Kamis, 26 Desember 2019

Macam-Macam Pemimpin dalam Islam


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup ini perlu saling dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Allah SWT. yang paling tinggi dibanding makhluk Allah SWT. yang lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka bumi hanya untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya. Mengerjakan segala perintah-Nya, mulai dari shalat, puasa, zakat, dan segala hal yang mendatangkan kemaslahatan bagi diri manusia itu sendiri dan menjauhi larangan-Nya agar dapat mencegah kerusakan dimuka bumi.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin, manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seseorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.


B.     Rumusan  Masalah
1.      Apa pengertian atau defenisi pemimpin menurut islam?
2.      Bagaimana ciri-ciri pemimpin menurut islam?
3.      Bagaimana prinsip pemimpin  dalam islam?
4.      Bagaiman sifat kepimimpinan?
5.      Bagaimana gaya kepemimpinan menurut islam?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Agar kita mengetahui pengertian atau defenisi dari pemimpin  menurut islam.
2.      Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri pemimpin dalam islam.
3.      Dan juga agar mengetahui prinsip apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin.
4.      Agar mengetahui bagaimana sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
5.      Dan agar dapat memahami  gaya dalam kepemimpinan islam.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Defenisi Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam konsep Al-Qur’an disebutkan dengan istilah Imamah, pemimpin dengan istilah imam. Al-Qur’an mengkaitkan kepemimpinan dengan hidayah dan pemberian petunjuk pada kebenaran. Seorang pemimpin tidak boleh melakukan kezaliman, dan tidak pernah melakukan kezaliman dalam segala tingkat kezaliman, kezaliman dalam keilmuan dan perbuatan, kezaliman dalam mengambil keputusan dan aplikasinya.
Pemimpin dalam pandangan Al-Qur’an sebenarnya adalah pilihan Allah swt, bukan pilihan dan kesepakatan manusia sebagaimana yang dipahami dan dijadikan pijakan oleh umumnya umat Islam. Pilihan manusia membuka pintu yang lebar untuk memasuki kesalahan dan kezaliman. Selain itu, kesepakatan manusia tidak menutup kemungkinan bersepakat pada perbuatan dosa, kemaksiatan dan kezaliman. Hal ini telah banyak terbukti dalam sepanjang sejarah manusia. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan sebenarnya bukan sesuatu yang mesti menyenangkan, tetapi merupakan tanggungjawab sekaligus amanah yang amat berat yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Allah Swt berfirman:
 
tûïÏ%©!$#ur öNèd öNÎgÏF»oY»tBL{ öNÏdÏôgtãur tbqããºu ÇÑÈ   tûïÏ%©!$#ur ö/ãf 4n?tã öNÍkÌEºuqn=|¹ tbqÝàÏù$ptä ÇÒÈ  

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. (Q.S Al-Mu’minun 8-9)”.



Kepemimpinan adalah pengaruh yang efektif. Kepemimpinan adalah meyakinkan orang lain untuk memperbaiki minta-minta mereka sendiri dan dia mau menerima tujuan-tujuan dari satu kelompok seperti miliknya sendiri.
Imam Ali bin Abi Thalib mendefinisikan keadilan sebagai menempatkan sesuatu pada tempatnya yang layak. Keadilan bak hukum umum yang dapat ditetapkan kepada manajemen dari urusan masyarakat. Keuntungannya bersifat universal dan serba mencakup. Ia sautu jalan raya yang melayani semua orang setiap orang. Jelaslah kata leadership sendiri merupakan muatan nilai. Kita biasanya memikirkan kata tersebut dengan positif, yaitu seseorang yang mempunyai kapasitas khusus. Sebagian besar dari kita akan menjadi seorang pemimpin dari pada seorang manejer, atau seorang pemimpin daripada seorang politikus. Sering kata leadership mengacu pada peran daripada perilaku.
Menurut Murtadha Muttahari , umat manusia berbeda dalam hal keimanan dan kesadaran mereka akan akibat dari perbuatan dosa. Semakin kuat iman dan kesadaran mereka untuk berbuat dosa. Jika derajat keimanan telah mencapai intuitif (pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran) dan pandangan batin, sehingga manusia mampu menghayati persamaan antara orang melakukan dosa dengan melemparkan diri dari puncak gunung atau meminum racun, maka kemungkinan melakukan dosa pada diri yang bersangkutan akan menjadi nol.
Pada dasarnya kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakkan sekelompok orang menuju kesuatu tujuan yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan mendorong atau memotivasi mereka untuk bertindak secara yang tidak memaksa. Dengan kemampuannya seorang pemimpin yang baik mampu menggerakkan orang-orang menuju tujuan jangka panjang dan betul-betul merupakan upaya memenuhi kepentingan mereka yang terbaik. Tujuan tersebut bisa bersifat umum, seperti menyebarkan ilmu yang bermanfaat keseluruh dunia, atau khusus seperti mengadakan konferensi mengenai isu tersebut. Apapun cara yang dilakukan pemimpin hasilnya haruslah memenuhi kepentingan terbaik orang-orang yang terlibat dalam tujuan jangka panjang yang nyata.
Dengan demikian kepemimpinan dapat dikatakan sebagai peranan dan juga suatu proses untuk mempengaruhi orang lain. Pemimpin adalah anggota dari suatu perkumpulan yang diberi kedudukan tertentu dan diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya. Seorang pemimpin adalah juga seesorang dalam suatu perkumpulan yang diharapkan dapat menggunakan pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa seorang pemimpin yang jujur ialah seorang yang memimpin dan bukan seorang yang menggunakan kedudukan untuk memimpin.
Selain itu kepemimpinan juga adalah kemampuan untuk menjalankan pekerjaan melalui orang lain dengan mendapatkan kepercayaan dan kerja sama. Hampir semua aspek pekerjaan dipengaruhi dan tergantung pada kepemimpinan. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yang meliputi latarbelakang pemimpin tersebut, pengalaman, harapan terhadap kebijakan dan prosedur organisasi, kecenderungan umum industry dan norma-norma sosial.

B.     Pemimpin Efektif
Pada dasarnya pemimpin yang efektif itu lahir dari suatu proses sejak meciptakan wawasan, mengembangkan strategi, membangun kerja sama dan mampu bertindak, sehingga indikator pemimpin yang efektif adalah:
1.      Mereka yang mampu menciptakan wawasan dan wacana untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang kelompok yang terlihat.
2.      Mereka yang mampu mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju kearah tercapainya wawasan tersebut.
3.      Mereka yang mampu memperoleh dukungan dari pusat kekuatan dalam hal kerja sama, persetujuan, kerelaan atau kelompok kerjanya dibutuhkan untuk menghasilkan pergerakan itu.
4.      Mereka yang mampu memberi motivasi yang kuat pada kelompok inti yang tindakannya merupakan penentu untuk melaksanakan strategi.
Tidak ada formula yang tepat bagaimana menjadi pemimpin efektif, tetapi beberapa penelitian menyeroti beberapa poin yang berguna, yaitu:
1.      Pelatihan. Atasi kekurangan-kekurangan melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai. Pelatihan dalam bidang public speaking, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, meningkatkan keyakinan diri dan sejenisnya telah tersedia secara luas.
2.      Gaya. Buatlah gaya yang sesuai dengan kombinasi situasi, tugas dan keterlibatan manusianya. Mempertahankan fleksibilitas yang memungkinkan anda untuk menyesuaikan gaya anda dengan situasi.
3.      Bawahan. Mereka ingin diperlakukan sebagai individu yang cakap. Ciptakan suasana yang mendukung pencapaian pekerjaan mereka dan kebutuhan pribadinya.
4.      Sifat dasar pekerjaan. Sesuaikan diri dengan hakikat pekerjaan. Kepemimpinan anda harus menyesuaikan diri dengan tugas.
Berkaitan dengan uraian diatas bagaimana caranya agar kepemimpinan seseorang menjadi lebih efektif, menurut Chris Chittenden dari Gaia Consulting Group Pty Ltd bahwa kepemimpinan efektif adalah mampu menempatkan orang-orang sehingga mereka tidak bekerja menurut kehendaknya masing-masing. Terdapat banyak segi terhadap kepemimpinan yang besar dan mengkalim bahwa mereka itu semua adalah didasari adanya hubungan jaringan antar pemimpin. Landasan dari hubungan efektif adalah kepercayaan yang diletakkan diatas segala-galanya. Untuk menjadi pemimpin yang efektif maka harus dapat dipercaya dan mampu membangun kepercayaan antara yang satu dengan yang lain.
Seorang pemimpin yang efektif melihat organisasi sebagai sebuah jaringan hubungan dan memiliki keterampilan konvensioanal untuk membangun jaringan tersebut. Mereka mengerti bahwa pembicaraan yang tepat pada waktu yang tepat dalam suasana yang mendukung akan membangun hubungan. Mereka juga mengerti bahwa pembicaraan yang salah akan merusak mereka.
Pemimpin yang efektif memahami bahwa untuk mengelola apa yang seahrusnya ada, mereka harus menginterupsi jadwal yang padat dalam rangka memperoleh kemungkinan-kemungkinan. Mereka perlu keluar dari tekanan yang muncul dari tekanan yang muncul setiap hari untuk melihat hutan dedaunan. Mereka juga menyadari bahwa rincian akan menghasilkan kesempatan bahwa makin detail rinciannya maka makin besar potensinya untuk belajar dan mentransformasi.
Oleh karena itu mereka tidak menghukum atas kesalahan, tetapi melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh. Pemimpin yang efektif mampu mengantisipasi atau menciptakan perubahan paradigm dimana organisasinya dijalankan. Pemimpin yang efektif memiliki karyawan yang mempersonifikasi misi dan nilai-nilai perusahaan, karyawan yang memiliki komitmen terhadap keinginan yang harus dicapai perusahaan.
C.     Ciri-ciri Pemimpin Menurut Islam
Rasulullah SAW. dalam sabdanya menyatakan bahwa pemimpin suatu kelompok adalah pelayan pada kelompok tersebut. Sehingga sebagai seorang pemimpin hendaklah dapat dan mampu melayani serta menolak orang lain untuk maju dengan ikhlas. Beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan islam adalah sebagai berikut:
1.      Setia. Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah SWT.
2.      Terikat pada tujuan. Seorang pemimpin ketika diberi amanah sebagai pemimpin dalam melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan islam yang lebih luas.
3.      Menjunjung tinggi Syariah dan Akhlak Islam. Seorang pemimpin yang baik bilamana ia merasa terikat dengan peraturan islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia tidak menyimpang dari syariah. Waktu ia melaksanakan tugasnya ia harus patuh kepada adab-adab islam, khususnya ketika berhadapan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tidak sepaham.
4.      Memegang Teguh Amanah. Seorang pemimpin ketika menerima kekuasaan menganggap sebagai amanah dari Allah SWT. yang disertai oleh tanggung jawab. Al-Quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah SWT dan selalu menunjukkan sikap baik kepada orang yang dipimpinnya.
5.      Tidak sombong. Menyadari bahwa diri kita ini adalah kecil, karena yang besar dan Maha Besar hanya Allah SWT. sehingga hanya Allah-lah yang boleh sombong. Sehingga kerendahan hati dalam memimpin merupakan salah satu ciri kepemimpinan yang patut dikembangkan.
6.      Dispilin, konsisten dan konsekuen. Merupakan ciri kepemimpinan dalam islam dalam segala tindakan, perbuatan seorang pemimpin. Sebagai perwujudan seorang pemimpin yang professional akan memegang teguh terhadap janji, ucapan dan perbuatan yang dilakukan, karena ia menyadari bahwa Allah SWT. mengetahui semua yang ia lakukan bagaimana pun ia berusaha untuk menyembunyikannya.

D.    Prinsip Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut islam ialah sebagai berikut:
1.      Musyawarah. Mengutamakan musyawarah sebagai prinsip yang harus diutamakan dalam kepemimpinan islam. Al-Quran dengan jelas menyatakan bahwa seorang yang menyebut dirinya sebagai pemimpin wajib melakukan musyawarah dengan orang yang berpengetahuan atau orang yang berpandangan baik. Melalui musyawarah memungkinkan seluruh komunitas islam akan turut serta berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, dan sementara itu pada saat yang sama musyawarah dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengawasi tingkah laku para pemimpin jika menyimpang dari tujuan semula.
2.      Adil. Pemimpin sepatutnya mampu memerlakukan semua orang secara adil, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Selain memegang teguh prinsip keadilan sebagai dasar tegaknya masyarakat islam, pemimpin organisasi islam juga sepatutnya mendirikan badan peradilan internal atau lembaga hukum untuk menyelesaikan berbagai perbedaan atau sengketa dalam kelompok itu.
3.      Kebebasan berpikir. Akibat manusia tidak mengindahkan peringatan Allah SWT. maka Allah SWT. berfirman dalam sratu Al khafi (18) ayat 54 yang artinya: “ dan sesungguhnya kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (Al-Khafi (18):54). Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu memberikan ruang dan mengundang anggota kelompok untuk mampu mengemukakan kritiknya secara konstruktif.

E.     Gaya Kepemimpinan dalam Islam
Dalam islam gaya kepemimpinan ialah sebagai berikut:
1.      Pencari kegembiraan.
Mereka adalah orang-orang pengambil resiko ketika marah menjadi agresif atau pasif, adalah pendiri atau pencipta, memiliki artikulasi verbal dan banyak bicara, antusias, termotivasi dan lain sebagainya.
2.      Pencari rinci atau detail.
Mereka menanyakan bagaimana, akan menanyakan detail secara spesifik, mengukur kompetensi anda dengan seberapa banyak waktu yang anda gunakan dalam proyek, sensitive dan akurat, perfeksionis, berkonsentrasi pada detail,pengambil keputusan yang hati-hati.
3.      Pencari hasil
Mereka bertanya tentang apa dan kapan, membuat pernyataan, memberitahukan orang lain tentang apa yang harus dilakukan, tidak mentolelir kesalahan, tidak memiliki perasaan pada orang lain, menyepelekan saran dari orang lain, berani menghadapi resiko.
4.      Pencari Keharmonisan
Mereka bertanya mengapa, mempertahankan hubungan, tipe pembimbing atau tipe keibuan, memiliki masalah-masalah dunia, konsentrasi pada tugas, pendengar yang baik, tak suka konflik interpersonal takut akan ketidakamanan dan takut salah.

Berkaitan dengan gaya kepemimpinan diatas tentu yang terbaik bilaman kita dapat mengikuti sunatullah, sebagaimana firman Allah SWT. surat Al-Baqarah (2) ayat 119, yang artinya: “sesungguhnya kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggung jawaban) tentang penghuni-penghuni neraka. (Al-Baqarah (2): 119).

F.      Sifat Pemimpin Islam
Pendapat adalah jasad yang diam tidak bergerak dan tidak memiliki kehidupan selama tidak ditiupkan ruh islam. Pendapat adalah gua yang gelap gulita tidak bercahaya hingga islam memberikan cahayanya. Pendapat adalah angkasa yang berkabut, sedangkan islam adalah bintang yang bersinar. Pendapat menciptakan kesusahan dan membuat rintangan, mendengarkan khayalan-khayalan jasad, menimbulkan syuhbat dan memunculkan keraguan, sedangkan islam menundukkan bahaya, mengguncangkan gunung, mengubah manusia dan hal itu tidak akan terjadi kecuali dengan mencetak pemimpi. Sifat pemimpin islam ialah:
1.      Iman dan Tauhid
2.      Ketaatan
3.      Kebersihan Hati
4.      Penunjukan sebagai khalifah dimuka bumi

Pada dasarnya seorang pemimpin haruslah memiliki bobot kepemimpinan dengan sifat-sifat positif dan kelebihan-kelebihan tertentu.
1.      Beriman dan bertakwa (Q.S. 25 Al-Furqan: 72-74).
2.      Kelebihan Jasmani (Q.S. 2 Al-Baqarah 247)
3.      Terampil dan berpengetahuan (H.R. Bukhari)
4.      Kelenihan Batin (Q.S. 3 Ali Imran 159.)
5.      Keberanian (Q.S. 3 Ali Imran 173)
6.      Adil dan Jujur (Q.S 4 An-nisa 53)
7.      Bijaksana (Q.S. An-Nahl 38)
8.      Demokratis (Q.S. 42 Asy Syura 38)
9.      Penyantun (Q.S. 15 Al Hijr 88)
10.  Paham Keadaan umat (H.R. Bukhari dan Muslim)
11.  Ikhlas dan rela berkorban.
12.  Qanaah (kesederhanaan).
13.  Istiqomah (Q.S. 46 Al Ahqaf: 13)
14.  Aqhlaqul karimah (sifat-sifat mulia)

G.    Kepemimpinan Menurut Al-Quran
Dalam islam, pemegang fungsi kepemimpinan biasa disebut “imam” dan kepemimpinan itu sendiri disebut “imamah”. Pemimpin negara, dalam sejarah kebudayaan Islam biasa digunakan khalifah, amir, dan sultan. Istilah lain yaitu “idarah”atau management. Pengertian khalifah sebagai penguasa, banyak ragam dan jenis kekuasaan tersebut, baik secara operasional maupun konsepsional. Khalifah juga mengandung arti yang universal tergantung dimana kita menempatkan penguasaan tersebut di dalam pembahasan.
Allah menjanjikan anugerah kepemimpinan bagi orang-orang yang beriman, justru karena merekalah yang seharusnya memimpin yang dapat mengurus umat dengan sebaik-baiknya. Orang-orang yang beriman berhak menjadi pemimpin karena mereka memiliki dasar moral (akhlak yang dapat memelihara amanah kepengurusan umat). Dengan dasar takwa kepada Allah mereka dapat memutar roda pemerintahan dan memegang kendali kepengurusan dengan baik dan bertanggung jawab.
Seorang ulama bernama SyekAbu Zahra dari kelompok sunni menyamakan arti khilafah dan imamah. Ia berkata “Imamah itu disebut juga sebagai Khilafah. Sebab orang yang menjadi Khilafah adalah penguasa tertinggi bagi umat islam yang menggantikan Rasul SAW. Khalifah itu juga disebut sebagai imam (pemimpin) yang wajib di taati. Manusia berjalan dibelakangnnya, sebagaimana manusia shalat dibelakang imam. 























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Menyatakan bahwa dalam menjadi pemimpin dimuka bumi maka manusia harus bisa menjalankan apa yang telah diamanatkan oleh Allah dan disetiap langkah sebagai seorang pemimpin, Allah akan memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu berhati-hati tentang apa yang akan dilakukan sebagai khalifah Allah SWT.

B.     Kritik dan Saran
Semoga apa yang disampaikan dalam makalah ini, dapat kiranya kita ambil pembelajaran yang dapat kita jadikan rujukan dalam menjalan kan kehidupan sehari-hari khususnya dalam konsep kepemimpinan. Dan apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan, maka dari itu kami selaku penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari pembacanya, agar dalam penulisan atau pembuatan makalah kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi. Dengan ini kami ucapkan terima kasih.










DAFTAR PUSTAKA
Al-Milal wan-Nihal I/24 atau dilihat Dr Ali As salus, Imamh dan Khalifah dalam tinjauan Syar’i, Gema Insani Press, Jakarta.
Dr. Thariq Muhammad as-Suwaidan, Ir. Faisal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa Depan, 2005, Jakarta, Gema Insani.
Drs. K. Permadi, S.H., Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen, 1996, Jakarta, Rineka Cipta.
Murtdha Muttahari, Tema-tema pokok Nahj al-Balaghah, Al-huda, 2002, Jakarta.
Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar