IMAN KEPADA HARI AKHIR
Dosen Pembimbing : Rosmita M. Ag
OLEH KELOMPOK 11 :
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah Akidah Akhlak dengan judul "IMAN KEPADA HARI AKHIR"
tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah
selanjutnya.
Pekanbaru, 16 Oktober 2018
Kelompok 11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................. 1
C. TUJUAN........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
A.
PENGERTIAN IMAN KEPADA HARI AKHIR...................................................... 2
B.
MACAM-MACAM HARI AKHIR DAN TANDA-TANDANYA............................ 3
C.
PERISTIWA YANG TERJADI SETELAH HARI KIAMAT................................. 8
D.
HIKMAH IMAN KEPADA HARI AKHIR............................................................. 10
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 12
B. Kritik dan
Saran......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Allah telah menetapkan bahwa
kehidupan dunia ini hanya sementara (fana) saja. Tidak ada yang abadi di dunia,
termasuk manusia. Mengimani hari akhir merupakan salah satu rukun iman yang ke
lima, dan merupakan bagian utama dari beberapa bagian akidah. Dengan demikian
wajib bagi kita untuk beriman pada hari akhir itu. Perlu diketahui juga bahwa
iman kepada hari akhir itu sangat penting bagi kehidupan, karena kehidupan
tidak kekal dan abadi. Yang abadi tanpa awal dan tanpa akhir hanya Allah SWT.[1]
Oleh karena itu makalah ini akan
membahas tentang pengertian iman kepada hari akhir, macam-macam dan tanda-tanda
hari akhir, serta hikmah yang bisa kita ambil dari beriman kepada hari akhir.
Setelah kita mempelajari tentang iman kepada hari akhir, kita akan mengerti
tentang perlunya beriman pada hari akhir. Pada hakekatnya beriman pada hari
akhir adalah menyakini dengan sepenuh hati bahwa hari akhir pasti terjadi atas
kehendak Allah SWT dan tidak ada yang tahu akan kapan peristiwa itu terjadi.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian iman kepada
hari akhir?
2.
Apa macam dan tanda hari kiamat?
3.
Peristiwa apa yang terjadi
setelah
hari kiamat?
4.
Apa hikmah iman kepada
hari akhir?
C. TUJUAN
1. Memahami apa pengertian iman kepada
hari akhir
2. Memahami
macam-macam tanda hari kiamat
3. Memahami
peristiwa yang terjadi setalah kiamat
4.
Memahami apa saja hikmah iman kepada hari
akhir
BAB II
PEMBAHASAN
Yaumul akhir atau hari akhir menurut bahasa
adalah kehancuran atau kebangkitan. Sedangkan menurut istilah hari akhir adalah
hari kehancuran alam semesta beserta seluruh isinya kemudian manusia akan
dibangkitkan dari alam kuburnya untuk dimintai pertanggungjawaban atas semua
amal perbuatannya selama di dunia ini.
Hari akhir akan datang ketika Allah yang maha
hidup mengakhiri kehidupan dan membinasakan makhluk-mahkluk-Nya, sebagai bukti
kebenaran firma-Nya dalam surah Ar-Rahman: 26-27
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ
وَالْإِكْرَامِ
26.
Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
27.dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ
قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ
ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ
يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ
اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah
terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu
adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk)
yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan
dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar
mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat
itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".
Beriman kepada hari akhir adalah rukun ke lima
dari beberapa rukun iman. Artinya ialah menyakini dengan pasti kebenaran setiap
hal yang diberitakan oleh Allah SWT dalam kitab suciNya dan setiap hal yang
diberitakan oleh Rasulullah SAW mulai dari apa yang akan terjadi sesudah mati,
fitnah kubur, adzab dan nikmat kubur, dan apa yang terjadi sesudah itu seperti
kebangkitan dari kubur, tempat berkumpul di akhirat (mahsyar), catatan amal
(shuhuf), perhitungan (hisab), timbangan (mizan), telaga (haudh), titian
(shirath), surga dan neraka serta apa-apa yang dijanjikan Allah SWT bagi para
penghuninya.[2]
Meskipun waktu terjadinya hari kiamat tidak
ada yang mengetahuinya, akan tetapi Allah SWT memberitahukan kepada RasulNya
SAW tentang tanda-tanda kiamat tersebut. Kemudian Rasulullah SAW menyampaikan
kepada umatnya tentang tanda-tanda kiamat. Kiamat sendiri diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yang terdiri atas kiamat besar dan kiamat kecil.[3]
1. Kiamat sughra (kiamat
kecil)
Yaitu kerusakan
atau kematian yang dialami oleh sebagian kecil umat manusia yang ada didunia.
Misalnya kematian yang dialami oleh seseorang karena kecelekaan, sakit, atau
terkena bencana alam, sperti banjir, gunung meletus, dan kebakaran. Mati
adalah terpisahnya antara jasmani dan rohani. Jasmani kembali ke asalnya yaitu
tanah, sedangkan rohani terus hidup di alam Barzakh (alam kubur). Firman Allah
menyatakan sebagai berikut:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ
الْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian
kepada kamilah kamu dikembalikan. (Q.S. Al-Ankabut: 57).[4]
Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:
a)
Diutusnya Rasulullah Saw
Hadis riwayat
Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Aku mendengar Nabi saw. bersabda sambil memberikan isyarat dengan jari
telunjuk dan jari tengah: Waktu aku diutus (menjadi rasul) dan waktu hari
kiamat adalah seperti ini (mengisyaratkan dekatnya waktu kiamat). (Shahih
Muslim No.5244)
b)
Disia-siakannya Amanat
Sesuai firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 27 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ
وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui."
Kemudian hadis
nabi:
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang
berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan
terjadi Kiamat?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian
sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak
menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain, “Rasulullah saw.
tidak mendengar.” Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau
bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, ”Saya,
wahai Rasulullah saw.” Rasulullah saw. Berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka
tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah saw.
Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah
kiamat.” (HR Bukhari)[5]
c)
Merebaknya perzinahan
Allah berfirman
dalam Surah Al-Isra’ ayat 32
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا
ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk“.(Q.S. Al-Isra’: 32)
Dari Abu
Hurairah ra, Nabi SAW bersabda:
ثلاثة لا يكلمهم الله ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم
؛ أشيمط زان، وعائل مستكبر، ورجل جعل الله بضاعته لا يشتري إلا بيمينه ولا يبيع
إلى بيمينه رواه الطبراني بسند صحيح.
Artinya: “Tiga (jenis manusia) yang tidak diajak bicara
oleh Allah pada hari kiamat dan tidak pula Allah menyucikan mereka dan tidak
memandang kepada mereka, sedang bagi mereka siksa yang pedih, yaitu: laki-laki
tua yang suka berzina, seorang raja pendusta dan orang miskin yang sombong” (HR. Muslim)
Perzinahan dilakukan terang-terangan dan sudah
menjadi suatu kebiasaan di masyarakat luas. Saat ini free sex atau
kumpul kebo dan perselingkuhan sudah jadi hal yang biasa. Bukan hanya antar
pria dan wanita, bahkan juga sesama jenis (homosex/lesbian).[6]
d)
Mabuk-mabukan banyak dilakukan
Allah SWT
berfirman dalam surah Al-Ma’idah ayat 90
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ
مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.”
Dari mansur bin
ja’far, dari Asma bin yazid RA. Rasulullah bersabda:
مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فَجَعَلَهَافِى بَطْنِهِ لَمْ
تُقْبَلْ صَلَاتَهُ سَبْعًا فَإِنْ هِيَ أَذْهَبَتْ عَقْلَهُ لَمْ تُقْبَلْ
صَلَاتَهُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا وَإِنْ مَاتَ مَاتَ كَافِرًا وَإِنْ تَابَ تَابَ
اللَّهُ عَلَيْهِ وَإِنْ عَادَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهَ أَنْ يُسْقِيَهُ مِنْ
طِيْنَةِ الْخَبَلِ.
“Barang siapa meminum minuman keras hingga masuk ke dalam perutnya maka
tidak diterima shalatnya selama 7 hari, apabila meminum minuman keras sampai
hilang akalnya (mabuk) maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari, apabila ia
mati, matinya dalam keadaan kafir, apabila ia bertaubat maka Allah akan
menerimanya, apabila ia mengulanginya lagi maka hak Allah nanti akan
memberikan minuman dari darah campur nanah”.
Mabuk seolah bukan perbuatan yang diharamkan.
Saat ini minuman keras dapat dibeli dengan mudah di mini market atau super
market.
e)
Banyaknya kaum wanita
مِنْ
أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ اْلعِلْمُ وَيَظْهَرَ الجَهْلُ وَيَظْهَرَ
الزِّنَا وَتَكْثرَ النِّسَاءُ وَيَقلَّ الرِّجَالُ حَتَّى يَكُونُ لِخَمْسِينَ
امْرَأَةً القَيِّمُ اْلوَاحِدُ
“Di antara tanda-tanda dekatnya hari Kiamat adalah sedikitnya ilmu (tentang
Ad-Dien), merajalelanya kebodohan dan perzinahan, dan sedikitnya kaum
laki-laki, sehingga lima puluh orang wanita hanya terdapat satu orang pengurus
(laki-laki) saja” [HR. Al-Bukhari no. 81 – tartib maktabah sahab, Muslim
no. 2671, dan At-Tirmidzi no. 2205].
Jumlah wanita semakin lebih banyak
dibandingkan dengan pria, dan mereka sudah tidak malu lagi berpakaian setengah
telanjang. Banyak wanita yang berdandan/berpenampilan seperti pria, begitu juga
sebaliknya. Kita melihat banyak wanita mengenakan baju kaos/kemeja pria dan
celana. Sementara para pria banyak yang mengenakan kalung dan anting. Bahkan
banyak pula yang tidak malu mengenakan pakaian wanita di televisi. Ini adalah
tanda hari kiamat. Hanya orang-orang berakhlak buruk dan calon penghuni
nerakalah yang berkelakuan seperti itu.
f)
Bermewah-mewah dalam membangun masjid
Ketika masjid dibangun megah dengan segala
kemewahannya hingga membuat setiap mata memandangnya terkagum-kagum, maka
perlahan peran dan fungsi masjid telah bergeser menjadi semacam tempat hiburan
dan rekreasi.
Kini banyak terlihat, manusia
berbondong-bondong mengunjungi masjid-masjid megah nan mewah bukan untuk
menunaikan salat berjamaah atau menimba ilmu agama, namun lebih banyak untuk
sekedar berjalan-jalan mengagumi keindahan arsitektur dan kemewahan fasilitas
masjid.
Bukan untuk melakukan salat sunnah tahiyyatul masjid dua rakaat, akan tetapi mereka langsung berfoto foto dan
mengunggahnya di akun media sosial.
Sesungguhnya Allah Swt. Menjadikan masjid sebagai tempat
untuk beribadah (salat dan dzikir) kepada-Nya. Sehingga orang-orang yang
mendatanginya adalah mereka yang memiliki kerinduan kepada Allah Swt. dan
melampiaskan kerinduannya dalam bentuk sujud dan ruku.
Jadi buat apa masjid dibangun dengan luas dan
megah jika setiap kali salat berjamaah hanya satu shaf saja yang terisi penuh.
Jadi sebaik baiknya masjid yang penuh berkah dan limpahan rahmat Allah adalah
Masjid yang walau tidak luas tanpa fasilitas mewah namun dipenuhi para
jamaahnya ketiaka azan berkumandang.
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah
bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i
dan Ibnu Hibban)[7]
2.
Kiamat Kubra (kiamat besar)
Yaitu kemtian
dan kehancuran seluruh alam raya tanpa kecuali. Setelah kejadian ini maka
kehidupan di dunia akan berganti dengan alam yang baru yang disebut alam
akhirat. Alam akhirat ini merupakan alam terakhir, sesudahnya tidak ada alam
yang lain.
Untuk
kapankah terjadinya kiamat kubra hanyalah Allah yang maha
mengetahui. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat mengetahui dengan pasti kapan
kiamat kubro terjadi.[8]
Diantara tanda-tandanya adalah:
a) Terbitnya matahari dari arah barat
dan terbenam dari arah timur. Hal ini terjadi karena perubahan besar dalam
susunan alam semesta.
b) Keluarnya suatu binatang yang sangat
aneh. Binatang ini dapat bercakap-cakap kepada semua orang dan menunjukkan
kepada manusia bahwa kiamat sudah sangat dekat.
c) Datangnya Al-Mahdi. Beliau termasuk
keturunan dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu, beliau serupa benar akhlak dan
budi pekertinya dengan Rasulullah SAW.
d) Munculnya Dajal. Dajal adalah
seorang yang muncul sebagai tanda semakin dekat datangnya kiamat. Dajal bermata
buta sebelah dan mengaku sebagai “Tuhan”.[9]
e) Hilang dan lenyapnya Al-Qur’an dan
mushaf, bahkan lenyap pulalah yang ada di dalam hati seseorang.
f) Turunnya Nabi Isa as. Beliau akan
turun ke bumi ini di tengah-tengah merajalela pengaruh Dajal.[10]
Sesudah hari kiamat manusia dibangkitkan dari
kematian dan mulai menjalani kehidupan baru di alam akhirat
dengan fase sebagai berikut:
1. Alam Barzah
Alam barzah, yaitu batas antara alam dunia dengan alam akherat dan
dapat disebut dengan alam kubur dan merupakan pintu untuk menuju akhirat.
Kejadian-kejadian yang akan dialami manusia di alam kubur adalah sebagai berikut:
a) Pertanyaan dari malaikat Munkar dan
Nakir
Setiap manusia yang telah meninggal dunia akan
diperiksa amal mereka oleh malaikat munkar dan nakir mengenai keimanan dan amal
perbuatannya, bagaimana kulaitas iman seseorang, apakah dia beriman kepada
allah swt atau tidak dan amal-amal apasaja yang mereka perbuatketika di dunia.
b) Nikmat dan
siksa kubur
Setelah mereka diperiksa, bagi yang beriman
kepada allah swt,dan beramal saleh, maka baginya memperoleh nikmat dialam
kubur, sebaliknya bagi mereka yang yang tidak beriman kepada allah akan
memperoeh siksa kubur.
2.
Yaumul Ba’ats (hari kebangkitan)
Kehidupan hari akhir dimulai dengan adanya ba’ats yakni
pembangkitan seluruh mahluk dari kubur, maksudnya ialah mengembalikan ruh
manusia dalam tubuhnya yang asli, dan manusia di bangkitkan dengan keadaan yang
bebeda-beda sesuian dengan amal perbuatan mereka.
3.
Yaumul Mahsyar
Ialah tempat berkumpulnya manusia setelah mati dengan berbagai
macam bentuk sesuai amal perbuatan yang dilakukannya di dunia semasa hidup.[11]
4.
Yaumul Hisab (hari perhitungan)
Di sini diadakan perhitungan dosa dan pahala manusia, yang lebih
banyak dosanya maka akan masuk kedalam neraka dan yang lebih banyak pahalanya
tentu akan masuk dalam surga Allah.
5.
Yaumul Mizan
Mizan adalah timbangan amal, dimana amal perbuatan manusia
diperhitungkan bobotnya dengan timbangan keadilan Allah. Timbangan keadilan
Allah memiliki ketepatan yang tidak mungkin meleset sedikit pun. Semua amal
perbuatan manusia dari yang terkecil sampai yang terbesar ditimbang dengan
timbangan tersebut.
6.
Ash-Shirat
Ash-shiraath secara bahasa (etimologi) berarti jalan, sedangkan
menurut syar’i (terminologi) adalah jembatan yang dibentangkan di atas Neraka
yang akan dilewati ummat manusia menuju Surga sesuai dengan amal perbuatan
mereka.
7.
Surga dan neraka
a)
Surga adalah tempat yang di dalamnya menyediakan segala bentuk
kenikmatan, kebahagiaan dan kesempurnaan dari Allah SWT, hanya untuk
orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Allah
berfirman Q.S
Al-Bayyinah: 8
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ
رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ
رَبَّهُ
“Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka adalah Surga ‘Adn, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka
ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut
kepada TuhanNya.” (Q.S. Al-Bayyinah: 8)
Adapun macam-macam surga adalah ‘adn, Firdaus, na’im, ma’wa,
darussalam, darul muqamah.[12]
b)
Sedangkan neraka adalah kampung yang dipersiapkan Allah untuk
orang-orang kafir, yaitu orang-orang yang mendustakan para Rasul dan menolak
syariat-Nya. Neraka adalah kehinaan terbesar dan kerugian yang abadi,[13] Seperti
yang di firmankan Allah Q.S. At-Taubah: 63
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّهُ
مَنْ يُحَادِدِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا
ۚ ذَٰلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيمُ
“Tidakkah mereka (orang-orang munafik
itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasil-Nya, maka
sesungguhnya Neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itu adalah
kehinaan yang besar”. (Q.S. At-Taubah: 63).
1.
Menjadikan sesorang lebih meyakini adanya kehidupan berikutnya (kebangkitan).
2.
Meyakini bagian-bagian dari peristiwa hari akhir, seperti adanya
hisab (perhitungan), mizan (tibangan amal), surga dan neraka sebagai
konsekuensi sebagai manusia untuk mempertanggung jawabkan semua
perbuatan-perbuatanya selama hidup di dunia.
3.
Memberi dorongan untuk bersikap disiplin, taat, dan patuh
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya serta takut terhadap azab
Allah.[14]
4.
Mendorong untuk selalu berbuat baik (beramal saleh) karena semua
amal perbuatan manusia selama hidup di dunia akan nemdapatkan balasan.
5.
Iman kepada hari akhir akan memiliki nilai positif bagi hidup dan
kehidupan manusia di duinia melalui kesadarannya untuk beperilaku sebagai
berikut:
a)
Selalu bertindak hati-hati dengan mendasarkan kesadaran yang tinggi
dan iman yang baik sesuai dengan ajaran Islam.
b)
Selalu berdisiplin dan mematuhi ajaran agama Allah, karena
mengetahui segala perbuatan akan selalu dipantau, dicatat, dan diperhitungkan
pada pengadilan akhirat kelak.
c)
Memiliki dorongan untuk merasakan kenikmatan dan merasakan siksaan.
Adanya gambaran surga dan neraka akan membuatnya selalu ingin melaksanakan
kebaikan dan tidak melaksanakan dosa dan kemaksiatan.
d)
Menghilangkan sifat egois dan berusaha memupuk sifat sosial agamis,
yakni mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau berbuat
demi kemaslahatan teman.[15]
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hari akhir atau
hari kiamat adalah hari binasanya atau hancurnya seluruh alam semesta. Iman
kepada hari akhir berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa suatu saat alam
semesta akan hancur dan manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju alam
akhirat yang akan kekal selamanya tanpa ada batas waktunya.
Beriman pada
hari akhir merupakan rukun iman yang ke lima oleh karena itu sebagai umat islam
kita wajib mempercayai akan datangnya hari akhir tersebut. Beriman pada hari
akhir mempunyai beberapa manfaat antara lain selalu bertindak hati-hati dan
penuh pertimbangan, selalu berada dalam kebenaran, dan memanfaatkan waktu hidup
untuk berlomba mencari kebaikan “fastabiqul khoirot”.
B.
Kritik dan Saran
Demikianlah
makalah tentang “Iman Kepada
Hari Akhir” yang telah kami paparkan. Kami
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan. Harapan kami,
semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qahthani, Musfir, bin, Said.
2011. Buku Putih Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani,Bekasi: PT Darul Falah.
Hudawi, Nur, Muhammad, 1961. Keimanan,
Ikapena.
Jawas, Qadir, Abdul, bin, Yazid,
2006. Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah,Bogor: Pustaka Imam
Asy-Syafi’I.
http://suvisanusi.wordpress.com/2013/02/27/makalah-agama-iman-kepada-hari-akhir-karier/. 29/10/2013.
http://anwarsabir.blogspot.com/2013/05/makalah-iman-kepada-hari-akhir.html.29/10/2013.
http/www.univrab.ac.id/berita-190-tanda-tanda-hari-kiamat-kecil.html.
28/10/2013.
Margiono dkk. 2006. Agama
Islam 3. Jakarta: Yudhistira
Sabiq, Sayid, 1993. Aqidah Islam (Ilmu
Tauhid), Bandung: CV.Diponegoro.
Saputra, Thoyibah. 1996. Aqidah Akhlak.
Semarang: PT.Karya Toha Putra Syamsuri,2006. Pendidikan Agama Islam
Untuk Sma Kelas XII, Jakarta: Erlangga.
[2] Tim
Ahli Ilmu Tauhid, At-Tauhid Lish-Shaffits Tsani Al-‘Ali, (Jakarta:
Darul Haq, 2010), hlm.105.
[3] Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah
‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2006),
hlm. 278.
[13] Said
bin Musfir al-Qahthani, Buku Putih Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, (Bekasi:
PT Darul Falah, 2011), hlm. 315.

Bermanfaat, Terimakasih
BalasHapus