Rabu, 31 Maret 2021

Makalah Struktur Sosial

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Menurut August Comte sosiologi mengkaji mengkaji masyarakat dari sisi social statics (statika social atau struktur social) dan social dynamics (dinamika social atau perubahan social). Comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua system kehidupan yang berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi itu.  Walaupun memiliki sisi yang berbeda, keduanya menjadi system yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum.

Social statics meliputi struktur social masyarakat berupa kelompok dan lembaga-lembaga sosial, lapisan serta kekuasaan, sedangkan sosial dinamics adalah fungsi-fungsi masyarakat yang terlibat dalam proses social, perubahan social, atau bentuk abstrak interaksi social.

Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu tetapi juga berupa hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adat istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan.

Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku berulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara struktur-struktur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah / norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial dan lapisan-lapisan sosial.

B.     Rumusan masalah

1.      Apa yang di mmaksud dengan struktur sosial?

2.      Apa saja jenis struktur sosial?

3.      Apa yang di maksud dengan stratafikasi sosial?

4.      Apa yang di maksud dengan diferensiasi sosial?

5.      Apa yang di maksud dengan konsolidasi dan interaksi sosial?

6.      Apa yang di maksu dengan pelapisan sosial?

7.      Apa yang di maksud dengan unsur pelapisn sosial?

 

 

 

 

 

 

 

   BAB II

PEMBAHASAN

A.    Struktur Sosial

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa manusia sejatinya tidak bisa hidup sendiri, melainkan harus dengan bantuan orang lain. Bahkan bisa dibilang bahwa dari kita lahir sampai meninggal juga membutuhkan bantuan manusia lain.

Misalnya saat kita lahir, orang lain yang mengurus kita. Saat kita mati juga orang lain yang memandikan, memakaikan kain kafan ke jenazah kita, serta mengantar dan menguburkan kita ke alam kubur.

Struktur sosial berasal dari kata “structum” yang mempunyai arti menyusunStruktur sosial merupakan tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial di dalam kehidupan masyarakat, dimana didalamnya terdapat hubungan timbal balik.

 

B.     Pengertian Struktur Sosial Menurut Para Ahli

Struktur Sosial menurut para ahli :

1.      Menurut E. R. Lanch: cita-cita tentang distribusi kekuasaan diantara individu dan kelompok sosial.

2.      Menurut George Simmel: kumpulan individu serta pola perilakunya.

3.      Menurut George C. Homans: hal yang mempunyai hubungan erat dengan perilaku sosial dasar di dalam kehidupan sehari-hari.

4.      Menurut Kornblum: pola perilaku individu dan kelompok, yaitu perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat.

5.      Menurut Soerjono soekanto: sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial.

6.      Menurut William Kornblum: susunan yang bisa terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku individu.

C.    Jenis Struktur Sosial

Jenis struktur sosial terbagi 5 yaitu :

1.      Stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial adalah pengelompokan anggota masyarakat ke dalam lapisan sosial yang bertingkat. Pengertian lainnya dari stratifikasi sosial merupakan pengelompokan anggota masyarakat atas dasar status sosial yang dimilikinya.

Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial sudah dikenal sejak manusia menjalankan kehidupan. Stratifikasi sosial terbentuk akibat dari kebiasaan manusia dalam hal berkomunikasi, berhubungan atau bersosialisasi satu sama lainnya dengan teratur atau tersusun, baik itu secara sendiri-sendiri maupun berkelompok.

Akan tetapi pada akhirnya apapun bentuknya dalam kehidupan bermasyarakat sangat membutuhkan penataan dan juga organisasi, oleh karena itu dalam rangka menata kehidupan inilah yang pada akhirnya akan terbentuk sedikiy demi sedikit stratifikasi sosial.

2.      Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial adalah proses pembedaan masyarakat ke dalam struktur sosial yang sifatnya horizontal. Horizontal berarti setara atau tidak ada kelompok sosial tertentu yang menempati posisi sosial lebih tinggi atau lebih rendah. Diferensiasi sosial secara teoritis tidak membentuk suatu kelompok masyarakat untuk mendapat perlakuan secara spesial atau ditelantarkan. Semua kelompok masyarakat setara, menyandang status yang sama. Terdapat tiga ciri utama diferensiasi sosial:

1)      Ciri-ciri diferensiasi sosial

*   Ciri fisik

Diferensiasi antar individua atau kelompok dapat diidentifikasi berdasarkan penampakan fisik.

*   Ciri sosial

Pengelompokan masyarakat berdasarkan peran sosial, misalnya profesi, jabatan, status sosial. Kita bisa mengidentifikasi orang yang menawarkan menu makanan ketika di restoran adalah pelayan.

*   Ciri budaya

Diferensiasi berdasar ciri budaya terbentuk karena perbedaan orientasi nilai atau agama yang dianut. Bisa pula karena perbedaan adat, kesenian, dan tradisi.

2)      bentuk-bentuk diferensiasi sosial

*   Ras

Pengelompokan berdasarkan warna kulit, biasanya juga melingkupi warna dan jenis rambut.

*   Agama

Kita bisa lihat Indonesia sebagai laboraturium pengelompokan masyarakat berdasarkan agama.

*   Suku

Beragam suku dan etnis tinggal di negara Indonesia. Orang Jawa dan orang Sunda berbicara dengan bahasa sehari-hari yang berbeda. Mereka memiliki aksen yang berbeda, namun sama-sama satu bangsa, Bangsa Indonesia.

*   Jenis kelamin

Satu kelompok masyarakat masuk dalam kategori perempuan, lainnya laki-laki. Mereka berbeda namun setara dalam hal akses pendidikan, ekonomi, dan politik.

*   Profesi

Seorang lurah berbeda dengan ketua RT, berbeda pula dengan rakyat jelata. Namun semuanya memiliki hak yang sama untuk hidup layak.

*   Klan

Apabila teman kita ada yang keturunan ningrat, sedangkan kita keturunan orang biasa, maka kita berbeda dengan teman kita. Namun tetap sama, kita memiliki peluang yang sama untuk sukses.

3)      Jenis-jenis diferensiasi sosial

Setelah ciri dan bentuk, diferensiasi sosial dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Terdapat tiga jenis diferensiasi sosial:

*   Diferensiasi tingkatan

Diferensiasi terbentuk akibat ketidakseimbangan distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan ke suatu daerah. Harga bensin di Papua lebih mahal daripada di Jawa karena distribusi bensin ke Papua melalui proses yang lebih lama.

*   Diferensiasi fungsional

Seorang ketua kelas menyiapkan kelasnya untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai. Murid yang lain tinggal mengikuti. Perbedaan peran tersebut terbentuk karena perbedaan jabatan yang disandangnya.

*   Diferensiasi adat

Diferensiasi muncul karena perbedaan norma di suatu daerah demi mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis. Misal di suatu negara, orang yang tidak mengantri dianggap tidak beretika dan beradab. Sedangkan di negara lain, nyerobot antrian menjadi hal yang lumrah.

Diferensiasi sosial menjadi salah satu konsep inti dalam sosiologi karena dimanapun ada masyarakat, selalu ada diferensiasi diantara mereka.

3.      Konsolidasi Sosial Dan Interaksi Sosial

Konsolidasi adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok sosial, melalui tumpang tindih keanggotaan.

Struktur sosial yang terkonsolidasi berfungsi untuk menghambat proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk karena terjadinya penguatan identitas yang dalam batas-batas tertentu akan mempertajam prasangka antara ras, suku bangsa, agama yang berbeda.

Penajaman prasangka semakin merata bila ras, suku bangsa, agama yang berbeda terjadi pula perbedaan peluang untuk memperoleh kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup melalui proses ekonomi dan memperoleh jabatan atau kekuasaan dalam politik. Sehingga timbul kesenjangan ekonomi dan sosial.

Interseksi merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi, baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk. Struktur sosial yang terinterseksi berfungsi positif terhadap proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk karena memungkinkan orang-orang yang berbeda-beda, ras, suku bangsa, agama maupun profesi dapat saling bergaul dan berinteraksi melalui kelompok-kelompok sosial yang ada. Keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial yang saling menyilang akan menimbulkan terjadinya loyalitas yang juga saling menyilang.

4.      Unsur Pelapisan Sosial

Pelapisan sosial terdiri atas dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role).

1)      Kedudukan (Status)

Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajiban kewajiban dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu hierarki.

2)      Peranan (Role)

Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Dalam kehidupan di masyarakat, peranan diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status, dan tidak ada status tanpa peranan.

5.      Sifat pelapisan Sosial

Sifat-sifat stratifikasi sosial sendiri pada dasarnya dibedakan menjadi 3, yaitu sifat tertutup, terbuka, dan campuran. Berikut penjelasan mengenai sifat-sifat stratifikasi sosial di dalam lingkungan masyarakat:

1)      Pelapisan Sosial Tertutup

Pelapisan sosial tertutup merupakan suatu sifat stratifikasi sosial dimana setiap anggotanya tidak dapat berpindah dari kelompok satu ke kelompok yang lainnya. Keadaan ini disebabkan karena dasar pengelompokan dalam sistem stratifikasi sosial yang bersifat tertutup adalah melalui kelahiran dan keturunan.  Dengan sistem stratifikasi bersifat tertutup, maka kehidupan masyarakatnya akan sulit untuk maju  karena kemajuan pola perilaku anggotanya menjadi lambat.

Sebagai contoh adanya sistem stratifikasi sosial yang bersifat tertutup adalah masyarakat Bali di Indonesia dan masyarakat negara India. Karena pada masyarakat tersebut menganut sistem kasta dari agama Hindu, dimana tingkat masyarakat dibedakan menjadi empat kasta. Contohnya: keempat kasta tersebut adalah Brahmana, Satria, Versia, dan Sudra yang didasarkan pada keturunan. Dalam sistem tersebut masyarakat tidak diperbolehkan untuk melakukan interaksi antar kasta, jadi mereka hanya dapat berinteraksi dengan masyarakat sesama kasta nya.

2)      Pelapisan Sosial Terbuka

Berkebalikan dengan pelapisan sosial bersifat tertutup, dalam pelapisan sosial yang bersifat terbuka setiap anggota masyarakatnya memiliki kesempatan yang sama untuk dapat naik maupun turun dari satu tingkatan ke tingkatan yang lainnya. Pergantian ini dapat disebabkan karena usaha yang dilakukan dan karena kemampuan serta kecakapan yang dimiliki seseorang. Selain itu penguasaan ilmu pengetahuan dan jenjang pendidikan yang didapatkan juga dapat menjadi faktor pendorong perpindahan tingkat sosial masyarakat seseorang.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa, dalam stratifikasi sosial yang bersifat terbuka akan memudahkan adanya gerak mobilitas sosial baik secara horizontal maupun vertikal. Stratifikasi sosial bersifat terbuka ini biasanya terjadi pada masyarakat modern dimana tingkat pendidikan yang ada tinggi, sehingga mampu mendorong seseorang untuk lebih berpikir terbuka dan berusaha dengan baik untuk kehidupan yang lebih baik.

Sebagai contoh pelapisan sosial ini adalah seseorang yang ada didunia bisnis memiliki dua kemungkinan dalam tingkat sosialnya di masyarakat, yang pertama apabila bisnisnya sukses terus maka ada kemungkinan tingkat sosialnya akan tetap atau bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi, namun bila ketidak beruntungan hadir dapat saja membuatnya bangkrut sehingga tingkat sosialnya turun.

3)      Pelapisan Sosial Campuran

Pelapisan sosial bersifat campuran merupakan stratifikasi sosial campuran dari stratifikasi sosial bersifat terbuka dan tertutup. Stratifikasi sosial bersifat campuran memungkinkan terjadinya perpindahan antar kelas atau tingkat sosial pada batas-batas tertentu. Bentuk ini biasanya terjadi pada masyarakat yang memiliki sistem atau susunan heterogen. Atau dimana letak daerahnya merupakan peralihan antara desa dan kota, sehingga sistem kebudayaannya merupakan pencampuran antara dua kebudayaan.

Sebagai contoh adalah seseorang yang berasal dari Bali dan memiliki kedudukan atau tingkat sosial yang tinggi di Bali yang stratifikasi sosialnya bersifat tertutup, belum tentu memiliki kedudukan yang tinggi pula bila pindah ke daerah lain, semuanya akan didasarkan pada bagaimana usaha serta kemampuannya dimana ini merupakan stratifikasi sosial yang bersifat terbuka.

Itulah beberapa sifat-sifat pelapisan sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat. pelapisani sosial sebagai suatu pengelompokan individu atau kelompok kedalam tingkatan atau kelas sosial dalam masyarakat juga memiliki bentuk-bentuk stratifikasi sosial yang didasarkan pada kriteria ekonomi, sosial, dan politik.

 

 

 

 

 

 

 

 

  BAB II

           PENUTUP

A.    Kesimpulan

Struktur sosial merupakan tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial di dalam kehidupan masyarakat, dimana didalamnya terdapat hubungan timbal balik. Jenis struktur sosial terbagi 5 yaitu Stratifikasi social adalah pengelompokan anggota masyarakat ke dalam lapisan sosial yang bertingkat.  Diferensiasi sosial adalah proses pembedaan masyarakat ke dalam struktur sosial yang sifatnya horizontal. Konsolidasi adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok sosial, melalui tumpang tindih keanggotaan, unsur pelapisan sosial, dan sifat pelapisan sosial, Interseksi merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi, baik berupa suku, agama, jenis kelamin. Pelapisan sosial terdiri atas dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role). Sedangkan Sifat-sifat stratifikasi sosial sendiri pada dasarnya dibedakan menjadi 3, yaitu sifat tertutup, terbuka, dan campuran. Berikut penjelasan mengenai sifat-sifat stratifikasi sosial di dalam lingkungan masyarakat.

 

 

 

B.     Kritik Dan Saran

Berdasarkan apa yang telah kami jelaskan dalam makalah mengenai struktur sosial ini pasti ada kekurangan maupun kelebihannya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan pembaca. kritik maupun saran dapat disampaikan ke penulis agar dapat memperbaiki makalah ini baik dari segi penulisan, materi, maupun tata bahasa yang disampaikan. Penulis mengharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah yang telah dibuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar