BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding
makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah
yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin
dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Dari segi manajemen kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan
untuk mempengaruhi dan menggerakan orang lain agar rela, mampu dan dapat
mengikuti keinginan manajemen demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
dengan, efektif, efisien dan ekonomis (Siagian: 1983, hal: 97).
Kepemimpinan merupakan faktor terpenting dalam sebuah
organisasi maupun manajemen. Kepemimpinan merupakan hal yang vital karena yang
menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim
organisasi yang mendukung pelaksanaan proses kegiatansuatu organisasi. Pemimpin
juga yang berpengaruh terhadap maju atau mundurnya sebuah organisasi yang
di pimpinya. Dalam kepemimpinanya pemimpin memiliki tipe dan gaya yang berbeda-beda.
oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang tipe dan gaya kepemimpinan.
1.2 Rumusan Masalah
Melihat situasi dan kondisi yang di hadapi seorang pemimpin sangat berbeda dari satu pemimpin dengan pemimpin lainnya, sehingga muncul berbagai tipe dan gaya kepemimpinan untuk
situasi dan kondisi yang tepat.
1.3
Tujuan
Agar mahasiswa
lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang “gaya dan tipe
kepemimpinan”.
BAB II
PEMBAHASAN
Gaya kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan
bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi
orang untuk melakukan sesuatu.
Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas
dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan
negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi bawahannya. Apabila
pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik
ekonomis maupun nonekonomis) berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang
positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment,
berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan
kerugian manusiawi.
Selain gaya
kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
1. tipe
kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan
kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan
sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi
dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi bawahan sehingga mau
melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif,
yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa
manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta
memungkinkan pendayagunaan bawahan yang kurang
kompeten.
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik
adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan
menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
a. Kecenderungan
memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi,
seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
b. Pengutamaan orientasi terhadap
pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu
dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
c.
Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang
otokratik antara lain:
a.
menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
b. dalam menegakkan disiplin
menunjukkan keakuannya.
c.
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
d.
menggunakan pendekatan premitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
2. tipe kepemimpinan militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud
dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin
dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah
bertipe militeristis.
Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a.
Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai
tujuan digunakan sebagai alat utama.
b. Dalam
menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
c.
Senang kepada formalitas yang berlebihan
d.
Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
e.
Tidak mau menerima kritik dari bawahan
f.
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari
sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa tipe
pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
3. Tipe
kepemimpinan fathernalistis / maternalistik
Tipe
kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal
atau kebapakan. Kepemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat
kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan
yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat
umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa.
b. Bersikap terlalu melindungi bawahan
c. Jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan
wewenang.
d. Jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi.
e. Sering menganggap dirinya maha
tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin
seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya
pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap
organisasi yang dipimpinnya.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda
dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam
kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu
melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
4. Tipe kepemimpinan karismatis
Tipe pemimpin seperti ini mampunyai
daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar.
Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang
pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu
dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya.
Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.
5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan
demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan
karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok
dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah
sebagai berikut:
a. Dalam proses
menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah mahluk yang termulia di dunia.
b. Selalu berusaha
menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
c. Senang menerima saran,
pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
d. Mentolerir bawahan yang membuat
kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan
dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
e. Lebih menitik beratkan
kerjasama dalam mencapai tujuan.
f. Selalu berusaha untuk
menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
g. Berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki
oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi
pemimpin demokratis. Namun,
karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika
semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang
mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya
biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang
mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat
tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan.
Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu
teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah
masyarakat.
8.
Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan
berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari
orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering
intervensi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemimpin yang berhasil hendaknya
memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan
yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat –
sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Pada dasarnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak
untuk diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu
memiliki keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu
dibutuhkan gaya kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan
yang demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal
bagaimana kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam
keluarga, organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut
diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.
B. Saraan
Jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia sangat
diperlukan, Jiwa kepemimpinan itu perlu dipupuk dan dikembangkan Paling tidak
untuk memimpin diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://rthdwiastuti.wordpress.com/2011/12/30/tentang-kepemimpinan-dari-yang- lebih-sering-dipimpin-opini/
YW. Sunindhia, SH, Kepemimpinan
Dalam Masyarakat Modern, Jakarta, PT.
Rineka
Cipta, 1993.
Numbery,Freddy.2010.
Kepemimpinan Sepanjang Zaman. Jakarta : PT Bhuana
Ilmu Populer
