Kamis, 26 Desember 2019

Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam



BAB I
PEMBAHASAN

A. Teori Permintaan
            Merupakan salah satu faktor pertimbangan dari permintaan. Dalam literatur ilmu ekonomi, teori permintaan diterangkan tentang hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dan pada priode tertentu. Permintaan pada suatu barang dan jasa diartikan kuantitas barang dan jasa yang orang lain bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat harga dalam suatu priode tertentu. Didalamnya terkandung makna konsumen memiliki keinginan untuk membeli suatu barang atau jasa dengan kata lain konsumen memiliki preferensi terhadap barang dan jasa sekaligus ia juga memiliki kemampuan,uang, dan pendapatan untuk membeli dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya. Kemampuan tersebut sering kali diberi istilah daya beli. Jadi, konsep permintaan terhadap barang dan jasa hanya memperhatikan konsumen yang memiliki preferensi dan daya beli sekaligus. Oleh karena itu, teori permintaan adalah hubungan antara jumlah permintaan terhadap suatu barang dengan harga barang tersebut.
            Ibnu Khaldun menyatakan, bila kota luas dan penduduknya banyak, harga kebutuhan murah dan harga kebutuhan perlengkapan mahal. Tidak dapat diragukan penduduk kota memiliki makanan lebih dari kebutuhan mereka. Akibatnya, harga makanan sering murah. Kemudian, bila suatu kota telah makmur, padat penduduknya, penuh dengan kemewahan, disitu akan muncul kebutuhan yang besar akan barang-barang mewah, sehingga barang mewah akan semakin naik. Permintaan seseorang terhadap suatu barang ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah :
1. Harga barang itu sendiri dan harga barang substitusi, misalnya gula dan kopi. Bila permintaan terhadap kopi meningkat, permintaan terhadap gula juga meningkat. Begitu juga sebaliknya bila permintaan terhadap kopi menurun, permintaan terhadap gula juga akan menurun.
2. pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang. Bila pendapatan masyarakat meningkat, permintaan terhadap suatu barang juga meningkat.
 

Abdul Azhim Islahi, conomic concept of Ibn Taimiyah, ( London,The Islamic Foundation, 1988), hlm. 92.
Iskandar Putong, ekonomi mikro dan makro, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 33.

3. Corak distribusi pendapatan dan cita rasa masyarakat. Perubahan cita rasa masyarakat akan mengubah permintaan terhadap suatu barang.
4. Jumlah penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk akan menambah permintaan bebagai barang.
5. Ramalan mengenai keadaan masa yang akan datang. Ramalan terhadap kenaikan harga yang akan terjadi pada masa yang akan datang akan mendorong konsumen untuk membeli suatu barang lebih banyak pada masa kini. Faktor yang sangat menentukan permintaan terhadap suatu bang adalah harga dari barang itu sendiri, pernyataan ini menerangkan hubungan antara permintaan terhadap suatu barang dengan harga barang
            Menurut Ibn Taimiyah ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap permintaan suatu barang dan pengaruhnya terhadap harga,yaitu:
1. Harga barang itu sendiridan barang subtitusi. Jika harga barang tinggi, permintaan terhadap     barang akan turun. Sebaliknya jika harga barang rendah, permintaan terhadap barang akan meningkat.
2. Keinginan penduduk terhadap jenis barang yang yang berbeda dan berubah-ubah. Keinginan ini tergantung pada berlimpah atau terbatasnya stok barang, biasanya bila stok menipis maka permintaan penduduk terhadap barang itu meningkat ketimbang bila stok barang berlimpah.
3. Perubahan juga tergantung pada jumlah konsumen, jia jumlah konsumen yang minat terhadap suatu barang meningkat, maka harga akan naik dan sebaliknya jika konsumen yang minat terhadap suatu barang menueun maka harga akan turun pula.
4. Permintaan juga dipengaruhi oleh menguat atau melemahnya tingkat kebutuhan atas suatu barang, jika kebutuhan tinggi, harga juga akan tinggi dan jika kebutuhan terhadap barang menurun maka harga juga akan menurun.
5.  Harga juga dipengaruhi oleh tujuan dari kontrak jual beli, jika pembayaran dilakukan secara tunai maka harga akan turun, namun jika jual beli dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka harga akan naik.
6. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
           


Abdul Azhim Islahi, op.cit., hlm. 90-91


Dalam masalah teori permintaan, Ibn Taimiyah (1263-1328) menyatakan, harga bisa naik karena penurunan jumlah barang yang tersedia disertai peningkatan pemintaan. Harga akan turun bila terjadi kelebihan supply sementara permintaan menurun. Penurunan jumlah barang yang tersedia berarti jatuhnya supply, meningkatnya penduduk menyebabkan terjadinya permintaan, karena itu, bisa dikatakan sebagai naiknya permintaan. Naiknya harga karena jatuhnya supply atau pun naiknya permintaan. Menurut Ibn Taimiyah, dalam keadaan seperti ini mengidndikasikan dengan mekanisme pasar berjalan secara alami. Itulah yang dikatakan dengan mekanisme pasar yang adil. Namun, ketika kenaikan harga karena ketidak adilan, seperti penimbunan barang dibutuhkan regulasi harga oleh pemerintah atau intervensi harga bila supply tidak ada. Seperti yang dilakukan Umar bin Khattab ketika mengimpor gandum dari mesir untuk mengendalikan harga gandum di Madinah. 
Menurut N.Gregory Mankiw dalam bukunya yang berjudul “pengantar mikro ekonomi” menyebutkan bahwa permintaan adalah sejumlah barang yang diinginkan dan dapat dibeli oleh pembeli.kita tahu bahwa untuk barang apapun, ada banyak hal yang menentukan jumlah yang akan diminta pembeli, namun ketika kita menganalisis bagaimana pasar bekerja, suatu hal yang sangat berperan adalah harga barang tersebut.

Permintaan terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang. Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang selain harga barang itu sendiri. Teori permintaan dalam islam sangat dipengaruhi oleh variable moral seperti kesederhanaan, keseimbangan, keadilan dan variable syariat, yakni kehalallan. Setiap keputusan ekonomi seseorang tidak bisa terlepas dari nilai-nilai moral da nilai syariah.
B.  Konsep permintaan dalam Perspektif Ekonomi Islam
 Konsep permintaan dalam islam menilai suatu komoditi (barang atau jasa) tidak semuanya bisa dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal dengan yang haram .Oleh karena itu, dalam teori permintan Islami membahas permintaan barang halal, sedangkan dalam permintaan konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi dan digunakan.



Sadono Sukirno, pengantar Teori Mikro Ekonomi, edisi ke 3, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 75

C. Teori Penawaran
            Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatunpasar tertentu dengan tingkat harga tertentu, pada tingkat pendapatan tertentu dan pada periode tertentu.
            Ibn Khaldun berpendapat tentang penawaran, bila penduduk kota memiliki makanan berlebih dari yang mereka butuhkan akibatnya harga makaan menjadi murah, tapi di kota kecil, bahkan makanan sedikit, maka harga bahan makanan tinggi. Ketika barang-barang yang tersedia sedikit, harga akan naik. Namun bila jarak antar kota dekat dan aman akan banyak barang yang diimpor sehingga ketersediaan barang akan melimpah sehingga harga akan turun.
Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Harga barang itu sendiri dan harga barang lain. Jika harga bara naik, penawaran akan meningkat. Sebaliknya, jika harga barang rendah penawaran aka menurun.
2. Biaya Produksi. Biaya adalah yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa mencakup biaya tenaga kerjs, bahan baku, sewa gedung, mesin,tanah, biaya administrasi, bunga, pajak dan lainnya. Secara prinsip akutansi, yang dimaksud biaya adalah semua item yang tercantum dalam neraca rugi laba.
3. Tingkat Teknologi yang digunakan. Teknologi adalah penemuan dan peningkatan teknologi yang diterapkan untuk menurunkan biaya produksi, misalnya penggunaan komputer,robot, dan lain-lain.
4. Jumlah Penjual. Jumlah penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran.
5. Kondisi Alam. Seperti terjadi bencana alam akan mengakibatkan penawaran barang-barang tertentu akan berkurang khususnya barang-barang hasil pertanian.
6. Ekspektasi
            Ramalan terhadap masa yang akan datangadalah faktor yang sangat penting bagi supplier untuk membuat keputusan produksi.



David C. Colander, op. cit., hlm. 92
Ibid, hlm. 90


 D. Konsep penawaran dalam perspektifekonomi Islam
Membahas teori penawaran Islami, kita harus kembali kepada sejarah penciptaan manusia.Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang bersamaan.Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia, larangan yang harus dipatuhi adalah “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”.Larangan ini tersebar di banyak tempat dalam Al-Qur'an dan betapa Allah sangat membenci mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi.
Secara umum tidak banyak perbedaan antara teori permintaan konvensional dengan Islami sejauh hal itu dikaitkan dengan variabel atau faktor yang turut berpengaruh terhadap posisi penawaran. Bahkan bentuk kurva secara umum pada hakekatnya sama. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan dalam pespektif ini kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada premis nilai-nilai Islam.
Yang pertama adalah bahwa Islam memandang manusia secara umum, apakah sebagai konsumen atau produsen, sebagai suatu objek yang terkait dengan nilai-nilai.Nilai-nilai yang paling pokok yang didorong oleh Islam dalam kehidupan perekonomian adalah kesederhanaan, tidak silau dengan gemerlapnya kenikmatan duniawi (zuhud) dan ekonomis (iqtishad). Inilah nilai-nilai yang seharusnya menjadi trend gaya hidup Islamic man. Yang kedua adalah norma-norma Islam yang selalu menemani kehidupan manusia yaitu halal dan haram. Produk-produk dan transaksi pertukaran barang dan jasa tunduk kepada norma ini. Hal-hal yang diharamkan atas manusia itu pada hakekatnya adalah barang-narang atau transaksi-transaksi yang berbahaya bagi diri mereka dan kemaslahatannya.
Namun demikian, bahaya yang ditimbulkan itu tidak selalu dapat diketahui dan dideteksi oleh kemampuan indrawi atau akal manusia dalam jangka pendek. Sikap yang benar dalam menghadapi persoalan ini adalah kepatuhan kepada diktum disertai pencarian hikmah di balik itu.Dengan kedua batasan ini maka lingkup produksi dan pada gilirannya adalah lingkup penawaran itu sendiri dalam ekonomi Islam menjadi lebih sempit dari pada yang dimiliki oleh ekonomi konvensional. Dengan demikian terdapat dua penyaringan(filtering) yang membuat wilayah penawaran (domain) dalam ekonomi Islam menyempit yaitu filosofi kehidupan Islam dan norma moral Islam.


Eko Suprayitno, Ekonomi Mikro Prospektif Islam,(Yogyakarta: Sukses Offset,2008), hlm 131.


Dalam perspektif ekonomi Islam, manusia diinjeksi dengan norma moral Islam sehingga nafsu untuk memenuhi keinginannya tidak selalu dipenuhi. Demikian juga cara untuk memenuhi keinginan tersebut senantiasa dikaitkan dengan norma moral Islam yang sellau menemaninya ke mana saja dan di mana saja. Karena itu, semua barang dan jasa yang diproduksi dan ditawarkan ke pasar mencerminkan kebutuhan riil dan sesuai dengan tujuan syariah itu sendiri (maqoshidu syariah).Dalam perspektif ini tidak dimungkinkan produksi barang yang tidak berguna secara syar’i.Kedua, rasionalitas.Asumsi kedua ini merupakan turunan dari asumsi yang pertama.Jika ilmu ekonomi konvensional melihat bahwa manusia adalah economic man yang selalu didorong untuk melampiaskan keinginannya dengan cara apapun, maka asumsi rasionalitas merupakan ruhnya yang mengilhami seluruh usahanya dalam rangka memenuhi keinginannya tersebut. Selama manusia menguras tenaga dan pikirannya untuk memenuhi keinginannya dengan cara apapun, ia adalah makhluk rasional. Ketika produsen berusaha memaksimalkan keuntunganan, dengan mengabaikan tanggung jawab sosial, ia adalah makhluk rasional dan tidak perlu dikhawatirkan. Begitu juga dengan konsumen yang ingin memaksimalkan nilai guna (utility) ketika membeli suatu produk, maka ia berjalan pada jalur rasionalitas dan hal itu secara ekonomi adalah baik.

E. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran
            Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep Elastisitas. Elastisitas adalah suatu keadaan yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya. Dalam ilmu ekonomo elastisitas adalah perbandingan perubahan proposional dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya.
Elastisitas adalah suatu ideks(bilangan) yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang tersebut. elastisitas juga diartikan sebagai derajat kepekaan suatu variabel sebagai akibat dari perubahan variabel lain. Missal, seberapa besar tingkat kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga sebesar satu persen atau dengan kata lain, berapa persen barang yang diminta akan berubah, apabila harga berubah sebesar 1%.



Sugiarto, Said Kelana, Tedy Herlambang, Rachmat Sudjana dan Brastoro, op cit, hlm. 81-82

F. Pengertian Elastisitas Permintaan
Secara sederhana elastisitas diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas diartikan sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain.
Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Besar kecilnya koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut.
Keterangan:
ΔQ          : perubahan jumlah permintaan
ΔP          : perubahan harga barang
P             : harga mula-mula
Q                        : jumlah permintaan mula-mula
Ed          : elastisitas permintaan
Contoh :
Harga sebuah donat Rp500,00 jumlah yang diminta 500 buah, jika harganya naik menjadi Rp600,00 per buah, jumlah yang diminta turun menjadi 300 buah. Hitung koefisien elastisitasnya.
Penyelesaian
Diketahui:
P = Rp500,00 ;
ΔQ = 500–300 = 200
Q = 500;
ΔP = Rp500,00–Rp600,00 = Rp100.00
maka Ep =
Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah elastik karena Ep = 2 > 1
Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari satu disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
G.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a.      Tingkat kebutuhan
 Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat penting, perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan terhadap barang ini bersifat inelastic, sebaliknya bila kebutuhan terhadap suatu barang kurang penting, maka permintaan bersifat elastic.
b. Banyaknya barang pengganti yang tersedia.
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaanyya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dan jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat permintaannya.
c.  Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.
 Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/. Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya. Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
d.  Jangka waktu analisis.
 Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan besifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.
e. Produk mewah versus kebutuhan.
 Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
f. Tradisi
            Apabila pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa pun naiknya harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat inelastic, tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastic.


Ichard G. Lipsey dkk. Economics 13 edition, Boston: Perason Education, 2008, hlm. 79
g.  Mode
 Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, apabila barang tersebut sudah digandrungi oleh masyarakat, maka berapapun naiknya harga akan tetap dibeli. Maka permintaan akan bersifat inelastic demikian sebaliknya.



h.  Perubahan harga dan barang yang diminta
 Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga permintaan menjadi elastis.

H . Pengertian Elastisitas Penawaran
Elastisitas merupakan perbandingan perubahan yang akan terjadi apabila satu atau hal yang lain berubah. Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap harga yang berubah.
Dalam konsep ini hal – hal yang dapat mempengaruhi elastisitas :
1.  Seberapa besar barang – barang yang menggantikan barang yang bersangkutan
2.  Seberapa besar dari pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang yang bersangkutan
3.  Banyak tidaknya macam penggunaan barang yang bersangkutan

Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen sensitive terhadap perubahan harga, tetapi disisi lain produsenpun sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga naik atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan produsen dalam berproduksi. Ukuran kepekaan produsen terhadap perubahan harga inilah yang disebut dengan Elastisitas Harga dari Penawaran atau sering disebut Elastisitas Penawaran. Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang ditawarkan yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas penawaran sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.
Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas penawaran.Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut.

Keterangan :
ΔQ       : Perubahan jumlah penawaran
ΔP       : Perubahan harga barang
P          : Harga barang mula-mula
Q         : Jumlah penawaran mula-mula
Es        : Elastisitas penawaran

I. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
-           Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
-          Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar. Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.




2.  Jangka waktu analisis.
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah:
Immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
The short run, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel (dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan dsb). Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis. Dalam jangka waktu yang cukup lama tersebut para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat.Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran.Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang-barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak (misalnya, radio transistor, kalkulator, dsb). Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.

Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi elastisitas penawaran yaitu  Stok persediaan dan Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Ø  Stok persediaan. Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
Ø   Kemudahan substitusi faktor produksi/input.Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar