BAB I
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Teori Permintaan
Merupakan salah satu faktor
pertimbangan dari permintaan. Dalam literatur ilmu ekonomi, teori permintaan
diterangkan tentang hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Permintaan
adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dan pada
priode tertentu. Permintaan pada suatu barang dan jasa diartikan kuantitas
barang dan jasa yang orang lain bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat
harga dalam suatu priode tertentu. Didalamnya terkandung makna konsumen
memiliki keinginan untuk membeli suatu barang atau jasa dengan kata lain
konsumen memiliki preferensi terhadap barang dan jasa sekaligus ia juga
memiliki kemampuan,uang, dan pendapatan untuk membeli dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhannya. Kemampuan tersebut sering kali diberi istilah daya beli.
Jadi, konsep permintaan terhadap barang dan jasa hanya memperhatikan konsumen
yang memiliki preferensi dan daya beli sekaligus. Oleh karena itu, teori
permintaan adalah hubungan antara jumlah permintaan terhadap suatu barang
dengan harga barang tersebut.
Ibnu Khaldun menyatakan, bila kota
luas dan penduduknya banyak, harga kebutuhan murah dan harga kebutuhan
perlengkapan mahal. Tidak dapat diragukan penduduk kota memiliki makanan lebih
dari kebutuhan mereka. Akibatnya, harga makanan sering murah. Kemudian, bila
suatu kota telah makmur, padat penduduknya, penuh dengan kemewahan, disitu akan
muncul kebutuhan yang besar akan barang-barang mewah, sehingga barang mewah
akan semakin naik. Permintaan seseorang terhadap suatu barang ditentukan oleh
banyak faktor di antaranya adalah :
1.
Harga barang itu sendiri dan harga barang substitusi, misalnya gula dan kopi.
Bila permintaan terhadap kopi meningkat, permintaan terhadap gula juga
meningkat. Begitu juga sebaliknya bila permintaan terhadap kopi menurun,
permintaan terhadap gula juga akan menurun.
2.
pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat. Perubahan pendapatan
selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang. Bila pendapatan
masyarakat meningkat, permintaan terhadap suatu barang juga meningkat.
Abdul Azhim Islahi, conomic concept of Ibn Taimiyah, (
London,The Islamic Foundation, 1988), hlm. 92.
Iskandar Putong, ekonomi mikro dan makro, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 33.
Iskandar Putong, ekonomi mikro dan makro, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 33.
3.
Corak distribusi pendapatan dan cita rasa masyarakat. Perubahan cita rasa
masyarakat akan mengubah permintaan terhadap suatu barang.
4.
Jumlah penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk akan menambah permintaan bebagai
barang.
5.
Ramalan mengenai keadaan masa yang akan datang. Ramalan terhadap kenaikan harga
yang akan terjadi pada masa yang akan datang akan mendorong konsumen untuk
membeli suatu barang lebih banyak pada masa kini. Faktor yang sangat menentukan
permintaan terhadap suatu bang adalah harga dari barang itu sendiri, pernyataan
ini menerangkan hubungan antara permintaan terhadap suatu barang dengan harga
barang
Menurut Ibn Taimiyah ada beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap permintaan suatu barang dan pengaruhnya terhadap
harga,yaitu:
1.
Harga barang itu sendiridan barang subtitusi. Jika harga barang tinggi,
permintaan terhadap barang akan
turun. Sebaliknya jika harga barang rendah, permintaan terhadap barang akan
meningkat.
2.
Keinginan penduduk terhadap jenis barang yang yang berbeda dan berubah-ubah.
Keinginan ini tergantung pada berlimpah atau terbatasnya stok barang, biasanya
bila stok menipis maka permintaan penduduk terhadap barang itu meningkat
ketimbang bila stok barang berlimpah.
3.
Perubahan juga tergantung pada jumlah konsumen, jia jumlah konsumen yang minat
terhadap suatu barang meningkat, maka harga akan naik dan sebaliknya jika
konsumen yang minat terhadap suatu barang menueun maka harga akan turun pula.
4.
Permintaan juga dipengaruhi oleh menguat atau melemahnya tingkat kebutuhan atas
suatu barang, jika kebutuhan tinggi, harga juga akan tinggi dan jika kebutuhan
terhadap barang menurun maka harga juga akan menurun.
5. Harga juga dipengaruhi oleh tujuan dari
kontrak jual beli, jika pembayaran dilakukan secara tunai maka harga akan
turun, namun jika jual beli dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka harga
akan naik.
6.
Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
Abdul Azhim Islahi, op.cit., hlm. 90-91
Dalam
masalah teori permintaan, Ibn Taimiyah (1263-1328) menyatakan, harga bisa naik
karena penurunan jumlah barang yang tersedia disertai peningkatan pemintaan.
Harga akan turun bila terjadi kelebihan supply sementara permintaan menurun.
Penurunan jumlah barang yang tersedia berarti jatuhnya supply, meningkatnya
penduduk menyebabkan terjadinya permintaan, karena itu, bisa dikatakan sebagai
naiknya permintaan. Naiknya harga karena jatuhnya supply atau pun naiknya
permintaan. Menurut Ibn Taimiyah, dalam keadaan seperti ini mengidndikasikan
dengan mekanisme pasar berjalan secara alami. Itulah yang dikatakan dengan
mekanisme pasar yang adil. Namun, ketika kenaikan harga karena ketidak adilan,
seperti penimbunan barang dibutuhkan regulasi harga oleh pemerintah atau
intervensi harga bila supply tidak ada. Seperti yang dilakukan Umar bin Khattab
ketika mengimpor gandum dari mesir untuk mengendalikan harga gandum di Madinah.
Menurut
N.Gregory Mankiw dalam bukunya yang berjudul “pengantar mikro ekonomi”
menyebutkan bahwa permintaan adalah sejumlah barang yang diinginkan dan dapat
dibeli oleh pembeli.kita tahu bahwa untuk barang apapun, ada banyak hal yang
menentukan jumlah yang akan diminta pembeli, namun ketika kita menganalisis
bagaimana pasar bekerja, suatu hal yang sangat berperan adalah harga barang
tersebut.
Permintaan
terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang. Banyak faktor
yang mempengaruhi permintaan suatu barang selain harga barang itu sendiri.
Teori permintaan dalam islam sangat dipengaruhi oleh variable moral seperti
kesederhanaan, keseimbangan, keadilan dan variable syariat, yakni kehalallan.
Setiap keputusan ekonomi seseorang tidak bisa terlepas dari nilai-nilai moral
da nilai syariah.
B. Konsep permintaan dalam Perspektif
Ekonomi Islam
Konsep permintaan dalam islam menilai suatu
komoditi (barang atau jasa) tidak semuanya bisa dikonsumsi maupun digunakan,
dibedakan antara yang halal dengan yang haram .Oleh karena itu, dalam teori
permintan Islami membahas permintaan barang halal, sedangkan dalam permintaan
konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi dan digunakan.
Sadono Sukirno, pengantar Teori Mikro Ekonomi, edisi ke 3, ( Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 75
C.
Teori Penawaran
Permintaan adalah banyaknya jumlah
barang yang diminta pada suatunpasar tertentu dengan tingkat harga tertentu,
pada tingkat pendapatan tertentu dan pada periode tertentu.
Ibn Khaldun berpendapat tentang
penawaran, bila penduduk kota memiliki makanan berlebih dari yang mereka
butuhkan akibatnya harga makaan menjadi murah, tapi di kota kecil, bahkan
makanan sedikit, maka harga bahan makanan tinggi. Ketika barang-barang yang
tersedia sedikit, harga akan naik. Namun bila jarak antar kota dekat dan aman
akan banyak barang yang diimpor sehingga ketersediaan barang akan melimpah
sehingga harga akan turun.
Keinginan
para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan
oleh beberapa faktor, yaitu :
1.
Harga barang itu sendiri dan harga barang lain. Jika harga bara naik, penawaran
akan meningkat. Sebaliknya, jika harga barang rendah penawaran aka menurun.
2.
Biaya Produksi. Biaya adalah yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa
mencakup biaya tenaga kerjs, bahan baku, sewa gedung, mesin,tanah, biaya
administrasi, bunga, pajak dan lainnya. Secara prinsip akutansi, yang dimaksud
biaya adalah semua item yang tercantum dalam neraca rugi laba.
3.
Tingkat Teknologi yang digunakan. Teknologi adalah penemuan dan peningkatan
teknologi yang diterapkan untuk menurunkan biaya produksi, misalnya penggunaan
komputer,robot, dan lain-lain.
4.
Jumlah Penjual. Jumlah penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran.
5.
Kondisi Alam. Seperti terjadi bencana alam akan mengakibatkan penawaran
barang-barang tertentu akan berkurang khususnya barang-barang hasil pertanian.
6.
Ekspektasi
Ramalan terhadap masa yang akan
datangadalah faktor yang sangat penting bagi supplier untuk membuat keputusan
produksi.
David C. Colander, op. cit., hlm. 92
Ibid, hlm. 90
Ibid, hlm. 90
D.
Konsep penawaran dalam perspektifekonomi Islam
Membahas
teori penawaran Islami, kita harus kembali kepada sejarah penciptaan
manusia.Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang bersamaan.Dalam
memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia, larangan
yang harus dipatuhi adalah “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi”.Larangan ini tersebar di banyak tempat dalam Al-Qur'an dan betapa Allah
sangat membenci mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi.
Secara
umum tidak banyak perbedaan antara teori permintaan konvensional dengan Islami
sejauh hal itu dikaitkan dengan variabel atau faktor yang turut berpengaruh
terhadap posisi penawaran. Bahkan bentuk kurva secara umum pada hakekatnya
sama. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan dalam pespektif ini
kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan
pada premis nilai-nilai Islam.
Yang
pertama adalah bahwa Islam memandang manusia secara umum, apakah sebagai
konsumen atau produsen, sebagai suatu objek yang terkait dengan
nilai-nilai.Nilai-nilai yang paling pokok yang didorong oleh Islam dalam
kehidupan perekonomian adalah kesederhanaan, tidak silau dengan gemerlapnya
kenikmatan duniawi (zuhud) dan ekonomis (iqtishad). Inilah nilai-nilai yang seharusnya
menjadi trend gaya hidup Islamic man. Yang kedua adalah norma-norma Islam yang
selalu menemani kehidupan manusia yaitu halal dan haram. Produk-produk dan
transaksi pertukaran barang dan jasa tunduk kepada norma ini. Hal-hal yang
diharamkan atas manusia itu pada hakekatnya adalah barang-narang atau
transaksi-transaksi yang berbahaya bagi diri mereka dan kemaslahatannya.
Namun
demikian, bahaya yang ditimbulkan itu tidak selalu dapat diketahui dan
dideteksi oleh kemampuan indrawi atau akal manusia dalam jangka pendek. Sikap
yang benar dalam menghadapi persoalan ini adalah kepatuhan kepada diktum
disertai pencarian hikmah di balik itu.Dengan kedua batasan ini maka lingkup
produksi dan pada gilirannya adalah lingkup penawaran itu sendiri dalam ekonomi
Islam menjadi lebih sempit dari pada yang dimiliki oleh ekonomi konvensional.
Dengan demikian terdapat dua penyaringan(filtering) yang membuat wilayah
penawaran (domain) dalam ekonomi Islam menyempit yaitu filosofi kehidupan Islam
dan norma moral Islam.
Eko Suprayitno, Ekonomi Mikro
Prospektif Islam,(Yogyakarta: Sukses Offset,2008), hlm 131.
Dalam
perspektif ekonomi Islam, manusia diinjeksi dengan norma moral Islam sehingga
nafsu untuk memenuhi keinginannya tidak selalu dipenuhi. Demikian juga cara
untuk memenuhi keinginan tersebut senantiasa dikaitkan dengan norma moral Islam
yang sellau menemaninya ke mana saja dan di mana saja. Karena itu, semua barang
dan jasa yang diproduksi dan ditawarkan ke pasar mencerminkan kebutuhan riil
dan sesuai dengan tujuan syariah itu sendiri (maqoshidu syariah).Dalam
perspektif ini tidak dimungkinkan produksi barang yang tidak berguna secara
syar’i.Kedua, rasionalitas.Asumsi kedua ini merupakan turunan dari asumsi yang
pertama.Jika ilmu ekonomi konvensional melihat bahwa manusia adalah economic
man yang selalu didorong untuk melampiaskan keinginannya dengan cara apapun,
maka asumsi rasionalitas merupakan ruhnya yang mengilhami seluruh usahanya
dalam rangka memenuhi keinginannya tersebut. Selama manusia menguras tenaga dan
pikirannya untuk memenuhi keinginannya dengan cara apapun, ia adalah makhluk
rasional. Ketika produsen berusaha memaksimalkan keuntunganan, dengan
mengabaikan tanggung jawab sosial, ia adalah makhluk rasional dan tidak perlu
dikhawatirkan. Begitu juga dengan konsumen yang ingin memaksimalkan nilai guna
(utility) ketika membeli suatu produk, maka ia berjalan pada jalur rasionalitas
dan hal itu secara ekonomi adalah baik.
E.
Elastisitas Permintaan Dan Penawaran
Salah satu pokok bahasan yang paling
penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep Elastisitas. Elastisitas adalah
suatu keadaan yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari jumlah barang
yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.
Dalam ilmu ekonomo elastisitas adalah perbandingan perubahan proposional dari
sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya.
Elastisitas
adalah suatu ideks(bilangan) yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang
yang diminta dengan harga barang tersebut. elastisitas juga diartikan sebagai
derajat kepekaan suatu variabel sebagai akibat dari perubahan variabel lain.
Missal, seberapa besar tingkat kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap
perubahan harga sebesar satu persen atau dengan kata lain, berapa persen barang
yang diminta akan berubah, apabila harga berubah sebesar 1%.
Sugiarto,
Said Kelana, Tedy Herlambang, Rachmat Sudjana dan Brastoro, op cit, hlm. 81-82
F. Pengertian Elastisitas Permintaan
Secara
sederhana elastisitas diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi
terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas diartikan
sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh
adanya perubahan faktor-faktor lain.
Elastisitas
permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana
besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ketika harga
sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik
sedangkan semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas
permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan
persen perubahan harga. Besar kecilnya koefisien elastisitas permintaan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berkut.
Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan
Contoh :
Harga
sebuah donat Rp500,00 jumlah yang diminta 500 buah, jika harganya naik menjadi
Rp600,00 per buah, jumlah yang diminta turun menjadi 300 buah. Hitung koefisien
elastisitasnya.
Penyelesaian
Diketahui:
P = Rp500,00 ;
ΔQ = 500–300 = 200
Q = 500;
ΔP = Rp500,00–Rp600,00 = Rp100.00
maka
Ep =
Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah elastik karena Ep = 2 > 1
Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah elastik karena Ep = 2 > 1
Ketika
elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka
permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah
barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.
Sementara
itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari satu disebut barang inelastis,
yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak
terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah
permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya
adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai
elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1%
menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh
besarnya harga yang ditawarkan.
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas
Permintaan
a. Tingkat
kebutuhan
Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat
penting, perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan
terhadap barang ini bersifat inelastic, sebaliknya bila kebutuhan terhadap
suatu barang kurang penting, maka permintaan bersifat elastic.
b. Banyaknya barang pengganti yang tersedia.
Sekiranya
sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaanyya cenderung untuk
bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan
perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli
akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan
barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami
perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang
tersebut lebih mudah daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai
membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah dengan
cepat.
Permintaan
terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat
tidak elastis, karena jika harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang
pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab
itu permintaannya tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dan jika harga
turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli
yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas
dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak jenis barang pengganti terhadap
sesuatu barang, semakin elastis sifat permintaannya.
c. Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan
untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap
barang tersebut/. Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang yang
sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman
ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi
permintaannya. Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak
mahal. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga
dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan
orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli
merek lain yang lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian
pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis
permintaan terhadap barang tersebut.
d. Jangka waktu analisis.
Semakin lama jangka waktu di mana permintaan
itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka
waktu yang singkat permintaan besifat lebih tidak elastis karena
perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh
permbeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang
biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam
jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti
yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan
terhadap barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang
barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan
menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.
e. Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung
tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin
sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak
menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung
elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih
mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
f.
Tradisi
Apabila
pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa pun naiknya
harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat inelastic,
tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastic.
Ichard G.
Lipsey dkk. Economics 13 edition, Boston:
Perason Education, 2008, hlm. 79
g. Mode
Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap
sesuatu barang, apabila barang tersebut sudah digandrungi oleh masyarakat, maka
berapapun naiknya harga akan tetap dibeli. Maka permintaan akan bersifat
inelastic demikian sebaliknya.
h. Perubahan
harga dan barang yang diminta
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk
meminta barang tersebut, sehingga permintaan menjadi elastis.
H . Pengertian Elastisitas Penawaran
Elastisitas
merupakan perbandingan perubahan yang akan terjadi apabila satu atau hal yang
lain berubah. Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan
proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan
kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen
terhadap harga yang berubah.
Dalam konsep ini hal – hal yang dapat mempengaruhi
elastisitas :
1. Seberapa
besar barang – barang yang menggantikan barang yang bersangkutan
2.
Seberapa besar dari pendapatan yang akan
dibelanjakan untuk membeli barang yang bersangkutan
3. Banyak
tidaknya macam penggunaan barang yang bersangkutan
Sebagaimana
kita ketahui pada umumnya konsumen sensitive terhadap perubahan harga, tetapi
disisi lain produsenpun sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi
perubahan harga (baik harga naik atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan
produsen dalam berproduksi. Ukuran kepekaan produsen terhadap perubahan harga
inilah yang disebut dengan Elastisitas Harga dari Penawaran atau sering disebut
Elastisitas Penawaran. Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat
kepekaan perubahan kuantitas barang yang ditawarkan yang disebabkan karena
perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas penawaran
sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang
yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.
Untuk
mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka
yang disebut koefisien elastisitas penawaran.Adapun yang dimaksud koefisien
elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar
kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan rumus sebagai
berkut.
Keterangan
:
ΔQ : Perubahan jumlah penawaran
ΔP : Perubahan harga barang
P : Harga barang mula-mula
Q : Jumlah penawaran mula-mula
Es : Elastisitas penawaran
ΔP : Perubahan harga barang
P : Harga barang mula-mula
Q : Jumlah penawaran mula-mula
Es : Elastisitas penawaran
I.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam
menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini
berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak
elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
-
Biaya produksi untuk menaikkan jumlah
penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis
dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah
biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
-
Kapasitas produksi
telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan
pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar. Sementara
penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu
analisis.
Elastisitas
penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah, para ahli
ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan
jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga tersebut. Adapun tiga
waktu tersebut adalah:
Immediate
Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang sangat pendek,
dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya
sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input
tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah
jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi.
Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada
pada saat itu. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak
dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
The
short run, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen
menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel (dengan
bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan dsb). Tetapi tidak
cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian,
modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran
dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses
produksinya. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun
perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan
memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat
dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak
elastis.
The
long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru
untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan
untuk mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis. Dalam jangka
waktu yang cukup lama tersebut para produsen dapat menambah kapasitas produksi
dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal
pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat.Makin
lama jangka waktu, makin elastis penawaran.Dalam jangka panjang, perkembangan
teknik produksi di sektor industri dan produksi secara besar-besaran malah
dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang-barang yang dulu dipandang
barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh
orang banyak (misalnya, radio transistor, kalkulator, dsb). Produksi dan jumlah
penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran
lebih bersifat elastis.
Selain
itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi elastisitas penawaran
yaitu Stok persediaan dan Kemudahan
substitusi faktor produksi/input.
Ø Stok persediaan. Semakin besar persediaan,
semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan
permintaan dengan persediaan yang ada.
Ø Kemudahan substitusi faktor
produksi/input.Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga
kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga
kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini
karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau
dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar