bani tersebar di daerah Ninh Thuan dan Binh Thuan dan mazhab ini tidak banyak dikenal oleh umat Islam di dunia karena memiliki ciri khusus domistik dan memiliki pengaruh kuat warisan dari India yang banyak bertentangan dengan ajaran Islam yang benar, seperti menjadikan pemimpin untuk shalat mewakili jamaah, tidak ada perhatiandari para pemimpin dengan jamaah mereka sehingga menyebar di tengah mereka ajaran-ajaran syirik, dan tersebar di tengah mereka aktivitas yang tidak sesuai dengan aqidahyang benar oleh karena kebodohan, sedikitnya ulama dan para dai.
Dan ketika datang bulan Ramadhan mereka memisahkan diri dari istri-istri mereka sejak awal bulan hingga akhir, karena mereka tinggal di masjid selama bulan Ramadhan, dan banyak lagi permasalahan lainnya yang ada di sana. Boleh jadi phenomena terjadi oleh karenakebodohan mereka terhadap Islam dan ajaran-ajaran yang sebenarnya, dan terputusnyahubungan mereka dengan dunia Islam dalam waktu lama sehingga mereka memilikikeyakinan apa yang dalam Islam dan bahkan hingga mencapai pada tuduhan bahwamazhab sunni adalah bid’ah. Sebagaimana yang terjadi di sana adanya perselisihan dan perdebatan tentang tema antara mereka dan mazhab Sunni.[11]
Pada tahun 1959 sebagai mereka umat Islam bagian selatan, khususnya umat Islam dikota Shai Ghon, dan terjadi perkenalan dan dialog di tengah mereka tentang Islam sehingga mereka memahami bahwa jamaah mereka jauh dari hakikat Islam, dan merekamulai belajar dari mereka ajaran yang benar, dan juga memperbaharui keislaman merekadan memperbaikinya. Kemudian kelompok ini pulang ke negeri mereka dan mengajak masyarakat pada ajaran Islam yang bersih dan benar, maka dakwah itupun berhada pandengan berbagai bentuk penolakan, pendustaan dan tuduhan dari warga dan menganggapnya sebagai bid’ah dan khurafat. Namun berkat karunia Allah SWT, mampu memenangkan agama dari keyakinan yang menyimpang dan agama yang batil yang diacuhkan kecuali Allah mampu menyempurnakan cahaya-Nya sehingga sebagian mereka menerima dakwah ini dengan penuh kepuasan dan kerelaan, dan akhirnya mereka memperbaharui dan memperbaiki keislaman mereka.
Dan melalui ini terjadi titik tolak penting dalam sejarah berupa bersinar kembali cahayaIslam di tengah mereka setelah sebelumnya mengalami kejahilan di negeri mereka dalamwaktu yang lama, dan akhirnya setiap hari terus bertambah orang-orang yang memperbaharui keislaman mereka. Kemudian bertambah pula 4 pembangunan masjid di daerahtersebut, karena keberadaan mereka dalam masjid-masjid yang ada dapat mengarah pada perbedaan dan perdebatan. Adapun masjid yang dimaksud adalah masjid Phuic Nhon, Masjid An Xuan, masjid Van Lam, dan Masjid Nho Lam dan semuanya terdapat di propinsi Ninh Thuan.
Sementara itu gerakan pembaharuan tidak mencakup propinsi Ninh Thuan, sehingga penduduknya tetap berada pada keyakinan tersebut hingga datang pembaharuan yangdibawa oleh sebagian pemuda Islam mereka pada tahun 2006, sebagaimana sisa dari mereka menerima gerakan ini dan bertambah jumlah mereka, karena mereka betul-betulmembutuhkan orang yang bisa mengajarkan Islam kepada mereka.[12]
Perpolitikan Vietnam dominan dengan aktivitas Partai Komunis Vietnam. Sistem negaranya terdiri dari Majelis Nasional (National Assembly), presiden negara, pemerintah, Mahkamah Agung Rakyat (Supreme People’s Court), Prokurator Agung Rakyat (Supreme People’s Procuracy), dan otoritas lokal. Eksistensi koalisi politik menjadi hal yang cukup menarik dalam dinamika perpolitikan. Konfederasi buruh dan berbagai organisasi lainnya pun  turut berpartisipasi memperkuat negara tersebut.
a)      Partai Komunis Vietnam (CPV)
CPV yang mewakili kepentingan kelas pekerja dan bangsa didirikan pada tanggal 3 Februari 1930 dan eksistensinya telah mencapai 75 tahun. Dalam rentang waktu tersebut partai telah berganti nama beberapa kali: Partai Komunis Vietnam (Februari 1930), Partai Komunis Indochina (Oktober 1930), Partai Vietnam Pekerja (Februari 1951), dan yang akhirnya digunakan hingga saat ini adalah Partai Komunis Vietnam (Desember 1976). Selama 75 tahun terakhir, Partai Komunis Vietnam (CPV) menjadi pemimpin dalam perjuangan kemerdekaan nasional dan pembebasan negara dari dominasi kolonialis Barat.
Sejak reunifikasi, CPV memimpin masyarakat Vietnam untuk merenovasi negara, melakukan proses modernisasi dan industrialisasi. Sistem politik nasional yang luas dan beragam dibentuk oleh CPV dalam mewujudkan tujuan kemerdekaan nasional, demokrasi, dan kemajuan sosial sebab prinsip yang dipegang teguh adalah “the people as the country’s roots” atau rakyat sebagai aspek fundamental dari sebuah negara.[13]
Berlandaskan pada ideologi Marxisme-Leninisme dan Hồ Chí Minh yang dijadikan pedoman dalam aktivitas partai, serta menjadi instrumen dalam mempromosikan tradisi bangsa dan menyerap ide-ide penting yang dimiliki negara lain, maka CPV menetapkan tujuannya yakni menciptrakan independensi, negara kuat yang makmur dan demokratis, masyarakat adil dan berdab, serta mewujudkan sosialisme sebagai tahap menuju komunisme di negara Vietnam. Partai benar-benar menerapkan hukum obyektif dan mampu menciptakan kebijakan revolusioner demi memenuhi aspirasi rakyat, didukung dengan aktivitasnya yang sesuai dengan konstitusi dan undang-undang mulai dari tingkat pusat ke provinsi, kota, kabupaten, dan tingkat komunal serta badan-badan administratif, sekolah, perusahaan, organisasi politik-sosial-profesional, unit militer dan polisi.
b)      National Assembly
Majelis Nasional adalah perwakilan tertinggi rakyat, organ tertinggi kekuasaan negara Republik Sosialis Vietnam, serta satu-satunya organ yang memiliki hak-hak konstitusional dan legislatif. Fungsi Majelis Nasional sangat seperti memutuskan kebijakan dasar dalam dan luar negeri, tugas sosial-ekonomi, pertahanan dan keamanan nasional, prinsip-prinsip utama yang mengatur negara, hubungan sosial dan aktivitas warga, berwenang menciptakan konstitusi dan hukum. Namun yang paling utama adalah fungsi dalam legislatif yakni sebagai penentu isu-isu penting negara dan melaksanakan kekuasaan pengawasan tertinggi dari semua kegiatan negara.
Dalam majelis, yang membahas isu pertama kali adalah kelompok-kelompok anggota, kemudian dibahas oleh seluruh anggota dalam rapat paripurna. Ketika mayoritas tunggal dari Deputi mendukung pengadopsian RUU dari Majelis Nasional, maka hukum tersebut akan siap diberlakukan. Setelah sah diadopsi maka Presiden Majelis Nasional harus menandatangani RUU dan kemudian Presiden Republik lah yang mengumumkan keabsahan hukum dan pemberlakuannya kepada publik dalam jangka waktu lima belas hari setelah penetapan tanggal.
Sebagai otoritas tertinggi negara, Majelis Nasional membuat keputusan tentang rencana pembangunan sosio-ekonomi pada kebijakan keuangan dan moneter nasional, serta perkiraan pendapatan nasional dan rencana pengeluaran. Majelis juga memutuskan anggaran negara, menyetujui pendapatan nasional dan neraca pengeluaran rekening, retribusi, kesalahan dan menghapuskan pajak. Presiden Republik, Ketua Majelis Nasional dan Perdana Menteri dipilih oleh Majelis Nasional.
c)      Kepresidenan Negara
Presiden dipilih oleh Majelis Nasional dari deputi, sebagai perwakilan resmi Republik Sosialis Vietnam secara internal maupun eksternal. Presiden dibantu oleh Wakil Presiden, Kantor Presiden, serta Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional. Wakil Presiden diusulkan oleh Presiden dan dipilih oleh Majelis Nasional dari deputi Majelis Nasional. Wakil Presiden memiliki hak untuk menggantikan tugas dan fungsi penting ketika Presiden berhalangan melaksanakannya, namun tentu atas izin resmi dari Presiden.[14]
d)      Pemerintahan
Merupakan organ eksekutif Majelis Nasional, dan lembaga negara administrasi tertinggi Republik Sosialis Vietnam. Pemerintah bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh Negara di bidang politik, sosial-ekonomi, pertahanan nasional, keamanan dan hubungan eksternal, mempertahankan operasi efektif aparat negara dari pusat ke tingkat masa, menjamin penghormatan untuk, dan pelaksanaan Konstitusi dan undang-undang, menjamin stabilitas dan meningkatkan kesejahteraan serta kehidupan spiritual rakyat. Komponen Pemerintah terdiri dari Perdana Menteri, Wakil Perdana Menteri, dan Menteri dan kepala lembaga setingkat menteri.
e)      Mahkamah Agung Rakyat (Supreme People’s Court)
Merupakan organ peradilan tertinggi Republik Sosialis Vietnam yang terdiri dari Hakim Ketua, Wakil Ketua Majelis Hakim, juri, dan sekretaris pengadilan. Struktur dari Mahkamah Agung Rakyat yakni Majelis Hakim, Komisi Hakim, Pengadilan Militer Pusat, Pengadilan Kriminal, Pengadilan Negeri, Pengadilan Banding, dan staf pembantu. Prinsip utama dalam operasional pengadilan hukum diterapkan selama sidang dan para hakim serta juri independen mematuhi hukum dengan seksama. Keadilan dan demokrasi dipastikan dengan proses sidang terbuka, di mana juri memainkan peran penting, terdakwa memiliki hak untuk membela diri, atau untuk menyewa pengacara. Mereka juga memiliki hak untuk menggunakan bahasa asli mereka di pengadilan.
f)       Prokurator Agung Rakyat (Supreme People’s Procuracy)
Bertugas mengamati pelaksanaan dan menghormati Konstitusi dan hukum oleh Kementerian, lembaga setingkat menteri, organ Pemerintah, pemerintah daerah, organisasi sosial dan ekonomi, angkatan bersenjata, pasukan keamanan dan semua warga negara, serta untuk mempraktikan hukum sesuai yang ditetapkan oleh undang-undang dan memastikan penegakan hukum.
g)      Otoritas Lokal
Terdiri dari Dewan Rakyat di tingkat provinsi, kabupaten, kota, lingkungan dan komune; Komite Rakyat di berbagai tingkatan dengan tugasnya masing-masing; Komite Masyarakat Lokal yang merupakan pengadilan rakyat tingkat distrik; Prokurator Masyarakat Lokal di tingkat provinsi dan kabupaten. Kesemuanya bertugas menegakkan dan menjalankan hukum sesuai dengan Undang-Undang dan Konsitusi negara.[15]

D.    PROSES MASUKNYA ISLAM KE VIETNAM
Islam masuk ke Vietnam melalui beberapa rute, diantaranya:
a)      Melalui pedagang-pedagang Arab digaris pantai pada awal abad ke-1 H atau abad ke -7 M. kemudian kelaut Araka dan selatan.
b)      Melalui pedagang Melayu dan India yang aktif dalam menyebarkan Islam.
c)      Melalui pedagang Vinan(Cina) pada abad 19 yang menduduki bagian utara Vietnam.
     Negara bagian Islam telah didirikan di Arakan pada masa pemerintahan Sultan Muslim Bengar Nasserud Deen Mahmud Syah pada tahun 1422-1459.
     Pada masa pemerintahan Raja Sliman Naramuta telah didirikan negara Islam Meruku, kemudian syariat Islam dijalankan dan diperluas sampai ke selatan. Pada masa penerintahan Sultan Salim Syah Rozaqi pada tahun 1593-1612 M, mendirikan negara islam di Moulmein.[16]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masuk dan berkembangnya Islam di Vietnam khususnya Islam pada awal tahap, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran kerajaan dan etnis Campa, uraian tentang Islam di Vietnam diawali dengan uraian sejarah kerajaan Campa Kuno dan etnis Campa. Campa, menurut literature China dari negeri bernama Lin Yin (yang muncul pada 192 M) terletak di bagian tengah Vietnam. Kerajaan Campa mempunyai hubungan diplomatic dengan kerajaan-kerajaan tetangganya dengan Cina dan Vietnam di utara, Kamboja di barat, dan Nusantara di selatan.

B.     Saran
1)      Memahami lebih dalam bagaimana sejarah perkembangan Islam di Vietnam.
2)      Sebagai pelajaran untuk diterapkan di masa sekarang.
3)      Untuk menyelidiki dan menjadi bahan pemahaman sejauh mana kemajuan yang telah di capai oleh umat Islam Terdahulu hingga sekarang.
4)      Untuk menggali lagi faktor-faktor apa yang menyebabkan kemajuan Islam di Vietnam.
5)      Sebagai perbandingan kita dalam penyebaran Islam antara Indonesia dan Vietnam.
6)      Memahami konsep dari penyebaran Islam di Vietnam lebih dalam.





DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ibrahim, Islam di Asia Tenggara perspektif sejarah, (Jakarta: LP3ES, 1989)
Ali Kehtani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, (Jakarta: PT. Rajawali
Grafindo, 2005)
Asep Ahmad Hidayat, dkk, Studi Islam di Asia Tenggara, (Bandung: Pustaka Setia,
2013)
Dedi Supriyadi, Sejarah Perabadan Islam, (Bandung:  Pustaka Setia, 2008)
Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid 5 Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2002)
H. Suhaimi. Cahaya Islam di Ufuk Asia Tenggara. (Sukajadi pekanbaru: Suska
Press, 2006)
M. Yakub, dkk, Sejarah Peradaban Islam Pendekatan Periodesasi. (Medan :
Perdana Publishing, 2015)
Saiful Mujani, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Vietnam, (Jakarta: LP3ES,
1993)
Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara



[1] Ahmad Ibrahim, Islam di Asia Tenggara perspektif sejarah, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 1
[2] Ali Kehtani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, (Jakarta: PT. Rajawali Grafindo, 2005), hlm. 216.
[3] H. Suhaimi. Cahaya Islam di Ufuk Asia Tenggara. (Sukajadi pekanbaru: Suska Press, 2006), hlm. 306.
[4] Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara, hlm.209.
[5] Asep Ahmad Hidayat, dkk, Studi Islam di Asia Tenggara, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 109-110.
[6]. Ibid., 324
[7] M. Yakub, dkk, Sejarah Peradaban Islam Pendekatan Periodesasi. (Medan : Perdana Publishing, 2015), hlm. 166-167.
[8] Ibid., hlm. 168
[9] Dedi Supriyadi, Sejarah Perabadan Islam, (Bandung:  Pustaka Setia, 2008), hlm. 230-231.
[11] Saiful Mujani, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Vietnam, (Jakarta: LP3ES, 1993), hlm. 54.
[12] Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid 5 Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 457.
[13] http://danielyogya.blogspot.com/2008/11/makalah-islam-minoritas.html Diakses di Pekanbaru, Pukul 20:10 WIB, 15 Desember 2019
[14] Saiful Mujani, Ibid., hlm. 79.
[15] Saiful Mujani, Ibid., hlm. 80.
[16] Suhaimi. Op. Cit., hlm. 318.