ISLAM MENDORONG PENGMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 1 :
Ø Muhammad Mauladi
MADRASAH ALIYAH NEGRI 1 INDRAGIRI
HILIR
2017/2018
1.
Pengertian
IPTEK
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan
munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adalah
terapan atau aplikasi dari ilmu yg dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yg lbh
canggih dan dapat mendorong manusia utk berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat
Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk mengembangkan ilmu
dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini
banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperi
kita ketahui, teknologi kini telah merambat dalam kehidupan kebanyakan manusia
bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya
tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Atas dasar kreatifitas, akalnya,
manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah SDA yang di berikan
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan iptek harus didasari
terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat
mengecam IPTEK secara merata. Disatu sisi telah terjadi perkembangan
yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun oelaksanaan pembangunan
IPTEK masih belum merata.
Masih
banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk mendapatkan
pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya pendidikan yang
harus mereka tanggung. Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi
masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan
SDM yang ada. Perkrmbangan IPTEK disamping bermanfaat untukkemajuan hidup
Indonesia juga memberikan dampak negatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal mungkin antara lain:
Menjaga
keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat. Teknologi yang akan
diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya permasalahan di
tempat itu. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang ada.
Dengan
perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguatan
iptek mutlak diperlukan untuk mencapaikesejahteraan bangsa. Visi dan Misi iptek
dirumuskan sebagai paduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya iptek yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia.Undang-undang No.18 Tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitiha, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang yelah berlaku sejak 29 Juli 2002, merupakan penjabaran dari visi
dan misi Iptek sebagaimana termaksud dalam UUD 1945 Amandemen pasal 31 ayat 5,
agar dapat dilaksanakan oleh pemerintah beserta seluruh rakyat dengan sebaik
baiknya. Selain itu pula
perkembangan
iptek di berbagai bidang di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat
semestinya dapat meningkatkan kualitas SDM di tengah bermunculannya dampak
negatif dari adanya perkembangan iptek, sehingga diperlukan pemikiran yang
serius dan mantap dalam menghadapi permasalahan dalam penemuan-penemuan baru
tersebut.
2.
Pandangan Islam
Tentang IPTEK
Setiap
manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa “alat” untuk mencapai dan
membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah
1)
Indera, untuk menangkap kebenaran
fisik.
2)
Naluri, untuk mempertahankan hidup
dan kelangsungan hidup manusia secara pribadi maupun social.
3)
Pikiran dan atau kemampuan rasional
yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan
biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran
tertinggi.
4)
Imajinasi, daya khayal yang mampu
menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya,
5)
Hati nurani, suatu kemampuan manusia
untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus
bermoral.
Dalam
menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat
pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan
norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995),
dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam
tiga kelompok;
1)
Kelompok yang menganggap IPTEK
modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen
dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai.
2)
Kelompok yang bekerja dengan IPTEK
moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat
menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
3)
Kelompok yang percaya adanya IPTEK
Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama
Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam
konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan
ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia
merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK
menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam
adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat
spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam
semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari
uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang
islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran IPTEK
menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK
akan bermanfaat apabila
1)
mendekatkan pada kebenaran Allah dan
bukan menjauhkannya.
2)
Dapat membantu umat merealisasikan
tujuan-tujuannya (yang baik).
3)
Dapat memberikan pedoman bagi
sesame.
4)
Dapat menyelesaikan persoalan umat.
Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia
mengandung manfaat dalam arti luas.
Ada beberapa
kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:
·
Berseberangan atau bertentangan.
·
Bertentangan tapi dapat hidup
berdampingan secara damai
·
Tidak bertentangan satu sama lain
·
Saling mendukung satu sama lain,
agama mendasari pengembangan iptek atau iptek mendasari penghayatan agama.
Pola
hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang
dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini,
pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama
dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran ilmu
pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan cenderung untuk
menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia. Pola
hubungan pertama ini pernah terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo
berpendapat bahwa bumi mengitari matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa
matahari lah yang mengitari bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia
dihukum karena dianggap menyesatkan masyarakat.
Pola
hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika
kebenaran iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat
disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan
satu-satunya adalah menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa
masing-masing mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama
dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara agama
dan ilmu, apabila terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya berada pada
wilayah yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak
dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan agama seseorang karena keduanya
berada pada wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun komunal,
pengembangan yang satu tidak mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola hubungan
seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler yang sudah terbiasa untuk
memisahkan urusan agama dari urusan negara/masyarakat.
Pola
ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran
agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak
saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek,
ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana
pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang
untuk mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk
mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam
masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama
dan negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu,
persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau
dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola
hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Pola
hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola
hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama
dan ilmu pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori,
pola hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung
pengembangan iptek tapi pengembangan iptek tidak mendukung ajaran agama,
pengembangan iptek mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung
pengembangan iptek, dan ajaran agama mendukung pengembangan iptek dan demikian
pula sebaliknya.
Dalam
wujud pertama, pendalaman dan penghayatan ajaran agama akan mendukung
pengembangan iptek walau pengembangan iptek tidak akan mendorong orang untuk
mendalami ajaran agama. Sebaliknya, dalam wujud ke dua, pengembangan iptek akan
mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama walaupun tidak
sebaliknya terjadi. Pada wujud ke tiga, pengembangan iptek akan mendorong orang
untuk lebih mendalami dan menghayati ajaran agama dan pendalaman serta
penghayatan ajaran agama akan mendorong orang untuk mengembangkan iptek.
Adapun alasan
mengapa kita harus menguasai IPTEK, terdapat tiga alasan pokok, yakni:
·
Ilmu pengetahuan yang berasal dari
dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini fakta, tidak bisa
dipungkiri.
·
Negara-negara barat berupaya
mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negara Islam. Ini fakta yang
tak dapat dipungkiri.
·
Adanya upaya-upaya untuk melemahkan
umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori
persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan
akhirnya bertengkar sendiri.
Pentingnya Umat
Beragama Mengikuti Perkembangan IPTEK
·
Para sarjana muslim berpandangan
bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge)
dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam lauhil
mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu Allah
itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila
diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu
merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and
science).
·
Seandainya penggunaan satu hasil
teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta
mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan
hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan
mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak
semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan
sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu
persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik
demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
·
Kesenian Islam tidak harus berbicara
tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran berbuat
kebajikan,bukan juga penampilan abstrak tentang akidah. Seni yang islami adalah
seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah serta sesuai
dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari
sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju
pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan.
Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an :
وَالَّذِينَ
كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ
إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ
حِسَابَهُ ۗ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Artinya : “Dan
orang – orang yang kafir amal – amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah
yang datar, yang disangka air oleh orang – orang yang dahaga, tetapi bila
didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya
(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal –
amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”. (Q.S An-Nur :
39)
Dengan
demikian integrasi iptek dan imtaq harus diupayakan dalam format yang tepat
sehingga keduanya berjalan seimbang dan dapat mengantar kita meraih kebaikan
dunia dan kebaikan akhirat seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan kepada
Allah.
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya : “Ya
Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Al-Baqarah : 201)
Sehubungan
dengan alasan yang disebutkan di atas, maka perlu dikembangkan usaha perbaikan
yang lebih mendasar terhadap pendekatan dan metode pembelajaran misalnya
usaha-usaha yang berhubungan dengan psikologi belajar, mengintensifkan program
imtaq di sekolah-sekolah salah satunya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan
nilai-nilai agama (imtaq) ke dalam setiap mata pelajaran. Dengan kata lain
model pembelajaran harus memadukan antaraIptek dengan imtaq.
Tidak bisa dipungkiri dalam pembangunan sebuah peradaban manusia,
ilmu pengetahuan memegang peranan yang sangat penting, maju tidaknya sebuah
peradaban manusia , salah satunya ditentukan seberapa “majukah “ pengembangan
ilmu pengetahuanya. Islam sebagai agama yang bersifat syamil wa
mutakammil dimana ajaran- ajarannya mencakup seluruh segi kehidupan
manusia,sesungguhnya sangat memperhatikan ilmu (pengetahuan) sebagai salah satu
faktor yang dipandang akan mendorong manusia pada kehidupan yang lebih baik.
Banyak sekali nash nash di dalam Al qur’an maupun hadits nabiyang menganjurkan
supaya seorang muslim benar benar memperhatikan persoalan ilmu ( pengetahuan ).
Beberapa nash Al qur’an yang berbicara tentang persoalan ilmu
“Allah mengakui bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain dari pada
Nya dan malaikat malaikat mengakui dan orang orang berilmu,yang tegak dengan
keadilan” (QS Ali Imran 18)
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ
وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا
هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artnya : “Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”( QS Ali Imran
18)
Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT sangat memuliakan orang orang
yang berilmu. Pada ayat lain Allah SWT berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ
تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا
قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”(QS Al Mujadalah 11)
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا
وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي
الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang
lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud
dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.?”(QS AzZumar 9)
Cukuplah kiranya ayat ayat Al qur’an diatas menjadi hujjah
bahwasanya islam sebagai agama yang menyeluruh dan komprhensif sangat
memuliakan ilmu sebagai salah satu sarana bagi ummat manusia untuk bisa
menjadikan kehidupan menjadi lebih baik.Adapunbeberapa hadits hadits nabi yang
berbicara tentang masalah ilmu adalah sebagai berikut
Menuntut ilmu agama adalah kewajiban setiap Muslim, Nabi Muhammad
SAW Bersabda :
عن أنس بن مالك
, قال : قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم : طلب العلم فريضة على كلّ مسلم
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata : “Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Menuntut ilmu itu adalah kewajiban
bagi setiap Muslim.” [Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah
didalam Sunan nya, hadits no 223. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]
Ahli Ilmu dan Penuntut Ilmu adalah Pembuka Pintu Kebaikan dan
Penutup Pintu Keburukan, Sabda Nabi:
عن أنس بن مالك
قال : قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم : ” إنّ من النّاس مفاتيح للخير ,
مغاليق للشّرّ , وإنّ من النّاس مفاتيح للشّرّ , مغاليق للخير , فطوبى لـمن جعل
الله مفاتيح الخير على يديه , وويل لـمن جعل الله مفاتيح الشّرّ على يديه ”
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, dia berkata : Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya diantara manusia ada
orang yang menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan. Dan
sesungguhnya diantara manusia juga ada yang menjadi pembuka pintu keburukan dan
penutup pintu kebaikan. Maka berbahagialah orang yang Allah telah jadikan dia
sebagai kunci pembuka pintu kebaikan ada ditangan nya. Dan celakalah orang yang
Allah telah jadikan dia sebagai kunci pembuka pintu keburukan ada ditangan
nya.”
Sabda Nabi Muhammad SAW tentang doa agar diberi keberkahan pada
ilmu yang sudah dipelajari dan meminta ditambahkan ilmu yang bermanfaat:
عن أبي هريرة
رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلّى الله عليه وسلّم يقول
:
اَللَّهُمَّ
انْفَعْنِيْ بِمَا عَلَّمْتَنِيْ , وَعَلِّمْنِيْ مَايَنْفَعُنِيْ , وَزِدْنِيْ
عِلْمًا , وَالْحَمْدُ لِلّهِ عَلَى كُلِّ حَالِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dia berkata : “Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Ya Allah berilah aku manfaat dari apa
yang Engkau ajarkan kepada ku. Ajarilah aku akan apa yang bermanfaat untuk ku
dan tambahkanlah ilmu ku. Segalapuji bagi Mu yang Allah, pada segala keadaan.”
[Shahih dengan penguat : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah dalam
sunan nya, hadits no 251, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani didalam Shahih Sunan
Ibnu Majah no 205]
Didalam riwayat yang lain, juga dari Abu Hurairah
Radhiyallahu’anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam berdoa :
اَللَّهُمَّ
انْفَعْنِيْ بِمَا عَلَّمْتَنِيْ , وَعَلِّمْنِيْ مَايَنْفَعُنِيْ , وَزِدْنِيْ
عِلْمًا , وَالْحَمْدُ لِلّهِ عَلَى كُلِّ حَالِ , وَأَعُوْذُ باِللهِ مِنْ
عَذَابِ النَّارِ
“Ya Allah berilah aku manfaat dari apa yang Engkau ajarkan kepada
ku. Dan ajarilah aku akan apa yang bermanfaat untuk ku dan tambahkanlah ilmu
ku. Segalapuji bagi Mu yang Allah pada segala keadaan. Dan aku berlindung
kepada mu ya Allah dari azab Neraka” [Shahih dengan penguat : Diriwayatkan oleh
Imam Ibnu Majah rahimahullah didalam Sunan nya, hadits no 3833. Dan
Diriwayatkan juga oleh Imam at-Tirmidzi rahimahullah didalam Sunan nya, hadits
no 3599. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]
Meminta Ilmu yang bermanfaat setelah Shalat Subuh, Sabda Nabi
Muhammad SAW :
عن أمّ سلمة رضي
الله عنها , أنّ النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم يقول – إذا صلّى الصّبح حين المسلّم :
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا , وَرِزْقًا طَيِّبًا , وَعَمَلاً
مُتَقَبَّلاً
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu’anha, bahwasanya Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam sering membaca setelah menyelesaikan shalat subuh
: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki
yang halal dan amal yang diterima.”
[Shahih dengan penguat : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah
rahimahullah didalam Sunan nya, hadits no 925. Diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i
rahimahullah didalam Sunan Al-Kubra hadits no 9850. Dan diriwayatkan juga oleh
Imam Ahmad rahimahullah didalam Musnad nya, hadits no 26521 (dalam cet lain
hadits no 26401) dan hadits no 26602 (dalam cet lain hadits no 26481).
Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dan Syaikh Hamzah rahimahullah]
Dari paparan diatas semakin nyatalah terlihat bahwasnya islam
memang benar benar sangat memperhatikan persoalan ilmu ini. Islam pernah
mengalami masa keemasan dimana pada saat itu,islam menjadi pusat peradaban
dunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai sekarang tidak bisa
dipungkiri sesungguhnya berkat sumbangsih dari peradaban islam yang pernah
mengalami kejayaan. Bertolak belakang dengan keadaan ummat muslim ketika
mencapai masa keemasan barat sedang berada pada masa yang disebut sebagai abad
kegelapan(dark age).
Berbeda dengan kondisi saat ini ummat islam mengalami kemunduran
yang cukup drastis dalam hal ilmu pengetahuan. Wacana yang sekarang muncul
berkaitan dengan islam adalah islam sama dengan tradisional, kolot, miskin,
terbelakang. Dan stigma stigma buruk lainnya. Sebagai seorang muslim menjadi
kewajiban kita semua untuk bisa menegakan kembali kejayaan yang haq di muka
bumi, karena sesungguhnya kita mempunyai dua buah modal yang sangat luar biasa,
yang seharusnya mampu mengantarkan ummat islam ini meraih kembali kejayaannya. Dua
modal besar itu adalah al qur’an dan al hadits.
Sebagian besar sejarawan modern sepakat bahwasanya Al qur’an dan Al
hadits adalah pendorong utama kemajuan ilmu dan peradaban islam yang pernah
dicapai. Sehingga pada dasarnya kunci utama bangkitnya kembaliilmu dan
peradaban islam adalah dengan kembali kepada Alquran dan Al hadits. Karena
sesungguhnya di dalam al quran dan hadits kaya akan konsep konsep bagaimana
seharusnya pengembangan ilmu (sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan lagi
peradaban islam) dilakukan dan sesungguhnya konsep konsep ini sudah terbukti
ampuh.Sejarah membuktikan bahwasanyakejayaan yang pernah diraih ummat islam
dicapai melalui penggalian secara mendalam terhadap al quran dan hadits.
3.
Sejarah munculnya
tradisi keilmuan dalam islam
Secara historis tradisi intelektual dalam islam dimulai dari
pemahaman terhadap Al qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhamad SAW, secara
berturut turut dari periode mekkah sampai madinah. Munculnya tradisi keilmuan
dalam islam secara umum dapat dibagi menjadi tiga periode. Periode pertama
dimana pada periode ini lahirlah pandangan hidup islam.Periode kedua dimulai
ketika timbul kesadaran bahwa wahyu yang turun (sudah menajdi pandangan hidup)
pada dasarnya mengandung struktur fundamental dari apa yang disebut
dengan scientific worldview. Periode ketiga adalah lahirnya tradisi
keilmuan dalam islam, dimana tradisi keilmuan ini lahir dari konsekuensi logis
dari adanya strukturpengetahuan dalam islam.
Dari proses lahirnya pandangan islam yang tergambar dari tiga
periode diatas dapat disimpulkan bahwa islam adalah agama yang sarat dengan
ajaran yang mendorong timbulnya ilmu pengetahuan.Ajaran tentang ilmu
pengetahuan dalam islam yang cikal bakalnya adalah konsep konsep dasar dalam
wahyu itu kemudian ditafsirkan kedalam berbagai bentuk kehidupan dan akhirnya
terakumulasi dalam sebuah bangunan peradaban yang kokoh.Suatu peradaban yang
lahir dan tumbuh atas dukungan tradisi intelektual yang berbasis pada wahyu.
Di dalam sejarah timbulnya tradisi kelimuan dalam islam, juga
dikenal adanya mediumtransformasi dalam bentuk institusi pendidikan yang
disebut al-Suffah dan komunitas intelektualnya disebut ashab al
suffah .Ashab al suffah ini adalah gambaran terbaik institusionalisasi
kegiatan belajar mengajar dalam islam dan merupakan tonggak awal tradisi
intelektual dalam islam dimana obyek kajiannya berpusat pada wahyu.Materi
kajiannya tidak dapat disamakan dengan materi diskusi spekulatif di Ionia yang
menurut orang barat merupakan tonggak lahirnya tradisi keilmuan Yunani, bahkan
kebudayaan barat itu sendiri diklaim lahir dari aktivitas ini.Dari komunitas
inilah lahir para intelektual islam yang merupakan pakar pakar dalam hadits
nabi.
4.
Pengaruh
pengembangan ilmu dalam bangunan peradaban islam
Ditilik dari sejarah, ada empat faktor mengapa peradaban islam
berkembang pesat di masa lalu.Faktor faktor itu adalah kekuasaan,ekonomi,
stabilitas politik dan sarana pengembangan ilmu. Sesudah Rasululloh SAW wafat,
beliu telah meletakan dasar dasar yang merupakan bekal yang sangat berharga
bagi generasi penerusya. Salah satunya adalah ashab al suffah yang
menjadi cikal bakal tradisi intelektual islam.Jika dianalogikan dengan sebuah
kurva, maka sesudah masa Rosululloh SAW maka peradaban islam sedang merangkak
naik sehingga pada akhirnya menjadi pusat peradaban dunia.Dimulai dari masa
khulafaur rasyidin, dinasti umayah,dinasti abasiyah dan kesultanan turki
usmani. Memang didalam perjalananya kita juga mengakui ada masa naik dan turun
juga. Tetapi secara umum bisa dikatakan pada saat itu islam benar benar menjadi
“pusat perhatian” bagi dunia..
Pandangan hidup yang berasal dari Al quran dan assunnah, benar
benar menjadi “modal berharga” yang termanfaatkan dengan baik pula. Mereka
merambah komunitas sahabat, thabiin,tabi tahbiin dan ulamaulama pewarisnya yang
diikat dalam pandangan hidup, visi misi kegamaan yang sama sehingga menjadi
ummat besar yang menyatukan bangsa bangsa di dunia.
5.
Pengembangan
ilmu pengetahuan dalam konsepsi islam
Pada dasarnya pengembangan ilmu pengetahuan dalam perpektif islam
dipusatkanpada konsepsi tauhid. Manusia sebagai subyek dari ilmu, diharapkan
akan semakin bertambah keyakinananya terhadap Allah SWTsehingga hasil akhir
dari sebuah pengembangan ilmu pengetahuan dalam pandangan islam,selalu
dikembalikan kepada “pusat” pengetahuan itu sendiri yaitu Allah SWT.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ
الَّذِي خَلَقَ
Dari QS Al Alaq 1 sebagai prolog dari tulisan ini, terlihat dengan
jelas konsepnya. “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu”. Mengenai ayat
ini Sayyid Qutb dalam tafsirnya yang sangat terkenal Fi Zhilalil
Qur’an mengatakan..”kemudian tampaklah sumber pengajaran dan ilmu
pengetahuan bahwa sumbernya adalah Allah. Dari Nya lah manusia mengembangkan
apa yang telah dan akan diketahuinya. Juga, dari Nyalah manusia mengembangkan
apa yang dibukakan untuknya tentang rahasia rahasia semesta, kehidupan, dan
dirinya sendiri.Semua itu dari sana,dari sumber satu satunya itu,yang tidak ada
sumber lain disana selain Dia “. Manusia yang dilahirkan dari proses ini adalah
manusia insan kamil atau manusia yang universal.
Berbeda dengan konsepsi barat ,pengembangan ilmu yang dilakukan
seolah olah melepaskan Tuhan. Tuhan seakan akan menjadi penghalang dalam
pengembangan ilmu sehingga harus dikucilkan Tuhan tidak mereka ikutsertakan
dalam penggalian dan pengembangan ilmu yang mereka lakukan. Mereka meletakan
manusia diatas segala galanya. “Manusia adalah ukuran dari segala
sesutau,segala sesuatu yang ada adalah ada,dan segla sesutau yang tuidak ada
adalah tidak ada,”Maka lahirlah manusia manusia yang sekuler dan materialistik.
Tetapi sayangnya di sebagian negara negara yang mayoritas penduduknya muslim,
konsepsi pendidikan dalam pandangan barat lah yang sering dipakai, menjadi
tugas kita semua untuk bisa mengembalikan proses pengembangan ilmu yang
dilakukan adalah sesuai dengan konsepsi islam.
DAFTAR PUSTAKA
Farhana.Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah;Kebangkitan dan
Kemajuan. Media ilmu.
Uli dan Rio L.Dulu Islam Pernah Berjaya.www.swaramuslim.net
Solihin, O.Sejarah Kejayaan Islam.www.gaulislam.com
Sa’aduddin, Nadri.Proletar: Masa Kejayaan Islam Pertama. http://www.mail-archive.com
Taher, Tarmizi.Umatan Wasathan.www.republika.co.id
Yahya, Harun. Islam: Agama yang Berkembang Paling Pesat di
Eropa. www.harunyahya.com
http://www.kompasiana.com/coffeholic/pengembangan-ilmu-pengetahuan-dalam-persepektif-islam_54ff85cfa333110f45510d1b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar