BAB
I
PENDAHULUAN
Menurut
August Comte sosiologi mengkaji mengkaji masyarakat dari sisi social statics (statika
social atau struktur social) dan social dynamics (dinamika social atau
perubahan social). Comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua
system kehidupan yang berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi itu. Walaupun memiliki sisi yang berbeda, keduanya
menjadi system yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum.
Social
statics meliputi struktur social masyarakat berupa kelompok dan lembaga-lembaga
sosial, lapisan serta kekuasaan, sedangkan sosial dinamics adalah fungsi-fungsi
masyarakat yang terlibat dalam proses social, perubahan social, atau bentuk
abstrak interaksi social.
Suatu
sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu tetapi juga berupa
hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adat
istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang teratur dan
berkesinambungan.
Struktur
sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam
hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku berulang antar
individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Struktur sosial dapat
diartikan sebagai jalinan antara struktur-struktur sosial yang pokok yaitu
kaidah-kaidah / norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial dan lapisan-lapisan
sosial.
1. Apa yang di mmaksud
dengan struktur sosial?
2. Apa saja jenis
struktur sosial?
3. Apa yang di maksud
dengan stratafikasi sosial?
4. Apa yang di maksud
dengan diferensiasi sosial?
5. Apa yang di maksud
dengan konsolidasi dan interaksi sosial?
6. Apa yang di maksu
dengan pelapisan sosial?
7. Apa yang di maksud
dengan unsur pelapisn sosial?
Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa manusia sejatinya tidak bisa hidup sendiri, melainkan harus dengan
bantuan orang lain. Bahkan bisa dibilang bahwa dari kita lahir sampai meninggal
juga membutuhkan bantuan manusia lain.
Misalnya saat kita lahir, orang
lain yang mengurus kita. Saat kita mati juga orang lain yang memandikan,
memakaikan kain kafan ke jenazah kita, serta mengantar dan menguburkan kita ke
alam kubur.
Struktur
sosial berasal dari kata “structum” yang mempunyai
arti menyusun. Struktur sosial merupakan
tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial di dalam
kehidupan masyarakat, dimana didalamnya terdapat hubungan timbal balik.
B.
Pengertian Struktur Sosial Menurut Para Ahli
Struktur
Sosial menurut para ahli :
1.
Menurut E.
R. Lanch: cita-cita tentang distribusi kekuasaan diantara individu dan
kelompok sosial.
2.
Menurut George
Simmel: kumpulan individu serta pola perilakunya.
3.
Menurut George
C. Homans: hal yang mempunyai hubungan erat dengan perilaku sosial dasar
di dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Menurut Kornblum:
pola perilaku individu dan kelompok, yaitu perilaku berulang-ulang yang
menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat.
5.
Menurut Soerjono
soekanto: sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan
peranan-peranan sosial.
6.
Menurut William
Kornblum: susunan yang bisa terjadi karena adanya pengulangan pola
perilaku individu.
C.
Jenis Struktur
Sosial
Jenis struktur sosial terbagi 5 yaitu :
Stratifikasi
sosial adalah pengelompokan anggota masyarakat ke dalam lapisan sosial yang
bertingkat. Pengertian lainnya dari stratifikasi sosial merupakan pengelompokan
anggota masyarakat atas dasar status sosial yang dimilikinya.
Stratifikasi
sosial atau pelapisan sosial sudah dikenal sejak manusia menjalankan kehidupan.
Stratifikasi sosial terbentuk akibat dari kebiasaan manusia dalam hal
berkomunikasi, berhubungan atau bersosialisasi satu sama lainnya dengan teratur
atau tersusun, baik itu secara sendiri-sendiri maupun berkelompok.
Akan tetapi pada akhirnya apapun bentuknya dalam kehidupan bermasyarakat
sangat membutuhkan penataan dan juga organisasi, oleh karena itu dalam rangka
menata kehidupan inilah yang pada akhirnya akan terbentuk sedikiy demi sedikit
stratifikasi sosial.
Diferensiasi
sosial adalah proses pembedaan masyarakat ke dalam struktur sosial yang
sifatnya horizontal. Horizontal berarti setara atau tidak ada kelompok sosial
tertentu yang menempati posisi sosial lebih tinggi atau lebih rendah.
Diferensiasi sosial secara teoritis tidak membentuk suatu kelompok masyarakat
untuk mendapat perlakuan secara spesial atau ditelantarkan. Semua kelompok
masyarakat setara, menyandang status yang sama. Terdapat tiga ciri utama
diferensiasi sosial:
1) Ciri-ciri
diferensiasi sosial
Ciri
fisik
Diferensiasi
antar individua atau kelompok dapat diidentifikasi berdasarkan penampakan
fisik.
Ciri
sosial
Pengelompokan
masyarakat berdasarkan peran sosial, misalnya profesi, jabatan, status sosial.
Kita bisa mengidentifikasi orang yang menawarkan menu makanan ketika di
restoran adalah pelayan.
Ciri
budaya
Diferensiasi
berdasar ciri budaya terbentuk karena perbedaan orientasi nilai atau agama yang
dianut. Bisa pula karena perbedaan adat, kesenian, dan tradisi.
2) bentuk-bentuk
diferensiasi sosial
Ras
Pengelompokan
berdasarkan warna kulit, biasanya juga melingkupi warna dan jenis rambut.
Agama
Kita
bisa lihat Indonesia sebagai laboraturium pengelompokan masyarakat berdasarkan
agama.
Suku
Beragam
suku dan etnis tinggal di negara Indonesia. Orang Jawa dan orang Sunda
berbicara dengan bahasa sehari-hari yang berbeda. Mereka memiliki aksen yang
berbeda, namun sama-sama satu bangsa, Bangsa Indonesia.
Jenis
kelamin
Satu
kelompok masyarakat masuk dalam kategori perempuan, lainnya laki-laki. Mereka
berbeda namun setara dalam hal akses pendidikan, ekonomi, dan politik.
Profesi
Seorang
lurah berbeda dengan ketua RT, berbeda pula dengan rakyat jelata. Namun
semuanya memiliki hak yang sama untuk hidup layak.
Klan
Apabila
teman kita ada yang keturunan ningrat, sedangkan kita keturunan orang biasa,
maka kita berbeda dengan teman kita. Namun tetap sama, kita memiliki peluang
yang sama untuk sukses.
3) Jenis-jenis
diferensiasi sosial
Setelah
ciri dan bentuk, diferensiasi sosial dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya.
Terdapat tiga jenis diferensiasi sosial:
Diferensiasi
tingkatan
Diferensiasi
terbentuk akibat ketidakseimbangan distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan
ke suatu daerah. Harga bensin di Papua lebih mahal daripada di Jawa karena
distribusi bensin ke Papua melalui proses yang lebih lama.
Diferensiasi
fungsional
Seorang
ketua kelas menyiapkan kelasnya untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai. Murid
yang lain tinggal mengikuti. Perbedaan peran tersebut terbentuk karena
perbedaan jabatan yang disandangnya.
Diferensiasi
adat
Diferensiasi
muncul karena perbedaan norma di suatu daerah demi mewujudkan kehidupan
masyarakat yang harmonis. Misal di suatu negara, orang yang tidak mengantri
dianggap tidak beretika dan beradab. Sedangkan di negara lain, nyerobot antrian
menjadi hal yang lumrah.
Diferensiasi
sosial menjadi salah satu konsep inti dalam sosiologi karena dimanapun ada
masyarakat, selalu ada diferensiasi diantara mereka.
3.
Konsolidasi Sosial Dan Interaksi Sosial
Konsolidasi adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan
individu atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok sosial,
melalui tumpang tindih keanggotaan.
Struktur
sosial yang terkonsolidasi berfungsi untuk menghambat proses integrasi sosial
dalam masyarakat majemuk karena terjadinya penguatan identitas yang dalam
batas-batas tertentu akan mempertajam prasangka antara ras, suku bangsa, agama
yang berbeda.
Penajaman
prasangka semakin merata bila ras, suku bangsa, agama yang berbeda terjadi pula
perbedaan peluang untuk memperoleh kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup
melalui proses ekonomi dan memperoleh jabatan atau kekuasaan dalam politik.
Sehingga timbul kesenjangan ekonomi dan sosial.
Interseksi
merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari
berbagai seksi, baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial dan
lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk. Struktur sosial yang terinterseksi
berfungsi positif terhadap proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk
karena memungkinkan orang-orang yang berbeda-beda, ras, suku bangsa, agama
maupun profesi dapat saling bergaul dan berinteraksi melalui kelompok-kelompok
sosial yang ada. Keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial
yang saling menyilang akan menimbulkan terjadinya loyalitas yang juga saling
menyilang.
4. Unsur Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial terdiri atas dua unsur, yaitu
kedudukan (status) dan peranan (role).
1) Kedudukan
(Status)
Status
atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang
menjalankan kewajiban kewajiban
dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus merupakan tempat bagi seseorang
untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status merupakan posisi
sosial seseorang dalam suatu hierarki.
2) Peranan
(Role)
Peranan
merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Dalam kehidupan di masyarakat,
peranan diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status
dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status, dan
tidak ada status tanpa peranan.
Sifat-sifat
stratifikasi sosial sendiri pada dasarnya dibedakan menjadi 3, yaitu sifat
tertutup, terbuka, dan campuran. Berikut penjelasan mengenai sifat-sifat
stratifikasi sosial di dalam lingkungan masyarakat:
1) Pelapisan Sosial
Tertutup
Pelapisan sosial tertutup merupakan
suatu sifat stratifikasi sosial dimana setiap anggotanya tidak dapat berpindah
dari kelompok satu ke kelompok yang lainnya. Keadaan ini disebabkan karena
dasar pengelompokan dalam sistem stratifikasi sosial yang bersifat tertutup
adalah melalui kelahiran dan keturunan.
Dengan sistem stratifikasi bersifat tertutup, maka kehidupan
masyarakatnya akan sulit untuk maju
karena kemajuan pola perilaku anggotanya menjadi lambat.
Sebagai
contoh adanya sistem stratifikasi sosial yang bersifat tertutup adalah
masyarakat Bali di Indonesia dan masyarakat negara India. Karena pada
masyarakat tersebut menganut sistem kasta dari agama Hindu, dimana tingkat
masyarakat dibedakan menjadi empat kasta. Contohnya: keempat kasta tersebut
adalah Brahmana, Satria, Versia, dan Sudra yang didasarkan pada keturunan.
Dalam sistem tersebut masyarakat tidak diperbolehkan untuk melakukan interaksi
antar kasta, jadi mereka hanya dapat berinteraksi dengan masyarakat sesama
kasta nya.
2) Pelapisan Sosial
Terbuka
Berkebalikan
dengan pelapisan
sosial bersifat tertutup, dalam pelapisan
sosial yang bersifat terbuka setiap anggota masyarakatnya memiliki kesempatan
yang sama untuk dapat naik maupun turun dari satu tingkatan ke tingkatan yang
lainnya. Pergantian ini dapat disebabkan karena usaha yang dilakukan dan karena
kemampuan serta kecakapan yang dimiliki seseorang. Selain itu penguasaan ilmu
pengetahuan dan jenjang pendidikan yang didapatkan juga dapat menjadi faktor
pendorong perpindahan tingkat sosial masyarakat seseorang.
Oleh
sebab itu dapat disimpulkan bahwa, dalam stratifikasi sosial yang bersifat
terbuka akan memudahkan adanya gerak mobilitas sosial baik secara horizontal
maupun vertikal. Stratifikasi sosial bersifat terbuka ini biasanya terjadi pada
masyarakat modern dimana tingkat pendidikan yang ada tinggi, sehingga mampu
mendorong seseorang untuk lebih berpikir terbuka dan berusaha dengan baik untuk
kehidupan yang lebih baik.
Sebagai contoh pelapisan sosial ini adalah seseorang yang
ada didunia bisnis memiliki dua kemungkinan dalam tingkat sosialnya di
masyarakat, yang pertama apabila bisnisnya sukses terus maka ada kemungkinan
tingkat sosialnya akan tetap atau bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi, namun
bila ketidak beruntungan hadir dapat saja membuatnya bangkrut sehingga tingkat
sosialnya turun.
3) Pelapisan Sosial
Campuran
Pelapisan sosial bersifat campuran
merupakan stratifikasi sosial campuran dari stratifikasi sosial bersifat
terbuka dan tertutup. Stratifikasi sosial bersifat campuran memungkinkan
terjadinya perpindahan antar kelas atau tingkat sosial pada batas-batas
tertentu. Bentuk ini biasanya terjadi pada masyarakat yang memiliki sistem atau
susunan heterogen. Atau dimana letak daerahnya merupakan peralihan antara desa
dan kota, sehingga sistem kebudayaannya merupakan pencampuran antara dua
kebudayaan.
Sebagai contoh adalah seseorang yang berasal dari Bali
dan memiliki kedudukan atau tingkat sosial yang tinggi di Bali yang stratifikasi
sosialnya bersifat tertutup, belum tentu memiliki kedudukan yang tinggi pula
bila pindah ke daerah lain, semuanya akan didasarkan pada bagaimana usaha serta
kemampuannya dimana ini merupakan stratifikasi sosial yang bersifat terbuka.
Itulah beberapa sifat-sifat pelapisan sosial yang ada di
dalam kehidupan masyarakat. pelapisani sosial sebagai suatu pengelompokan
individu atau kelompok kedalam tingkatan atau kelas sosial dalam masyarakat
juga memiliki bentuk-bentuk stratifikasi sosial yang didasarkan pada kriteria
ekonomi, sosial, dan politik.
Struktur sosial merupakan tatanan atau susunan sosial yang
membentuk kelompok-kelompok sosial di dalam kehidupan masyarakat, dimana
didalamnya terdapat hubungan timbal balik. Jenis struktur sosial terbagi 5 yaitu Stratifikasi social adalah pengelompokan anggota masyarakat ke dalam lapisan sosial
yang bertingkat. Diferensiasi sosial adalah
proses pembedaan masyarakat ke dalam struktur sosial yang sifatnya horizontal. Konsolidasi adalah suatu
proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok
yang berbeda dalam suatu kelompok sosial, melalui tumpang tindih keanggotaan, unsur pelapisan sosial, dan sifat pelapisan
sosial, Interseksi
merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari
berbagai seksi, baik berupa suku, agama, jenis kelamin. Pelapisan sosial terdiri atas dua
unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role). Sedangkan Sifat-sifat stratifikasi
sosial sendiri pada dasarnya dibedakan menjadi 3, yaitu sifat tertutup,
terbuka, dan campuran. Berikut penjelasan mengenai sifat-sifat stratifikasi
sosial di dalam lingkungan masyarakat.
Berdasarkan apa yang telah kami jelaskan dalam makalah mengenai struktur sosial ini pasti ada kekurangan maupun kelebihannya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan pembaca. kritik maupun saran dapat disampaikan ke penulis agar dapat memperbaiki makalah ini baik dari segi penulisan, materi, maupun tata bahasa yang disampaikan. Penulis mengharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah yang telah dibuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar