BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu
berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok
baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok
tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota
kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup ini
perlu saling dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan
dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah
makhluk Allah SWT. yang paling tinggi dibanding makhluk Allah SWT. yang
lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah
dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia
seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Allah SWT menjadikan manusia
sebagai khalifah dimuka bumi hanya untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya.
Mengerjakan segala perintah-Nya, mulai dari shalat, puasa, zakat, dan segala
hal yang mendatangkan kemaslahatan bagi diri manusia itu sendiri dan menjauhi
larangan-Nya agar dapat mencegah kerusakan dimuka bumi.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola
dengan baik, kehidupan sosial manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk
itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa
pemimpin, manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik.
Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah
dituntut kearifan seseorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah
dapat terselesaikan dengan baik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian atau defenisi pemimpin menurut islam?
2.
Bagaimana ciri-ciri pemimpin menurut islam?
3.
Bagaimana prinsip pemimpin dalam islam?
4.
Bagaiman sifat kepimimpinan?
5.
Bagaimana gaya kepemimpinan menurut islam?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Agar kita mengetahui pengertian atau defenisi
dari pemimpin menurut islam.
2.
Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri pemimpin
dalam islam.
3.
Dan juga agar mengetahui prinsip apa saja yang
harus dimiliki seorang pemimpin.
4.
Agar mengetahui bagaimana sifat yang harus
dimiliki seorang pemimpin.
5.
Dan agar dapat memahami gaya dalam kepemimpinan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan
dalam konsep Al-Qur’an disebutkan dengan istilah Imamah, pemimpin dengan
istilah imam. Al-Qur’an mengkaitkan kepemimpinan dengan hidayah dan pemberian
petunjuk pada kebenaran. Seorang pemimpin tidak boleh melakukan kezaliman, dan
tidak pernah melakukan kezaliman dalam segala tingkat kezaliman, kezaliman
dalam keilmuan dan perbuatan, kezaliman dalam mengambil keputusan dan
aplikasinya.
Pemimpin dalam
pandangan Al-Qur’an sebenarnya adalah pilihan Allah swt, bukan pilihan dan
kesepakatan manusia sebagaimana yang dipahami dan dijadikan pijakan oleh
umumnya umat Islam. Pilihan manusia membuka pintu yang lebar untuk memasuki
kesalahan dan kezaliman. Selain itu, kesepakatan manusia tidak menutup
kemungkinan bersepakat pada perbuatan dosa, kemaksiatan dan kezaliman. Hal ini
telah banyak terbukti dalam sepanjang sejarah manusia. Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan sebenarnya bukan sesuatu yang
mesti menyenangkan, tetapi merupakan tanggungjawab sekaligus amanah yang amat
berat yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Allah Swt berfirman:
tûïÏ%©!$#ur öNèd öNÎgÏF»oY»tBL{ öNÏdÏôgtãur tbqããºu ÇÑÈ tûïÏ%©!$#ur ö/ãf 4n?tã öNÍkÌEºuqn=|¹ tbqÝàÏù$ptä ÇÒÈ
“Dan
orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan
orang-orang yang memelihara sembahyangnya. (Q.S Al-Mu’minun 8-9)”.
Kepemimpinan
adalah pengaruh yang efektif. Kepemimpinan adalah meyakinkan orang lain untuk
memperbaiki minta-minta mereka sendiri dan dia mau menerima tujuan-tujuan dari
satu kelompok seperti miliknya sendiri.
Imam Ali bin
Abi Thalib mendefinisikan keadilan sebagai menempatkan sesuatu pada tempatnya
yang layak. Keadilan bak hukum umum yang dapat ditetapkan kepada manajemen dari
urusan masyarakat. Keuntungannya bersifat universal dan serba mencakup. Ia
sautu jalan raya yang melayani semua orang setiap orang. Jelaslah kata
leadership sendiri merupakan muatan nilai. Kita biasanya memikirkan kata
tersebut dengan positif, yaitu seseorang yang mempunyai kapasitas khusus.
Sebagian besar dari kita akan menjadi seorang pemimpin dari pada seorang
manejer, atau seorang pemimpin daripada seorang politikus. Sering kata
leadership mengacu pada peran daripada perilaku.
Menurut
Murtadha Muttahari , umat manusia berbeda dalam hal keimanan dan kesadaran
mereka akan akibat dari perbuatan dosa. Semakin kuat iman dan kesadaran mereka
untuk berbuat dosa. Jika derajat keimanan telah mencapai intuitif (pengetahuan
yang didapat tanpa melalui proses penalaran) dan pandangan batin, sehingga
manusia mampu menghayati persamaan antara orang melakukan dosa dengan
melemparkan diri dari puncak gunung atau meminum racun, maka kemungkinan
melakukan dosa pada diri yang bersangkutan akan menjadi nol.
Pada dasarnya
kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakkan sekelompok orang
menuju kesuatu tujuan yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan
mendorong atau memotivasi mereka untuk bertindak secara yang tidak memaksa.
Dengan kemampuannya seorang pemimpin yang baik mampu menggerakkan orang-orang
menuju tujuan jangka panjang dan betul-betul merupakan upaya memenuhi
kepentingan mereka yang terbaik. Tujuan tersebut bisa bersifat umum, seperti
menyebarkan ilmu yang bermanfaat keseluruh dunia, atau khusus seperti
mengadakan konferensi mengenai isu tersebut. Apapun cara yang dilakukan
pemimpin hasilnya haruslah memenuhi kepentingan terbaik orang-orang yang
terlibat dalam tujuan jangka panjang yang nyata.
Dengan demikian
kepemimpinan dapat dikatakan sebagai peranan dan juga suatu proses untuk
mempengaruhi orang lain. Pemimpin adalah anggota dari suatu perkumpulan yang
diberi kedudukan tertentu dan diharapkan dapat bertindak sesuai dengan
kedudukannya. Seorang pemimpin adalah juga seesorang dalam suatu perkumpulan
yang diharapkan dapat menggunakan pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai
tujuan kelompok. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa seorang pemimpin yang jujur
ialah seorang yang memimpin dan bukan seorang yang menggunakan kedudukan untuk
memimpin.
Selain itu
kepemimpinan juga adalah kemampuan untuk menjalankan pekerjaan melalui orang
lain dengan mendapatkan kepercayaan dan kerja sama. Hampir semua aspek
pekerjaan dipengaruhi dan tergantung pada kepemimpinan. Terdapat sejumlah
faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yang meliputi latarbelakang
pemimpin tersebut, pengalaman, harapan terhadap kebijakan dan prosedur
organisasi, kecenderungan umum industry dan norma-norma sosial.
B. Pemimpin
Efektif
Pada dasarnya
pemimpin yang efektif itu lahir dari suatu proses sejak meciptakan wawasan,
mengembangkan strategi, membangun kerja sama dan mampu bertindak, sehingga
indikator pemimpin yang efektif adalah:
1.
Mereka yang mampu menciptakan wawasan dan
wacana untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang
kelompok yang terlihat.
2.
Mereka yang mampu mengembangkan strategi yang
rasional untuk menuju kearah tercapainya wawasan tersebut.
3.
Mereka yang mampu memperoleh dukungan dari
pusat kekuatan dalam hal kerja sama, persetujuan, kerelaan atau kelompok
kerjanya dibutuhkan untuk menghasilkan pergerakan itu.
4.
Mereka yang mampu memberi motivasi yang kuat
pada kelompok inti yang tindakannya merupakan penentu untuk melaksanakan
strategi.
Tidak
ada formula yang tepat bagaimana menjadi pemimpin efektif, tetapi beberapa
penelitian menyeroti beberapa poin yang berguna, yaitu:
1. Pelatihan. Atasi
kekurangan-kekurangan melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai. Pelatihan dalam
bidang public speaking, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, meningkatkan
keyakinan diri dan sejenisnya telah tersedia secara luas.
2. Gaya. Buatlah
gaya yang sesuai dengan kombinasi situasi, tugas dan keterlibatan manusianya. Mempertahankan
fleksibilitas yang memungkinkan anda untuk menyesuaikan gaya anda dengan
situasi.
3. Bawahan. Mereka
ingin diperlakukan sebagai individu yang cakap. Ciptakan suasana yang mendukung
pencapaian pekerjaan mereka dan kebutuhan pribadinya.
4. Sifat dasar
pekerjaan. Sesuaikan diri dengan hakikat pekerjaan. Kepemimpinan anda harus
menyesuaikan diri dengan tugas.
Berkaitan
dengan uraian diatas bagaimana caranya agar kepemimpinan seseorang menjadi lebih
efektif, menurut Chris Chittenden dari Gaia Consulting Group Pty Ltd bahwa
kepemimpinan efektif adalah mampu menempatkan orang-orang sehingga mereka tidak
bekerja menurut kehendaknya masing-masing. Terdapat banyak segi terhadap
kepemimpinan yang besar dan mengkalim bahwa mereka itu semua adalah didasari
adanya hubungan jaringan antar pemimpin. Landasan dari hubungan efektif adalah
kepercayaan yang diletakkan diatas segala-galanya. Untuk menjadi pemimpin yang
efektif maka harus dapat dipercaya dan mampu membangun kepercayaan antara yang
satu dengan yang lain.
Seorang
pemimpin yang efektif melihat organisasi sebagai sebuah jaringan hubungan dan
memiliki keterampilan konvensioanal untuk membangun jaringan tersebut. Mereka
mengerti bahwa pembicaraan yang tepat pada waktu yang tepat dalam suasana yang
mendukung akan membangun hubungan. Mereka juga mengerti bahwa pembicaraan yang
salah akan merusak mereka.
Pemimpin
yang efektif memahami bahwa untuk mengelola apa yang seahrusnya ada, mereka
harus menginterupsi jadwal yang padat dalam rangka memperoleh
kemungkinan-kemungkinan. Mereka perlu keluar dari tekanan yang muncul dari
tekanan yang muncul setiap hari untuk melihat hutan dedaunan. Mereka juga
menyadari bahwa rincian akan menghasilkan kesempatan bahwa makin detail
rinciannya maka makin besar potensinya untuk belajar dan mentransformasi.
Oleh
karena itu mereka tidak menghukum atas kesalahan, tetapi melihatnya sebagai
peluang untuk belajar dan tumbuh. Pemimpin yang efektif mampu mengantisipasi
atau menciptakan perubahan paradigm dimana organisasinya dijalankan. Pemimpin
yang efektif memiliki karyawan yang mempersonifikasi misi dan nilai-nilai
perusahaan, karyawan yang memiliki komitmen terhadap keinginan yang harus
dicapai perusahaan.
C.
Ciri-ciri Pemimpin Menurut Islam
Rasulullah SAW. dalam sabdanya menyatakan bahwa
pemimpin suatu kelompok adalah pelayan pada kelompok tersebut. Sehingga sebagai
seorang pemimpin hendaklah dapat dan mampu melayani serta menolak orang lain
untuk maju dengan ikhlas. Beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan
islam adalah sebagai berikut:
1.
Setia. Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat
kesetiaan kepada Allah SWT.
2.
Terikat pada tujuan. Seorang pemimpin ketika
diberi amanah sebagai pemimpin dalam melihat tujuan organisasi bukan saja
berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan islam
yang lebih luas.
3.
Menjunjung tinggi Syariah dan Akhlak Islam.
Seorang pemimpin yang baik bilamana ia merasa terikat dengan peraturan islam,
dan boleh menjadi pemimpin selama ia tidak menyimpang dari syariah. Waktu ia
melaksanakan tugasnya ia harus patuh kepada adab-adab islam, khususnya ketika
berhadapan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tidak sepaham.
4.
Memegang Teguh Amanah. Seorang pemimpin ketika
menerima kekuasaan menganggap sebagai amanah dari Allah SWT. yang disertai oleh
tanggung jawab. Al-Quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah
SWT dan selalu menunjukkan sikap baik kepada orang yang dipimpinnya.
5.
Tidak sombong. Menyadari bahwa diri kita ini
adalah kecil, karena yang besar dan Maha Besar hanya Allah SWT. sehingga hanya
Allah-lah yang boleh sombong. Sehingga kerendahan hati dalam memimpin merupakan
salah satu ciri kepemimpinan yang patut dikembangkan.
6.
Dispilin, konsisten dan konsekuen. Merupakan
ciri kepemimpinan dalam islam dalam segala tindakan, perbuatan seorang
pemimpin. Sebagai perwujudan seorang pemimpin yang professional akan memegang
teguh terhadap janji, ucapan dan perbuatan yang dilakukan, karena ia menyadari
bahwa Allah SWT. mengetahui semua yang ia lakukan bagaimana pun ia berusaha
untuk menyembunyikannya.
D.
Prinsip Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut islam ialah sebagai
berikut:
1.
Musyawarah. Mengutamakan musyawarah sebagai
prinsip yang harus diutamakan dalam kepemimpinan islam. Al-Quran dengan jelas
menyatakan bahwa seorang yang menyebut dirinya sebagai pemimpin wajib melakukan
musyawarah dengan orang yang berpengetahuan atau orang yang berpandangan baik.
Melalui musyawarah memungkinkan seluruh komunitas islam akan turut serta
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, dan sementara itu pada saat
yang sama musyawarah dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengawasi tingkah
laku para pemimpin jika menyimpang dari tujuan semula.
2.
Adil. Pemimpin sepatutnya mampu memerlakukan
semua orang secara adil, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Selain memegang
teguh prinsip keadilan sebagai dasar tegaknya masyarakat islam, pemimpin
organisasi islam juga sepatutnya mendirikan badan peradilan internal atau
lembaga hukum untuk menyelesaikan berbagai perbedaan atau sengketa dalam
kelompok itu.
3.
Kebebasan berpikir. Akibat manusia tidak
mengindahkan peringatan Allah SWT. maka Allah SWT. berfirman dalam sratu Al
khafi (18) ayat 54 yang artinya: “ dan sesungguhnya kami telah mengulang-ulangi
bagi manusia dalam Al-Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah
makhluk yang paling banyak membantah. (Al-Khafi (18):54). Pemimpin yang baik
adalah mereka yang mampu memberikan ruang dan mengundang anggota kelompok untuk
mampu mengemukakan kritiknya secara konstruktif.
E.
Gaya Kepemimpinan dalam Islam
Dalam islam gaya kepemimpinan ialah sebagai
berikut:
1.
Pencari kegembiraan.
Mereka adalah orang-orang pengambil resiko
ketika marah menjadi agresif atau pasif, adalah pendiri atau pencipta, memiliki
artikulasi verbal dan banyak bicara, antusias, termotivasi dan lain sebagainya.
2.
Pencari rinci atau detail.
Mereka menanyakan bagaimana, akan menanyakan
detail secara spesifik, mengukur kompetensi anda dengan seberapa banyak waktu
yang anda gunakan dalam proyek, sensitive dan akurat, perfeksionis,
berkonsentrasi pada detail,pengambil keputusan yang hati-hati.
3.
Pencari hasil
Mereka bertanya tentang apa dan kapan, membuat
pernyataan, memberitahukan orang lain tentang apa yang harus dilakukan, tidak
mentolelir kesalahan, tidak memiliki perasaan pada orang lain, menyepelekan
saran dari orang lain, berani menghadapi resiko.
4.
Pencari Keharmonisan
Mereka bertanya mengapa, mempertahankan
hubungan, tipe pembimbing atau tipe keibuan, memiliki masalah-masalah dunia,
konsentrasi pada tugas, pendengar yang baik, tak suka konflik interpersonal
takut akan ketidakamanan dan takut salah.
Berkaitan
dengan gaya kepemimpinan diatas tentu yang terbaik bilaman kita dapat mengikuti
sunatullah, sebagaimana firman Allah SWT. surat Al-Baqarah (2) ayat 119, yang
artinya: “sesungguhnya kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran,
sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan
diminta (pertanggung jawaban) tentang penghuni-penghuni neraka. (Al-Baqarah
(2): 119).
F.
Sifat Pemimpin Islam
Pendapat adalah jasad yang diam tidak bergerak
dan tidak memiliki kehidupan selama tidak ditiupkan ruh islam. Pendapat adalah
gua yang gelap gulita tidak bercahaya hingga islam memberikan cahayanya.
Pendapat adalah angkasa yang berkabut, sedangkan islam adalah bintang yang
bersinar. Pendapat menciptakan kesusahan dan membuat rintangan, mendengarkan
khayalan-khayalan jasad, menimbulkan syuhbat dan memunculkan keraguan,
sedangkan islam menundukkan bahaya, mengguncangkan gunung, mengubah manusia dan
hal itu tidak akan terjadi kecuali dengan mencetak pemimpi. Sifat pemimpin
islam ialah:
1.
Iman dan Tauhid
2.
Ketaatan
3.
Kebersihan Hati
4.
Penunjukan sebagai khalifah dimuka bumi
Pada
dasarnya seorang pemimpin haruslah memiliki bobot kepemimpinan dengan
sifat-sifat positif dan kelebihan-kelebihan tertentu.
1.
Beriman dan bertakwa (Q.S. 25 Al-Furqan:
72-74).
2.
Kelebihan Jasmani (Q.S. 2 Al-Baqarah 247)
3.
Terampil dan berpengetahuan (H.R. Bukhari)
4.
Kelenihan Batin (Q.S. 3 Ali Imran 159.)
5.
Keberanian (Q.S. 3 Ali Imran 173)
6.
Adil dan Jujur (Q.S 4 An-nisa 53)
7.
Bijaksana (Q.S. An-Nahl 38)
8.
Demokratis (Q.S. 42 Asy Syura 38)
9.
Penyantun (Q.S. 15 Al Hijr 88)
10. Paham Keadaan
umat (H.R. Bukhari dan Muslim)
11. Ikhlas dan rela
berkorban.
12. Qanaah
(kesederhanaan).
13. Istiqomah (Q.S.
46 Al Ahqaf: 13)
14. Aqhlaqul
karimah (sifat-sifat mulia)
G.
Kepemimpinan Menurut Al-Quran
Dalam islam, pemegang fungsi kepemimpinan biasa
disebut “imam” dan kepemimpinan itu sendiri disebut “imamah”. Pemimpin negara,
dalam sejarah kebudayaan Islam biasa digunakan khalifah, amir, dan sultan.
Istilah lain yaitu “idarah”atau management. Pengertian khalifah sebagai
penguasa, banyak ragam dan jenis kekuasaan tersebut, baik secara operasional
maupun konsepsional. Khalifah juga mengandung arti yang universal tergantung
dimana kita menempatkan penguasaan tersebut di dalam pembahasan.
Allah menjanjikan anugerah kepemimpinan bagi
orang-orang yang beriman, justru karena merekalah yang seharusnya memimpin yang
dapat mengurus umat dengan sebaik-baiknya. Orang-orang yang beriman berhak
menjadi pemimpin karena mereka memiliki dasar moral (akhlak yang dapat
memelihara amanah kepengurusan umat). Dengan dasar takwa kepada Allah mereka
dapat memutar roda pemerintahan dan memegang kendali kepengurusan dengan baik
dan bertanggung jawab.
Seorang ulama bernama SyekAbu Zahra dari
kelompok sunni menyamakan arti khilafah dan imamah. Ia berkata “Imamah itu
disebut juga sebagai Khilafah. Sebab orang yang menjadi Khilafah adalah
penguasa tertinggi bagi umat islam yang menggantikan Rasul SAW. Khalifah itu
juga disebut sebagai imam (pemimpin) yang wajib di taati. Manusia berjalan
dibelakangnnya, sebagaimana manusia shalat dibelakang imam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah
serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur
orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Menyatakan bahwa
dalam menjadi pemimpin dimuka bumi maka manusia harus bisa menjalankan apa yang
telah diamanatkan oleh Allah dan disetiap langkah sebagai seorang pemimpin,
Allah akan memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu berhati-hati
tentang apa yang akan dilakukan sebagai khalifah Allah SWT.
B.
Kritik dan Saran
Semoga apa yang disampaikan dalam makalah ini,
dapat kiranya kita ambil pembelajaran yang dapat kita jadikan rujukan dalam
menjalan kan kehidupan sehari-hari khususnya dalam konsep kepemimpinan. Dan
apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan, maka dari itu kami
selaku penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari pembacanya, agar
dalam penulisan atau pembuatan makalah kedepannya dapat menjadi lebih baik
lagi. Dengan ini kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Milal wan-Nihal I/24 atau dilihat Dr Ali As
salus, Imamh dan Khalifah dalam tinjauan Syar’i, Gema Insani Press,
Jakarta.
Dr. Thariq Muhammad as-Suwaidan, Ir. Faisal
Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa Depan, 2005, Jakarta, Gema
Insani.
Drs. K. Permadi, S.H., Pemimpin dan
Kepemimpinan dalam Manajemen, 1996, Jakarta, Rineka Cipta.
Murtdha Muttahari, Tema-tema pokok Nahj
al-Balaghah, Al-huda, 2002, Jakarta.
Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A, Kiat
Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar