D
I
S
U
S
U
N
Oleh : Muhammad Mauladi
Kelas XI. Agama2
MADRASAH ALIYAH NEGERI
1 INDRAGIRI HILIR
2016/2017
a. Syekh
Muhammad Abduh
1. Riwayat
Singkat Muhammad Abduh
Syekh
Muhammad Abduhnamalengkapnya Muhammad bin Abduh bin HasanKhairullah. Dilahirkan
di desaMahallatNashrKabupaten Al- Buhairah, Mesir, padatahun 1849 M. Mula-mulaAbduhdikirimayahnyakeMesjid Al-Ahmadi Tanta
belakangantempatinimenjadipusatkebudayaanselain al-Azhar. Setelah 2
tahundisana,
iamemutuskanuntukkembalikedesanyadanbertanisepertisaudara-saudaradankerabatnya.
Padasaatumur 16 tahun, iadikawinkan. Atasdorongandanbimbinganpamannya,
SyekhDarwis, akhirnyaiamenyelesaikanstudinya. Kemudianiamelanjutkanstudi di
Al-AzharpadabulanFebruari 1866 danselesaipadatahun 1877 dengangelarAlim,
Abduhmulaimengajar di Al-Azhar, di Dar Al-Ulumdandirumahnyasendiri. Padatahun
1899, Abduhdiangkatmenjadi Mufti
Mesir.Kedudukantinggiitudipegangnyasampaiiameninggaldunia.Beliau wafat pada tanggal 11 juli
1905 di Alexandria. Setelah banyak mewarisi peninggalan berharga bagi generasi
selanjutnya. Pembaharuan dalam pemikiran keislaman serta perbaikan dibidang
politik dan ekonomi.
2. Pemikiran
Kalam Muhammad Abduh
a.
Kedudukan
akal dan Fungsi Wahyu
Ada dua persoalan pokok yang menjadi fokus utama
pemikiran Abduh, sebagaimana diakuinya sendiri, yaitu ;
1)
Membebaskan
akal pikiran dari belenggu-belenggu taqlid
yang menghambat perkembangan pengethuan agama sebagaimana haknya salaf al-ummah (ulama sebelum abad
ke-3 hijriah), sebelum timbulnya perpecahan yakni memahami langsung dari sumber
pokoknya, Al-Qur’an.
2)
Memperbaiki
gaya bahasa Arab, baik yang digunakan dalam percakapan resmi di kantor-kantor
pemerintah maupun dalam tulisan di media massa.
Atas dasar kedua fokus pikirannya
itu, Muhammda Abduh memberikan peranan yang sangat besar pada akal. Begitu
besarnya peranan yang diberikn olehnya sehingga Harun Nausution menyimpulkan
bahwa Muhammad Abduh memberi kekuatan yang lebih tinggi kepada akal kepada
Mu’tazilah.
b.
Kebebasan
Manusia dan Fatalisme
Bagi Abduh, di samping mempunyai
daya pikir, manusia juga mempunyai kebebasan memilih, yang merupakan sifat
dasar alami yang ada dalam diri manusia.
c.
Sifat-sifat
Tuhan
Dalam Risalah, ia menyebut sifat-sifat Tuhan. Adapun mengenai masalah
apakah sifat itu termasukesensi Tuhan atau yang lain ? ia menjelaskan bahwa hal
itu terletak di luar kemampuan manusia.
d.
Kehendak
Mutlak Tuhan
Karena yakin
akan kebebasan dan kemampuan manusia, Abduh melihat bahwa Tuhan tidak bersifat
mutlak. Tuhan telah membatasi kehendak mutlak-Nya dengan memberi kebebasan dan
kesanggupan kepada manusia dalam mewujudkan perruatan-perbuatannya. Kehendak
mutlak Tuhan pun dibatasi oleh sunatullahsecara
umum.
e.
Keadilan
Tuhan
Karena memberikan daya besar kepada
akal dan kebebasan manusia, Abduh mempunyai kecendrungan untuk memahami dan
meninjau alam ini bukan hanya dari segi kehendak mutlak Tuhan, tetapi juga dari
segi padangan dan kepentingan manusia.
f.
Antromorfisme
Karena Tuhan
termasuk dalam alam rohani, rasio tidak dapat menerima faham bahwa Tuhan
mempunyai sifat-sifat jasmani. Abduhberpendapat bahwa tidak mungkin esensi dan
sifat-sifat Tuhan mengambil bentuk tubuh atau roh atau makhluk di alam ini.
g.
Melihat
Tuhan
Muhammad
Abduh tidak menjelaskan pendapatnya apakah Tuhan yang bersifat rohani itu dapat
dilihat oleh manusia dengan mata kepalanya di hari perhitungan kelak ? ia hanya
menyebutkan bahwa orang yang percaya pada tanzih(keyakinan bahwa tidak ada satu pun dari makhluk yang
menyerupai Tuhan)sepakat mengatakan bahwa Tuhan tak dapat digambarkan ataupun
dijelaskan dengan kata-kata.
h.
Perbuatan
Tuhan
Karena
berpendapat bahwa ada perbuatan Tuhan yang wajib, Abduh sefaham dengan
Mu’tazilah ia berpendapat wajib bagi Tuhan untuk
berbuat yang terbaik bagi manusia.
b. Sayyid Ahmad Khan
1. Riwayat Singkat Sayyid Ahmad Khan
Sayyid
Ahmad Khan lahir di Delhi pada tahun 1817. Menurut suatu keterangan, ia berasal
dari keturunan Husien, cucu nabi Muhammad SAW. Melalui Fatimah dan Ali. Semasa
Delhi inilah ia mulai mengarang. Karya pertamanya adalah Asar As-Sanadia.Pada tahun 1855, ia
pindah ke Bijnore. Di tempat ini dia tetap mengarang buku-buku penting islam di
India.
2. Pemikiran
kalam Sayyid Ahmad Khan
Keyakinan
kekuatan dan kebebasan akal menjadikan Khan percaya bahwa manusia bebas untuk
menentukan kehendak dan melakukan perbuatannya. Ini berarti bahwa ia mempunyai
faham yag sama dengan faham Qadariyah.Menurutnya
manusia telah di anugerahi Tuhan berbagai macam daya, diantaranya adalah daya
berfikir berupa akal, dan daya fisik untuk merealisasikan kehendaknya. Karena
kuatnya kepercyaan terhadap hukum alam dan kerasnya mempertahankan konsep hukum
alam, ia menganggap kafir oleh sebagian umat islam. Sejalan dengan faham Qadariyahyang dianutnya, ia menentang
keras faham taklid.Gaung
peradaban klasik masih melenakan mereka sehingga tidak menyadari bahwa
peradaban baru telah timbul di Barat. Peradaban baru ini timbul dengan berdasar
pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilah penyebab utama bagi kemajuan dan
kekuatan orang Barat. Sebagai konsekuensi dari penolakannya terhadap taklid,Khan memandang perlu
diadakannya ijtihat-ijtihat baru untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran-ajaran
Islam dengan situasi dan kondisi masyarakat yang senantiasa mengalami
perubahan.
Dapatdisimpulkanpemikiran-pemikirankalamSayyid
Ahmad Khan, antara lain:
1.
Kedudukan
Akal
Akal bukanlahsegalanyadankekuatanakal pun
terbatas.
2.
KebebasanManusia
Manusiabebasuntukmenentukankehendakdanmelakukanperbuatan.
3.
Sayyid Ahmad
Khan menolakadanyataklidpercayaadanyahukumalam.
c. Muhammad
Iqbal
1. Riwayat
Singkat Muhammad Iqbal
Muhammad Iqballahir di Sialkot
padatahun 1873.IaberasaldarikeluargakastaBrahmanaKhasmir.
AyahnyabernamaNur Muhammad yang terkenalsaleh.
2. Pemikiran
Kalam Muhammad Iqbal
Di bandingkan sebagai teolog,
Muhammad Iqbal sesungguhnya lebih terkenal sebagai seorang filosof
eksistensialis. Sebagai seorang pembaharu, Iqbal menyadari perlunyaumat islam
untuk melakukan pembaharuan agar keluar dari kemundurannya. Kemunduran
umat Islam, katanya, disebabkan kebekuan umat Islam dalam pemikiran dan di
tutupnya pintu ijtihad. Mereka,
seperti kaum konservatif, menolak kebiasaan berpikir rasional kaum Mu’tazilahkarena hal tersebut
dianggapnya membawa disintregasi umat Islam dan membahayakan kestabilan
politik mereka.
Hal inilah yang dianggapnya sebagai
penyimpangan dari semangat Islam, semangat dinamis dan kreatif. Islam dalam
pandangan Iqbal menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam bersifat statis.
Islam, katanya, mempertahankan konsep dinamis dan mengakui adanya gerak
perubahan dalam kehidupan sosial manusia. Menurut Iqbal, peralihan kekuasaan
ijtihad individu yang mewakili mazhab ertentu kepada lembaga legislatif Islam
adalah satu-satunya bentuk yang paling tepat untuk menggerakkan spirit dalam
sistem hukum Islam yang selama ini hilang dari umat Islam dan menyerukan kepada
kaum muslimin agar menerima dan mengembangkan lebih lanjut hasil-hasil
realisasi tersebut.
a)
Hakikat Teologi
Secara umum ia melihat teologi
sebagai illmu yang berdemensi keimanan, mendasarkan pada esensi tauhid
(universal dan inklusivistik). Teologi As’ariyah, umpamanya, menggunakan cara
dan pola pikir ortodoksi Islam. Mu’tazilah sebaliknya, terlalu jauh bersandar
pada akal, yng akibatnya mereka tidak menyadari bahwa dalam wilayah pengetahuan
agama, pemisahan antara pemikirsn keagamaan dari pengalaman konglrit merupakan
satu kesalah besar.
b)
Pembuktian Tuhan
Dalam membuktikan eksistensi Tuhan,
Iqbal menolak argument kosmologismaupun
ontologis. ia juga
menolak argumen teleologisyang
berusaha membuktikan eksistensi Tuhan yang mengatur ciptaan-Nya dari sebelah
luar.
c)
Jati Diri Manusia
Manusia hidup untuk mengatahui
kepribadiaanya serta menguatkan dan mengembangkan bakat-bakatnya bukan
sebaliknya, yakni melemahkan diri sendiri dan gerak adalah perubahan.
d)
Dosa
Iqbal secara tegas menyatakan dalam
seluruh kuliahnya bahwa Al-Qur’an menampilkan ajaran tentang kebebasan egomanusia yang bersifat kreatif.
Kewajiban manusia adalah membenarkan adanya kepercayaan ini. Namun, pengakuan
terhadap kemandirian(manusia) itu melibatkan pengakuan terhadap semua ketidak
sempurnaan yang timbul dari keterbatasan kemandirian itu.
e)
Surga dan Neraka
Surga dan neraka kata Iqbal adalah
keadaan, bukan tempat. Gambaran-gambaran tentang keduanya di dalam Al-Qur’an
adalah penampilan-penampilan kenyataan batin secara visual, yaitu sifatnya.
KESIMPULAN
Dalam
peradaban Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW terjadi berbagai macam paham
dalam ajaran Islam di mana umat Islam terpecah-pecah dan pemikir kalam yang
bermacam-macam dalam berpaham ajaran Agama Islam. Di antaranya pemikiran kalam
yang terkenal pada masa sekarang adalah :
1. Syehk Muhammad Abduh
2.
Sayyid Ahmad
Khan
3.
Muhammad
Iqbal
Dari ketiga
tokoh ulama ini kita dapat mengambil pelajaran di mana para ulama tersebut rela
berkorban dalam menyebarluaskan pemikiran-pemikirannya di dunia Islam yang mana
umat Islam pada masa hidup para ulama ini sampai sekarang sudah lalai dengan
kenikmatan dunia. Oleh sebab itu ketiga tokoh ulama ini mengajak umat Islam
untuk kembali pada ajaran Islam yang sebenarnya.
Pemikiran
kalam ulama modern ini muncul karena pada masa itu umat islam digambarkan
sebagai masyarakat yang beku , kaku, menutup rpat-rapat pintu ijtihad dan
mengabaikan peranan akal dalam memahami syari’at Allah. Karenamerekatelahmerasacukupdenganhasilkaryaparapendahulunya yang
jugahidupdalammasakebekuanakal (jumud) sertaberdasarkankhurafat-khurafat.Adapunpemikirankalamulama
modern disinidiantaranya:
1)
Muhammad
Abduh
Muhammad
Abduhmemberikanperanan yang sangatbesarkepadaakal.Begitubesarnyaperanan yang
diberikanolehnyasehinggaHarunNasutionmenyimpulkanbahwa Muhammad Abduh member
kekuatan yang
lebihtinggikepadaakaldaripadaMu’tazilah.SedangkanwahyubagiAbduhberfungsisebagaikonfirmasi,
yaituuntukmenguatkandanmenyempurnakanpengetahuanakaldaninformasi.
2)
Sayyid Ahmad
Khan
Sayyid Ahmad Khan
jugamempunyaikesamaanpemikirandengan Muhammad Abduhterutamatentangakal yang
mendapatpenghargaantinggidalampandangannya.Meskipundemikiansebagaipenganutajaran
Islam yang taatdanpercayaakankebenaranwahyu,
iaberpendapatbahwaakalbukanlahsegalnyadankekuatanakal pun terbatas.
Iamenentangkerasterhadapfahamtaklid. Sebagaikonsekuensinya,
iamemandangperludiadakannyaijtihad-ijtihadbaruuntukmenyesuaikanpelaksanaanajaran-ajaran
Islam dengansituasidankondisimasyarakat yang senantiasamengalamiperubahan.
3)
Muhammad
Iqbal
IjtihaddalamperspektifIqbaldisebutsebagaiprinsipgerakdalamstruktur
Islam.Menurutnya, untukmengembalikansemangatdinamika Islam
danmembuangkekakuansertakejumudanhukum
Islam.Ijtihadharusdialihkanmenjadiijtihadkolektif.Dan
menyerukankepadakaummuslimin agar
menerimadanmengembangkanlebihlanjuthasil-hasilrealismetersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Rosihon, Abdul Rozaq. 2006. Ilmu Kalam, Bndung: CV Pustaka Mulia.
Rozak,M.Ag,
Drs Abdul dan Anwar,M.Ag, Drs. Rosihon. 2006. Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia.
F Hasan,
Abdillah. 2004. Tokoh-Tokoh Mashur Dunia Islam, Surabaya: Jawara.
Ahmad,
Drs.H.Muhammad. 1997. Tauhid Ilmu Kalam,
Bandung: Pustaka Setia.
Ahmad,
Jamil. 2003. Seratus Muslim Terkemuka,
Jakarta: Pustaka Firdaus.
http://ainin-ushri.blogspot.com/2009/07/tokoh ilmu
kalam.html.
Rosihon
Anwar, dan Drs Abdul Rozak, 2003, Ilmu Kalam, Bandung:Pustaka Setia.
Nurcholis
Madjid, 1997, Kaki Langit Peradaban Islam, Paramadina:Jakarta.
KH.
Sirajudin Abbas, 1978, I’tiqad Ahlussunah Wal Jama’ah, Jakarta:Pustaka Tarbiyah.
Harun
Nasution, 1983, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI
Press:Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Harun_Nasution
http://id.wikipedia.org/wiki/Ismail_Raji_Al-Faruqi#Masa_muda
http://id.wikipedia.org/wiki/HM Rasjidi.