Kamis, 26 Desember 2019

Kekuasaan dan Otoritas Kepemimpinan Islam


Tugas Kelompok :                                                      Dosen Pengampuh :
Kepemimpinan Islam                                                  Muhammad Soim, M.A


KEKUASAAN DAN OTORITAS KEPEMIMPINAN ISLAM

 


DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD MAULADI


JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2019/2020





KATA PENGANTAR

Puji  syukur  kehadirat  Allah  SWT,  atas  rahmad  dan  karunia-Nyalah  kami  dapat  menyelesaikan  tugas  makalah kami yaitu tentang ”Kekuasaan dan Otoritas Kepemimpinan Islam’’ Makalah ini disusun sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dan kita semua sebagai mahasiswa.
Saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Soim, M.A yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan makalah, dan kami mengucapkan terimakasih kepada semua orang yang terlibat di dalam penulisan makalah ini. Sehingga makalah dapat di selesaikan dan juga dapat di presentasikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat dijadikan pembelajaran dengan baik. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran yang mendukung dan membangun sangat kami harapkan.



Pekanbaru, Oktober 2019


Penulis










DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang........................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3  Tujuan Masalah......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Kekuasaan dan Otoritas Kepemimpinan .................................................. 3
2.2  Perbedaan Kekuasaan dan Kepemimpinan............................................... 6
2.3  Kekuasaan dan Otoritas Kepemimpinan Dalam Islam ............................ 7

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 10
3.2 Saran..................................................................................................... .... 10

DAFTAR PUSTAKA



















BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Untuk mewujudkannya dibutuhkan sosok seorang panutan yang dapat diandalkan. Sosok itu dapat disebut dengan pemimpin. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik.
Namun bagaimana sebenarnya sosok pemimpin yang baik dan bertanggungjawab serta apa hubungannya pemimpin dengan kepemimpinan serta kekuasaan. Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin dan setiap manusia akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya kelak. Manusia sebagai Pemimpin minimal mampu memimpin dirinya sendiri. Setiap organisasi harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi dan disegani bawahannya. Organisasi tanpa pimpinan akan kacau balau. Oleh karena itu, harus ada seorang pemimpin yang memerintah dan mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan individu, kelompok dan organisasi.
Dalam islam agama dan politik saling bergantungan, oleh karena itu diwajibkan bagi para penguasa untuk menyempurnakan agamanya dan menjauhkan hawa nafsu, bid’ah, kemunkaran, keragu-raguan, dan setiap hal yang mengurangi kesempurnaan syari’at.


Agama merupakan asal tujuan, sedangkan kekuasaan mernpakan penjaga. Yang tidak berasal atau beragama akan hancur, dan yang tidak berpenjaga atau berkekuasaan akan hilang. Sesunggulmya kekuasaan adalah sebagian nikmat dari Allah SWT.[1]

1.2              Rumusan Masalah
1)      Apa yang dimaksud dengan Kekuasaan dan Otoritas Kepemimpinan?
2)      Apa perbedaan Kekuasaan dan Kepemimpinan?
3)      Bagaimana cara mempertahankan Kekuasaan dan Otoritas kepemimpinan atau wewenang?
4)      Bagaimana Kepemimpinan dalam islam?
5)      Bagaimana Kriteria Seorang Pemimpin Dalam Islam?

1.3              Tujuan Masalah
1)      Untuk mengetahui maksud Kekuasaan dan Otoritas Kepemimpinan.
2)      Untuk mengetahui perbedaan Kekuasaan dan Kepemimpinan.
3)      Untuk mengetahui bagaimana cara mempertahankan Kekuasaan dan Otoritas Kepemimpinan.
4)      Untuk mengetahui bagaimana Kepemimpinan dalam islam.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Kekuasaan dan Otoritas Kepemimpinan
A.                Kekuasaan
1)      Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan (authority) adalah kemampuan untuk memerintah dan memberi keputusan yang baik secara langsung maupun tidak mempengaruhi tindakan-tindakan pihak lainnya. Menurut Max weber, kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya di dalam suatu hubungan social yang ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan landasan yang menjadi pijakan kemungkinan itu.
Kekuasan mempunyai aneka macam bentuk dan bermacam-macam sumber. Hak milik kebendaan dan kedudukan merupakan sumber kekuasaan. Birokrasi juga merupakan salah satu sumber kekuasaan, disamping kemampuan khusus dalam bidang ilmu-ilmu pengetahuan yang tertentu ataupun atas dasar peraturan-peraturan hukum yang tertentu. Jadi, kekuasaan terdapat di mana-mana, dalam hubungan sosial maupun di dalam organisasi-organisasi sosial. Akan tetapi, pada umumnya kekuasaan yang tertinggi berada pada organisasi yang dinamakan “Negara”, maka ini lah yang di sebut Otoritas Kepemimpinan, yaitu yang nampak padanya kepemimpinan sehingga dengan itu mereka memiliki keleluasaan berkuasa atas yang lainnya, karena otoritas sendiri dipandang sebagai kekuasaan yang sah yang di berikan kepada lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan para penjabatnya menjalankan fungsinya.[2]

2)      Jenis Jenis Kekuasaan
1.      Legitimate power  (kekuasaan yang terlegitimasi atau sah )
Kekuasaan yang memberi otoritas atau wewenang (authority) kepada seorang pemimpin untuk memberi perintah, yang harus didengar dan dipatuhi oleh anak buahnya. Kekuasaan yang diperoleh sebagai konsekuensi hierarki dalam organisasi.
2.      Reward power ( kekuasaan balas jasa )
Kekuasaan untuk memberi keuntungan positif atau penghargaan kepada yang dipimpin. Tentu hal ini bisa terlaksana dalam konteks bahwa sang pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahannya. Penghargaan bisa berupa pemberian hak otonomi atas suatu wilayah yang berprestasi, promosi jabatan, uang, pekerjaan yang lebih menantang, dan sebagainya.
3.      Coivive power ( kekuasaan pemaksaan )
Kekuasaan untuk melaksanakan kepatuhan dengan memakai ancaman psikologis, emosional atau fisi. Pada zaman dahulu, fisik dalam organisasi relatif lazim lakukan. Namun, pada saat ini ancaman fisik akan bertentangan dengan prinsip hukum dan etika bisnis. Pada saat ini, paksaan lebih terbatas pada peringatan verbal ( lisan ), peringatan tertulis, demosi dan PHK.
4.      Referent power ( kekuasaan referen )
Bersifat abstrak. Merupakan kekuasaan yang diperoleh dari karisma, keteladanan, sikap dan kepribadian dari pemimpin.
5.      Expert power ( kekuasaan ahli )
Merupakan kekuasaan karena informasi maupun keahlian. Selain itu seseorang akan memiliki expert power semakin tinggi jika ia memiliki keahlian yang langka dan semakin dibutuhkan.
6.      Connection Power (Kekuasaan Hubungan)
Kekuasaan ini bersumber pada hubungan yang dijalin oleh pimpinan dengan  orang-orang penting dan berpengaruh baik di luar atau di dalam organisasi.



B.                 Kepemimpinan
1)      Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menyangkut tentang cara atau proses mengarahkan orang lain agar mau berbuat seperti yang pemimpin inginkan.
2)      Konsep Kepemimpinan
Untuk sekedar memberikan suatu pandangan teoritis tentang teori kepemimpinan tidak salahnya jika dikutip tentang kepemimpinan dari Ralph. M. Stogdill yang telah mengadakan survey tentang teori kepemimpinan dalam bukunya Hand Book of Leadership. Dari buku tersebut akan dikutip mengenai pengertian teori kepemimpinan, tipe, dan fungsi kepemimpinan. Walaupun faktor sosial-budaya turut menentukan sikap dari seorang pemimpin yang dapat merupakan sikap ciri khas dari suatu bangsa, namun ciri-ciri kepemimpinan secara fundamental adalah universal.

2.2              Perbedaan Kekuasaan dan Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan dan kekuasaan mempunyai hubungan yang erat. Bahkan seringkali orang menganggap bahwa kepemimpinan adalah identik dengan kekuasaan. Memang seorang pemimpin dapat menggunakan kekuasaannya sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya maupun kelompoknya, namun sebetulnya kepemimpinan dan kekuasaan memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada :
1.      Kesesuaian tujuan.
Kekuasaan tidak membutuhkan kesesuaian tujuan, hanya ketergantungan, sedangkan kepemimpinan membutuhkan kesesuaian tujuan antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya.
2.      Arah dari pengaruh.
Kepemimpinan berfokus pada pengaruh atasan atau pemimpin terhadap bawahannya dan meminimalkan pentingnya bentuk pengaruh kesamping dan ke atas. Sedangkan kekuasaan selain berfokus pada pengaruh terhadap bawahan, juga berfokus pada pengaruh kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang Lain terhadap atasan maupun kepada sesama teman yang berada pada tingkat yang sama.
3.      Cara Implementasinya.
Kepemimpinan lebih menekankan pada cara atau gaya kepemimpinan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan kekuasaan, lebih memfokuskan diri pada taktik-taktik untuk mendapatkan kesepakatan.
4.      Pemilik kekuasaan.
Kepemimpinan lebih merupakan kekuasaan yang dimiliki secara individual, sedangkan kekuasaan, bukan hanya dapat dimiliki oleh individu tertentu, namun juga dapat dimiliki oleh beberapa atau sekelompok orang.

2.3              Kekuasaan dan Otoritas Kepemimpinan Dalam Islam
Kepemimpinan itu wajib ada, baik secara syar’i ataupun secara ‘aqli. Adapun secara syar’i misalnya tersirat dari firman Allah tentang doa orang-orang yang selamat :  “Dan jadikanlah kami sebagai imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertaqwa” [QS Al-Furqan : 74].  Demikian pula firman Allah : 
“Taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul dan para ulil amri diantara kalian” [QS An-Nisaa’ :59]. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang sangat terkenal : “Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap dari kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya”. Terdapat pula sebuah hadits yang menyatakan wajibnya menunjuk seorang pemimpin perjalanan diantara tiga orang yang melakukan suatu perjalanan. Adapun secara ‘aqli, suatu tatanan tanpa kepemimpinan pasti akan rusak dan porak poranda.
Kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah SWT, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar dan diperebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani rakyat. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bukan sebaliknya, digunakan sebagai peluang untuk memperkaya diri, bertindak zalim dan sewenang-wenang. Balasan dan upah seorang pemimpin sesungguhnya hanya dari Allah swt di akhirat kelak, bukan kekayaan dan kemewahan di dunia.
Kepemimpinan menuntut keadilan. Keadilan adalah lawan dari penganiayaan, penindasan dan pilih kasih. Keadilan harus dirasakan oleh semua pihak dan golongan. Diantara bentuknya adalah dengan mengambil keputusan yang adil antara dua pihak yang berselisih, mengurus dan melayani semua lapisan masyarakat tanpa memandang agama, etnis, budaya, dan latar belakang.

























BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
Kekuasaan dan otoritas kepemimpinana tidak memiliki perbedaan yang siknifikan terhadap wewenang atau bahkan keduanya. Karena kekuasaan adalah bentuk dari otoritas kepemimpinan, siapapun yang menduduki kekuasaan merupakan kalangan otoritas yang mengatur jalannya kepemimpinan.
Kepemimpinan menuntut keadilan. Keadilan adalah lawan dari penganiayaan, penindasan dan pilih kasih. Keadilan harus dirasakan oleh semua pihak dan golongan. Diantara bentuknya adalah dengan mengambil keputusan yang adil antara dua pihak yang berselisih, mengurus dan melayani semua lapisan masyarakat tanpa memandang agama, etnis, budaya, dan latar belakang.

3.2              Saran
1.      Ada baiknya pemimpin kita mengambil keputusan musyawarah terlebih dahulu sehingga pihak yang dirugikan dapat diminimalisir.
2.      Penggunaan kekuasaan harus mengutamakan amanah di atas segala-galanya, tidak hanya terpaku dan berniat melakukan praktik KKN dalam mencapainya.















DAFTAR PUSTAKA


Inu Kencana Syafi'i, "A!-Qur'an dan Ilmu Politik", (Jakarta; Rineka Cipta, 1996), cet. 1

http://hardyalfikr.blogspot.com/2017/04/makalah-kepemimpinan-kekuasaan-dan.html

Winardi. (1990). Kepemimpinan Dalam Manajemen. PT. Rineka Cipta, Jakarta




[1] Inu Kencana Syafi'i, "A!-Qur'an dan Ilmu Politik", (Jakarta; Rineka Cipta, 1996), cet. 1.
[2] http://hardyalfikr.blogspot.com/2017/04/makalah-kepemimpinan-kekuasaan-dan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar